Lokasi Masjid Madureksan Kudus berada di sudut area parkir kendaraan pengunjung Makam Sunan Kudus, berjarak sekitar 150 meter dengan melewati Jl Madurekso ke arah timur, atau pun Jl Menara arah ke selatan lalu ke timur. Keistimewaan masjid sederhana ini adalah karena konon dibangun kanjeng Sunan Kudus sebelum beliau mendirikan Masjid Menara.
Jika saja bukan karena diberitahu Kasmudi (Budi Rentcar 0858 6572 5176) tentang keberadaan masjid ini saat sudah berada di kendaraan, tampaknya kami akan melewatinya. Begitulah, meskipun kendaraan sudah sempat mengarah ke tempat tujuan lain, namun saya meminta Kasmudi balik arah untuk kembali ke area parkiran dimana Masjid Madureksan Kudus berada.
Di tempat parkir yang tak begitu luas itu terdapat pohon besar rimbun serta beberapa pohon lain yang menaungi hampir separuh area. Lokasi masjid berada di pojok barat laut menghadap ke timur, sedikit serong ke arah tenggara. Jarak dari pinggir jalan besar (Jalan Sunan Kudus) ke halaman masjid sekitar 20 meteran.
Tampak muka bangunan yang sangat sederhana, meski genting pada atap teras dan atap utamanya cukup baik, dan ada mustaka di puncaknya. Tembok dan kisi besinya, yang tentu dibuat belakangan, terlihat sangat biasa.
Mungkin akan lebih elok jika temboknya dibuat gaya Majapahitan dan dengan gapura candi bentar atau paduraksa. Masjid Madureksan Kudus dibangun pada 1520 M, sedangkan Masjid Menara dibangun pada 956 H atau 1549 M, dan Menara Kudus baru berdiri pada 1609 Saka atau 1685 M.
Dengan demikian masjid ini memang lebih tua dibanding kedua bangunan lain warisan sang sunan itu. Hanya saja setelah masjid direnovasi pada sekitar tahun 1998, ciri bangunan aslinya ada yang berubah. Meskipun secara artistik dan visual tidak ada yang menarik pada bangunan masjid ini, namun nilai sejarah sering melampaui itu semua.
Saya sempat mengambil foto sebagian dari lembar salinan tulisan yang dimuat Majalah Triwulanan Gema Semarak, asuhan bagian Humas Pemkab Kudus, yang diterbitkan pada Juni 2002. Kertas yang ditempel pada dinding masjid itu memberi informasi bermanfaat bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang bangunan peninggalan ini.
Ruang utama Masjid Madureksan Kudus boleh dikatakan juga sangat sederhana dan tanpa ornamen berarti. Ruang imam berbentuk lengkung polos dengan kipas angin di atas, mungkin hawanya panas lantaran rendah langit-langitnya. Tidak terlihat ada sentuhan seni pada dalaman ruangan ini.
Meskipun kabarnya panitia renovasi menyadari perlunya mempertahankan arsitekur masjid lama, namun faktor keterbatasan biaya tampaknya menjadi kendala sehingga bentuk akhirnya tak begitu mengesankan. Perhatian pada benda cagar budaya semacam ini kadang memang memprihatinkan.
Sebuah poster memuat deretan dokumentasi foto, dengan keterangan gambar yang sebagian besar sudah pudar dan nyaris tak bisa dibaca lagi. Foto dokumentasi ini setidaknya sudah berusia 18 tahun, dan mungkin karena berada di ruang terbuka sehingga gambar dan tulisannya lebih cepat pudar.
Kolom foto paling kiri dari atas ke bawah tampaknya adalah dokumentasi foto kondisi Masjid Madureksan Kudus sebelum dilakukan renovasi. Kolom tengah atas adalah dokumentasi upacara doa rasul yang dilakukan oleh beberapa tokoh ulama pada waktu menjelang pencangkulan. Kolom kanan adalah dokumentasi pencangkulan, atau dimulainya renovasi masjid.
Disebutkan ada nama pemuka agama di Kudus keturunan Tionghoa bernama Tee Ling Sing, oleh lidah setempat berubah sebutan menjadi Kiai Telingsing, yang dulu konon sering memanfaatkan masjid ini. Selain untuk kegiatan berdakwah, salah satu guru Sunan Kudus itu sering memakai masjid untuk berembug dengan para tokoh lain dan mengatur siasat perang.
Dalam sebuah perdebatan panas, Kiai Tee Ling Sing bertindak menjadi penengah dan berucap "Yen kowe pada padu, kowe ugo bisa ngrekso" (jika kalian bertengkar, kalian juga bisa menjaga). Konon ucapan itu yang kemudian dipakai sebagai nama masjid: padu+rekso menjadi madurekso. Semoga saja pada renovasi berikutnya masjid ini dibuat dengan lebih memikat.
Alamat Masjid Madureksan Kudus : Jl. Sunan Kudus, Kerjasan, Kota Kudus. Lokasi GPS : -6.8049846, 110.833227, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sembarang waktu. Harga tiket masuk gratis. Info Wisata Kudus: Hotel di Kudus, Hotel Murah di Kudus, Peta Wisata Kudus, Tempat Wisata di Kudus.
Jika saja bukan karena diberitahu Kasmudi (Budi Rentcar 0858 6572 5176) tentang keberadaan masjid ini saat sudah berada di kendaraan, tampaknya kami akan melewatinya. Begitulah, meskipun kendaraan sudah sempat mengarah ke tempat tujuan lain, namun saya meminta Kasmudi balik arah untuk kembali ke area parkiran dimana Masjid Madureksan Kudus berada.
Di tempat parkir yang tak begitu luas itu terdapat pohon besar rimbun serta beberapa pohon lain yang menaungi hampir separuh area. Lokasi masjid berada di pojok barat laut menghadap ke timur, sedikit serong ke arah tenggara. Jarak dari pinggir jalan besar (Jalan Sunan Kudus) ke halaman masjid sekitar 20 meteran.
Tampak muka bangunan yang sangat sederhana, meski genting pada atap teras dan atap utamanya cukup baik, dan ada mustaka di puncaknya. Tembok dan kisi besinya, yang tentu dibuat belakangan, terlihat sangat biasa.
Mungkin akan lebih elok jika temboknya dibuat gaya Majapahitan dan dengan gapura candi bentar atau paduraksa. Masjid Madureksan Kudus dibangun pada 1520 M, sedangkan Masjid Menara dibangun pada 956 H atau 1549 M, dan Menara Kudus baru berdiri pada 1609 Saka atau 1685 M.
Dengan demikian masjid ini memang lebih tua dibanding kedua bangunan lain warisan sang sunan itu. Hanya saja setelah masjid direnovasi pada sekitar tahun 1998, ciri bangunan aslinya ada yang berubah. Meskipun secara artistik dan visual tidak ada yang menarik pada bangunan masjid ini, namun nilai sejarah sering melampaui itu semua.
Saya sempat mengambil foto sebagian dari lembar salinan tulisan yang dimuat Majalah Triwulanan Gema Semarak, asuhan bagian Humas Pemkab Kudus, yang diterbitkan pada Juni 2002. Kertas yang ditempel pada dinding masjid itu memberi informasi bermanfaat bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang bangunan peninggalan ini.
Ruang utama Masjid Madureksan Kudus boleh dikatakan juga sangat sederhana dan tanpa ornamen berarti. Ruang imam berbentuk lengkung polos dengan kipas angin di atas, mungkin hawanya panas lantaran rendah langit-langitnya. Tidak terlihat ada sentuhan seni pada dalaman ruangan ini.
Meskipun kabarnya panitia renovasi menyadari perlunya mempertahankan arsitekur masjid lama, namun faktor keterbatasan biaya tampaknya menjadi kendala sehingga bentuk akhirnya tak begitu mengesankan. Perhatian pada benda cagar budaya semacam ini kadang memang memprihatinkan.
Sebuah poster memuat deretan dokumentasi foto, dengan keterangan gambar yang sebagian besar sudah pudar dan nyaris tak bisa dibaca lagi. Foto dokumentasi ini setidaknya sudah berusia 18 tahun, dan mungkin karena berada di ruang terbuka sehingga gambar dan tulisannya lebih cepat pudar.
Kolom foto paling kiri dari atas ke bawah tampaknya adalah dokumentasi foto kondisi Masjid Madureksan Kudus sebelum dilakukan renovasi. Kolom tengah atas adalah dokumentasi upacara doa rasul yang dilakukan oleh beberapa tokoh ulama pada waktu menjelang pencangkulan. Kolom kanan adalah dokumentasi pencangkulan, atau dimulainya renovasi masjid.
Disebutkan ada nama pemuka agama di Kudus keturunan Tionghoa bernama Tee Ling Sing, oleh lidah setempat berubah sebutan menjadi Kiai Telingsing, yang dulu konon sering memanfaatkan masjid ini. Selain untuk kegiatan berdakwah, salah satu guru Sunan Kudus itu sering memakai masjid untuk berembug dengan para tokoh lain dan mengatur siasat perang.
Dalam sebuah perdebatan panas, Kiai Tee Ling Sing bertindak menjadi penengah dan berucap "Yen kowe pada padu, kowe ugo bisa ngrekso" (jika kalian bertengkar, kalian juga bisa menjaga). Konon ucapan itu yang kemudian dipakai sebagai nama masjid: padu+rekso menjadi madurekso. Semoga saja pada renovasi berikutnya masjid ini dibuat dengan lebih memikat.
Alamat Masjid Madureksan Kudus : Jl. Sunan Kudus, Kerjasan, Kota Kudus. Lokasi GPS : -6.8049846, 110.833227, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sembarang waktu. Harga tiket masuk gratis. Info Wisata Kudus: Hotel di Kudus, Hotel Murah di Kudus, Peta Wisata Kudus, Tempat Wisata di Kudus.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.