Makam Raja-Raja Tallo Makassar adalah kompleks makam Raja-Raja Sulawesi Selatan yang mengesankan karena keunikan bentuk makam, dan lingkungan yang hijau teduh. Adalah karena menyetujui anjuran supir yang membawa saya sampai ke tempat dimana makam ini berada.
Meskipun kecerdasan dan kapasitas ingatan manusia tak ada batasnya, namun tidak mungkin orang memiliki pengetahuan tentang semua hal. Di situ fungsi kata mengapa, dimana, apa, bagaimana atau mimik wajah. Begitulah info tentang Makam Raja-Raja Tallo Makassar ini didapat.
Beberapa orang lebih suka menutup mulutnya untuk tidak bertanya dan menjelajahi sendiri tempat-tempat yang baru. Mungkin dengan cara itu mereka membutuhkan waktu lebih lama dan usaha lebih banyak, namun di sana ada kepuasan dan pengalaman tak terlupakan sesudahnya, dan bisa menemukan jalur dan hal baru di perjalanan. Ini adalah pilihan.
Tengara Makam Raja-Raja Tallo Makassar yang dibawahnya ditulis beberapa nama-nama raja atau keluarga raja yang makamnya masih bisa dikenali, yaitu: Sultan Mudafar (Imanginyarrang Dg Makkiyo, Raja Tallo VII, 1598 - 1641), Sawerannu (istri Raja Tallo VII), Sultan Abd. Kadir (Mallawakkang Dg Matinri, Raja Tallo IX), Sultan Syaifuddin (Imakkasumang Dg Mangurangi, Raja Tallo XII, 1770 - 1778), Sultana Sitti Saleha (Madulung, Raja Tallo XIII), Sultan Muh Zainal Abidin (La Oddang Riu Dg Mengeppe, Raja Tallo XV, Raja Gowa XXX), Yandulu (Krg Sinrijala), Pakanna (Raja Sanrobone XI), Sultana Sitti Aisyah (Mangati Dg Kenna), I Malawakkang Dg Sisila (Abd Kadir), Abdullah Bin Abd Gaffar (Duta Bima di Tallo), >Linta Dg Tasangnging (Krg Bonto Sunggua Tumabicara Butta Gowa), Abdullah Daeng Riboko, Arif Krg Labbakang, Imanuntungi Dg Mattola, Karaeng Parang-Parang (Krg Bainea Ri Tallo), Saribulang (Krg Campagana Tallo), Mang Towayya, Sinta (Karaeng Samanggi), Karaenta Yabang Dg Talomo (Krg Campagaya Krg Bainea Ri Tallo), Karaeng Mangarabombang (Krg Bainea Ritallo).
Kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar dibangun abad ke-17, dan dipergunakan sebagai makam penguasa Tallo sampai abad ke-19. Adalah Tunatengkalopi, Raja Gowa VI (1445-1460), yang membagi Gowa menjadi dua kerajaan, Tallo dan Gowa. Ia membentuk persekutuan dan menjadi kekuatan dominan di kawasan ini, sampai pasukan Belanda dibawah Speelman mengakhiri dominasi Gowa, dengan dibantu La Tenri Tatta Arung Palakka dari Bone.
Pemandangan di dalam kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar terlihat hijau asri, di bawah naungan pohon-pohon tua berukuran besar yang rindang daunnya mampu meneduhkan pengunjung dari ganasnya matahari. Sebuah dangau kecil di bawah pohon merupakan tempat nyaman untuk perhentian barang sejenak. Di bagian kanan depan terdapat beberapa makam yang bentuknya belum terlalu istimewa berjejer di samping jalanan kompleks yang disemen dengan rapi.
Di bagian depan tengah kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar ada kubur unik dengan dasar tumpukan batu setinggi enam lapis. Kijingnya bertingkat dengan badan berlekuk-lekuk seperti lubang dakon namun ditata tegak pada dinding batunya. Di latar belakang kiri adalah kubur dengan bentuk menyerupai kubah yang bagian atasnya melengkung ke dalam.
Cukup banyak bangunan kubur di kompleks makam ini yang bentuknya sangat unik dan baru pertama kali saya lihat. Beragam bentuk makam khas mengesankan bisa dijumpai di sini. Ada yang terbuat dari susunan batu yang dasarnya berbentuk segi empat, dan diatasnya terdapat lagi susunan batu berlekuk seperti peti mati bertingkat dua.
Agaka jauh di kanan belakang area makam terdapat rumah panggung yang tampaknya juga bisa digunakan sebagai tempat beristirahat, setelah berkeliling di dalam kompleks makam yang cukup luas ini. Saat itu ada petugas kebersihan yang tengah melaksanakan tugasnya dengan menyapu bersih semua sampah dedaunan yang jatuh dari pohon. Mereka lah yang membuat kompleks makam menjadi tempat yang asri, sejuk, bersih dan nyaman. Suatu penghormatan bagi para mendiang yang dimakamkan di sini.
Makam yang tampak di sisi sebelah kiri, yang merupakan makam Sultan Abd. Kadir (Mallawakkang Dg Matinri, Raja Tallo IX), tampaknya merupakan makam paling tinggi diantara makam yang ada di dalam kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar. Sayangnya, diantara sekitar 78 kuburan di Makam Raja-Raja Tallo ini, hanya 20 yang bisa dikenali.
Sebagian besar kubur di tempat wisata jiwa ini terbuat dari batu, dan sebagian kecil lainnya dari susunan batu bata merah yang tampaknya ada pengaruh budaya Hindu Majapahit. Sedikitnya ada tiga makam berkubah di makam yang bersih dan sangat terawat ini. Bentuk makam kubah seperti ini juga ditemukan juga di daerah Timor dan Tidore. Ada ornamen di sebuah makam yang benar-benar sangat memikat, menunjukkan keagungan pemilik makam, dan ketinggian citarasa pembuatnya.
Berjalan di sekitar kompleks makam yang teduh dan tenang, mengagumi bentuk dan ornamen makam, memberi kedamaian pikir dan rasa, sementara sang jiwa bertualang ke alam keabadian dibalik tabir kekinian. Suasana yang jauh dari keramaian kota, lingkungannya yang asri, bersih dan terawat, dengan bentuk ragam bangunan makam yang sangat unik dan mengesankan, membuat Makam Raja-Raja Tallo Makassar ini sangat layak untuk menjadi tempat wisata sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.
Meskipun kecerdasan dan kapasitas ingatan manusia tak ada batasnya, namun tidak mungkin orang memiliki pengetahuan tentang semua hal. Di situ fungsi kata mengapa, dimana, apa, bagaimana atau mimik wajah. Begitulah info tentang Makam Raja-Raja Tallo Makassar ini didapat.
Beberapa orang lebih suka menutup mulutnya untuk tidak bertanya dan menjelajahi sendiri tempat-tempat yang baru. Mungkin dengan cara itu mereka membutuhkan waktu lebih lama dan usaha lebih banyak, namun di sana ada kepuasan dan pengalaman tak terlupakan sesudahnya, dan bisa menemukan jalur dan hal baru di perjalanan. Ini adalah pilihan.
Tengara Makam Raja-Raja Tallo Makassar yang dibawahnya ditulis beberapa nama-nama raja atau keluarga raja yang makamnya masih bisa dikenali, yaitu: Sultan Mudafar (Imanginyarrang Dg Makkiyo, Raja Tallo VII, 1598 - 1641), Sawerannu (istri Raja Tallo VII), Sultan Abd. Kadir (Mallawakkang Dg Matinri, Raja Tallo IX), Sultan Syaifuddin (Imakkasumang Dg Mangurangi, Raja Tallo XII, 1770 - 1778), Sultana Sitti Saleha (Madulung, Raja Tallo XIII), Sultan Muh Zainal Abidin (La Oddang Riu Dg Mengeppe, Raja Tallo XV, Raja Gowa XXX), Yandulu (Krg Sinrijala), Pakanna (Raja Sanrobone XI), Sultana Sitti Aisyah (Mangati Dg Kenna), I Malawakkang Dg Sisila (Abd Kadir), Abdullah Bin Abd Gaffar (Duta Bima di Tallo), >Linta Dg Tasangnging (Krg Bonto Sunggua Tumabicara Butta Gowa), Abdullah Daeng Riboko, Arif Krg Labbakang, Imanuntungi Dg Mattola, Karaeng Parang-Parang (Krg Bainea Ri Tallo), Saribulang (Krg Campagana Tallo), Mang Towayya, Sinta (Karaeng Samanggi), Karaenta Yabang Dg Talomo (Krg Campagaya Krg Bainea Ri Tallo), Karaeng Mangarabombang (Krg Bainea Ritallo).
Kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar dibangun abad ke-17, dan dipergunakan sebagai makam penguasa Tallo sampai abad ke-19. Adalah Tunatengkalopi, Raja Gowa VI (1445-1460), yang membagi Gowa menjadi dua kerajaan, Tallo dan Gowa. Ia membentuk persekutuan dan menjadi kekuatan dominan di kawasan ini, sampai pasukan Belanda dibawah Speelman mengakhiri dominasi Gowa, dengan dibantu La Tenri Tatta Arung Palakka dari Bone.
Pemandangan di dalam kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar terlihat hijau asri, di bawah naungan pohon-pohon tua berukuran besar yang rindang daunnya mampu meneduhkan pengunjung dari ganasnya matahari. Sebuah dangau kecil di bawah pohon merupakan tempat nyaman untuk perhentian barang sejenak. Di bagian kanan depan terdapat beberapa makam yang bentuknya belum terlalu istimewa berjejer di samping jalanan kompleks yang disemen dengan rapi.
Di bagian depan tengah kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar ada kubur unik dengan dasar tumpukan batu setinggi enam lapis. Kijingnya bertingkat dengan badan berlekuk-lekuk seperti lubang dakon namun ditata tegak pada dinding batunya. Di latar belakang kiri adalah kubur dengan bentuk menyerupai kubah yang bagian atasnya melengkung ke dalam.
Cukup banyak bangunan kubur di kompleks makam ini yang bentuknya sangat unik dan baru pertama kali saya lihat. Beragam bentuk makam khas mengesankan bisa dijumpai di sini. Ada yang terbuat dari susunan batu yang dasarnya berbentuk segi empat, dan diatasnya terdapat lagi susunan batu berlekuk seperti peti mati bertingkat dua.
Agaka jauh di kanan belakang area makam terdapat rumah panggung yang tampaknya juga bisa digunakan sebagai tempat beristirahat, setelah berkeliling di dalam kompleks makam yang cukup luas ini. Saat itu ada petugas kebersihan yang tengah melaksanakan tugasnya dengan menyapu bersih semua sampah dedaunan yang jatuh dari pohon. Mereka lah yang membuat kompleks makam menjadi tempat yang asri, sejuk, bersih dan nyaman. Suatu penghormatan bagi para mendiang yang dimakamkan di sini.
Makam yang tampak di sisi sebelah kiri, yang merupakan makam Sultan Abd. Kadir (Mallawakkang Dg Matinri, Raja Tallo IX), tampaknya merupakan makam paling tinggi diantara makam yang ada di dalam kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar. Sayangnya, diantara sekitar 78 kuburan di Makam Raja-Raja Tallo ini, hanya 20 yang bisa dikenali.
Sebagian besar kubur di tempat wisata jiwa ini terbuat dari batu, dan sebagian kecil lainnya dari susunan batu bata merah yang tampaknya ada pengaruh budaya Hindu Majapahit. Sedikitnya ada tiga makam berkubah di makam yang bersih dan sangat terawat ini. Bentuk makam kubah seperti ini juga ditemukan juga di daerah Timor dan Tidore. Ada ornamen di sebuah makam yang benar-benar sangat memikat, menunjukkan keagungan pemilik makam, dan ketinggian citarasa pembuatnya.
Berjalan di sekitar kompleks makam yang teduh dan tenang, mengagumi bentuk dan ornamen makam, memberi kedamaian pikir dan rasa, sementara sang jiwa bertualang ke alam keabadian dibalik tabir kekinian. Suasana yang jauh dari keramaian kota, lingkungannya yang asri, bersih dan terawat, dengan bentuk ragam bangunan makam yang sangat unik dan mengesankan, membuat Makam Raja-Raja Tallo Makassar ini sangat layak untuk menjadi tempat wisata sejarah dan budaya Sulawesi Selatan.
Makam Raja-Raja Tallo Makassar
Alamat: Desa Tallo, sekitar 7 km sebelah utara Kota Makassar. Lokasi GPS: -5.1029691, 119.4450786, Waze. Jam buka sepanjang waktu. Harga tiket masuk gratis, siapkan sumbangan serelanya kepada petugas. Hotel di Makassar, Tempat Wisata di Makassar, Peta Wisata Makassar.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.