Kebijakan merugikan. Sayang sekali jika Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ANRI yang pembuatannya menelan biaya 6 miliar itu kehilangan promosi gratis lantaran orang malas menulisnya. Orang di pelosok tanah air yang belum bisa datang pun tak bisa ikut melihatnya.
Secara keamanan, sepertinya tempat wisata sejarah ini tak memerlukan perlindungan terlampau ketat, sehingga perlu melarang pemotretan. Semoga saja kebijakan yang tak bijak itu sekarang sudah tak ada lagi. Bagaimanapun, obyek wisata ini sesungguhnya merupakan tempat menarik untuk dikunjungi.
Ruangan dimana Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ANRI berada menempati sayap kiri Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia yang lokasinya berada di Jl. Ampera Raya, No. 7, Jakarta Selatan. Lokasinya hanya sekitar 1,5 km dari perempatan dengan Jl Cilandak KKO dan JORR, berada di sebelah kiri Jalan Ampera Raya dengan parkir luas.
Rombongan yang ingin berkunjung sebaiknya mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada Kepala Bagian Humas Arsip Nasional Indonesia. Rombongan yang datang tanpa ijin mungkin bisa diterima, jika tidak bentrok dengan kunjungan lain, atau harus menunggu giliran. Pengunjung perorangan atau jumlah kecil bisa langsung datang ke tempat.
Presiden RI
Relief keenam Presiden RI yang terbuat dari perunggu, dipasanag di depan pintu masuk ruangan diorama, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Joko Widodo atau Jokowi belum lagi menjadi Presiden RI saat relief ini dibuat. Fasilitas ini diresmikan oleh SBY pada 31 Agustus 2009.Pintu masuk ke ruangan Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ANRI Jakarta ada di sebelah kanan. Di sebelah kiri dari tempat saya memotret saat itu adalah penerima tamu, dimana pengunjung mengisi buku tamu dan kesan sesudah kunjungan, dan harus rela menitipkan kameranya di sini. Tidak dipungut bayaran untuk masuk ke dalam ruangan diorama.
Di sebelah kanan ruang depan ada Tata Tertib Pengunjung, diantaranya tidak boleh memakai kaos oblong dan sandal jepit, serta dilarang memotret. Dilarang juga membawa tas (harus dititipkan di loker), tak boleh membawa makanan, minuman, dan merokok, serta sejumlah aturan wajib lainnya. Di sana ada pemandu yang mendampingi maksimal 15 orang pengunjung.
Katalog Digital
Di balik pintu masuk adalah Hall A, dimana pengunjung bisa melihat katalog digital Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ANRI yang berisi berbagai peristiwa sejarah dan profil tokoh-tokoh nasional. Seingat saya ada pula replika beberapa buah prasasti bersejarah terbuat dari batu yang dipajang di hall A ini.Di Hall B ditampilkan diorama dan panel sejak masa kejayaan kerajaan di Nusantara, yaitu jaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, sampai jaman Belanda, yang juga menampilkan beberapa tokoh perjuangan. Hall C menampilkan tokoh dan peristiwa semasa pergerakan nasional, dari tahun 1908 sampai 1928.
Hall D menampilkan peristiwa seputar proklamasi, Hall E peristiwa semasa revolusi fisik hingga sebelum G30S PKI. Hall F seputar G30S PKI, dan Hall G jaman reformasi 1998 s/d 2008, serta pakaian adat dan lagu daerah. Di Hall H bisa melihat film sejarah perjuangan bangsa sejak 1942 dan jaman reformasi.
Anda pasti akan terkesan ketika berkunjung ke Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ini. Penataan dan bahan diorama serta panelnya terkesan sangat mewah, ruangannya dingin, dan penataan cahayanya pun cukup baik. Semoga saja aturan-aturan yang tidak perlu itu sudah dicabut saat Anda berkunjung, atau gunakan kamera gadget.
Alamat Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa ANRI Jakarta berada di Gedung ANRI, Jl. Ampera Raya, No. 7, Jakarta Selatan. Telp 021-7805851 (ext. 111, 807). Email: info@anri.go.id. Lokasi GPS : -6.278668, 106.819727, Waze. Jam buka : Senin s/d Jumat 09.00 - 15.00. Sabtu dan Minggu 09.00 - 13.00, hari besar tutup. Harga tiket masuk : gratis. Nomor Telepon Penting, Hotel di Jakarta Selatan, Hotel Melati di Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta Selatan, Peta Wisata Jakarta, Rute Lengkap Jalur Busway TransJakarta, Tempat Wisata di Jakarta, Tempat Wisata di Jakarta Selatan.
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.