Anda bisa berbagi catatan perjalanan dan membantu memajukan wisata Makassar dengan menulis Travelog tentang tempat-tempat wisata yang telah anda kunjungi.
Travelog Tempat Wisata di Makassar
Desa Lakkang
Pulau Lakkang, Kecamatan Tallo, dengan peninggalan bunker Jepang semasa Perang Dunia IIMakam Pangeran Diponegoro
Jl Diponegoro, 4 km sebelah utara pusat kota, yang merupakan makam Pangeran Diponegoro, isteri, anak, cucu, cicit, dan pengikutnyaMakam Raja-Raja Tallo
Desa Tallo, Kecamatan Tallo, 6 km sebelah utara pusat kota, merupakan kompleks makam kuno yang sangat unik dan indahPantai Losari
Jl. Penghibur, di pesisir Barat kota dengan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah; ada anjungan dan dermaga menuju ke Pulau Lae-LaePulau Lae-Lae
Berjarak hanya 2 km dari Pantai Losari Makassar, dengan bangunan penghalang gelombang yang memanjang dari Utara – SelatanPulau Samalona
Berjarak 7 km dari kota Makassar, ditempuh menggunakan sewa kapal motor Rp. 300.000 pp; dengan pantai berpasir putih, tempat pemancingan, dan lokasi untuk berenang.Senja di Dermaga Kayu Fort Rotterdam
Letaknya berada persis di seberang Fort Rotterdam. Pada sore hari banyak penjual makanan dan kelapa mudaTempat Wisata di Makassar lainnya
Benteng Somba OpuJl. Daeng Tata, 25 km dari pusat kota, yang menurut William Wallace, merupakan benteng terkuat yang pernah dibangun di Nusantara.
Fort Rotterdam
Jl. Ujung Pandang No. 1, hanya beberapa menit dari anjungan Pantai Losari, merupakan benteng peninggalan Belanda, dan tempat pengasingan Pangeran Diponegoro.
Gereja Katedral
Jl Kajaolalido, di sisi barat Lapangan Karebosi, yang merupakan gereja tertua di Makassar, mulai dibangun pada 1898, dan selesai pada 1900.
Kelenteng Chu Su Kong
Jl Lombok No. 32, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, yang dibangun untuk menghormati tokoh masyarakat yang dianggap berjasa di bidang kesehatan.
Kelenteng Ibu Agung Bahari
Jl Sulawesi, sebelumnya bernama Thian Hoo Kiang yang berarti Istana Ratu Langit, dibangun pada 1736 oleh Ong Giap, kelenteng tertua di Makassar.
Kelenteng Kwan Kong
Jl Sulawesi 172, Makassar, yang sedari awal merupakan kelenteng Suku Kang Tong dibangun pada 1810. Pada 1875, kelenteng ini direnovasi menjadi gedung berlantai dua.
Kelenteng Siang Ma
Jl Sulawesi 112, Makassar, yang merupakan kelenteng terbesar di Kota Makassar, dibangun pada 1860.
Masjid Raya Makassar
Jl. Bulusaraung, yang diresmikan pada 25 Mei 1949. Pada 1957 Presiden Soekarno melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid ini.
Monumen Korban 40.000 Jiwa
Jl Langgau, Makassar, 4 km sebelah utara pusat kota, dibangun untuk mengenang pembantaian 40.000 orang rakyat Sulawesi Selatan oleh pasukan khusus Belanda yang dipimpin Westerling pada 1946-1947.
Monumen Mandala
Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, dibangun pada 1994, setinggi 75 m, dengan relief dan diorama perjuangan pembebasan Irian Barat. Pengunjung juga dapat menyaksikan Kota Makassar dari dek pengamatan.
Museum Kota Makassar
Jl Balaikota, yang menyimpan 560 koleksi benda bersejarah yang menggambarkan perjalanan Kota Makassar dari masa ke masa.
Pantai Akkarena
Jl. Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar, 3 km dari pusat kota, dengan dermaga laut sepanjang 150 m, lebar 5 m, tersedia berbagai fasilitas, dan keindahan panorama matahari terbenam.
Pulau Barrang Caddi
Sekitar 11 km dari Makassar, ditempuh menggunakan transportasi reguler dari Makassar dengan biaya Rp. 6.000 sekali jalan; ada instalasi listrik, penyulingan air laut, dermaga, tempat pembuatan perahu tradisional.
Pulau Barrang Lompo
Sekitar 13 km dari Makassar, ditempuh menggunakan transportasi reguler dengan biaya Rp. 6.000 sekali jalan; ada makam-makam tua dari abad ke-XIX, kios cindera mata dari kerang laut.
Pulau Bonetambung
Berjarak 18 km dari Makassar, ditempuh menggunakan perahu sewaan dengan biaya Rp. 600.000 pp; dengan pemandangan terumbu karang yang sebagian masih baik.
Pulau Kayangan
Ditempuh dalam waktu tempuh 15 menit dari Dermaga Kayangan, dengan biaya Rp. 20.000 pp. Kapal tersedia setiap 20 menit, ada penginapan, panggung hiburan, restoran, tempat bermain anak, sarana olah raga, tempat memancing dan kolam renang.
Pulau Kodingareng Keke
Berjarak 14 km dari Makassar, ditempuh dengan perahu sewa sebesar Rp. 500.000 pp; ada bangunan peristirahatan semi permanen yang dikelola seorang warga negara Belanda; umumnya terumbu karangnya masih terjaga.
Pulau Kodingareng Lompo
Berjarak 15 km dari Makassar, ditempuh menggunakan transportasi regular dengan biaya Rp. 6.000 sekali jalan dengan kapal motor, atau sewa dengan biaya Rp.400.000 pp; ada listrik, dan panorama bawah air yang masih terjaga.
Pulau Lae-Lae Kecil
Berjarak 1,6 km dari kota Makassar, berada diantara Pulau Lae-lae dan Pulau Kayangan, ditempuh menggunakan transportasi reguler dengan biaya Rp. 7.500 sekali jalan; ada tempat pemancingan, dan tempat berenang.
Pulau Lanjukang
Merupakan pulau terluar, berjarak 40 km dari kota Makassar, ditempuh dengan perahu sewaan yang bisa memuat 10 penumpang dengan sewa sekitar Rp. 1.OOO.OOO pp. Ada pondok wisata, mercu suar, snorkeling.
Pulau Langkai
Berjarak 36 km dari kota Makassar, ditempuh menggunakan perahu sewaan dengan biaya Rp. 750.000 pp; melihat kehidupan nelayan, dan cara mereka membuat perahu serta merawat perahu.
Pulau Lumu-lumu
Berjarak 28 km dari kota Makassar, ditempuh menggunakan perahu sewaan dengan biaya Rp. 600.000 pp; dikeliling terumbu karang dengan kedalaman kurang dari 1 m, dan sebagian besar menjadi daratan saat air surut.
Vihara Girinaga
Jalan Gunung Salahutu II yang merupakan vihara Buddha yang tertua dan terbesar di Kota Makassar yang dibangun pada 1960 dengan nama Sam Kaum Bio.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.