Ada deretan warung di sisi kanannya, namun kami masuk ke RM Bunda Mui Hyong yang tampak sudah tidak asing bagi bang Karna. Selain perut sudah lapar, hujan mulai turun dan sesaat setelah kami duduk air pun seperti ditumpahkan dari langit mengguyur bumi Belitung.
Saya menuruti saran bang Karna untuk mencoba Gangan, sebuah masakan berkuah khas Belitung yang katanya sangat lezat. Sayur kangkung dan cumi goreng kami pesan juga sebagai teman, serta tak lupa dua piring nasi putih. Sambil menunggu makanan datang, saya menikmati bunyi ribut bulir air hujan yang jatuh pada atap seng seraya melihat ke arah laut yang disaput kabut.
Menengok ke luar, beginilah pemandangan laut arah ke sebelah kiri rumah makan. Meja-meja dan bangku kayu sederhana diletakkan di luar bagi pengunjung yang ingin menikmati santap makan di tempat terbuka, ketika hujan tidak sedang jatuh seperti saat itu. Agak jauh di latar belakang sana adalah batu garuda yang lebih mirip bentuk Komodo di Pantai Tanjung Kelayang.
Agak di sebelah kiri terdapat dermaga kayu panjang yang menjorok ke laut cukup jauh. Suasana di dalam Rumah Makan Bunda Mui Hyong Belitung cukup nyaman, relatif sederhana namun bersih. Mudah-mudahan saja suatu ketika nanti suasana di tempat ini bisa seperti suasana makan di warung-warung seafood di Pantai Jimbaran yang lebih eksotis dan berselera.
Di atas meja makan terlihat bersih tanpa ada barang atau kudapan apa pun di atasnya. Ketika kami duduk baru perlengkapan makan diletakkan. Hanya pada bagian belakang dimana terdapat dapur dan tempat menyiapkan hidangan yang dindingnya tertutup. Sementara sebelah kiri kanan dan depan hanya ditutup dinding kayu setinggi pinggang.
Tidak perlu menunggu terlalu lama, hidangan telah tersaji di meja di depan kami, siap disantap untuk mengisi perut. Penyajiannya sederhana saja namun bersih dan hangat, membangkitkan selera makan, dan memang perut sudah tak sabar menunggu untuk diisi.
Gangan telah disendok ke dalam mangkuk lebih kecil bermerk yang biasa digunakan untuk wadah mie bakso, demikian juga telah disendok sayur kangkung yang tampak segar, serta cumi yang digoreng kering menggairahkan.
Gangan, disebut juga lempah kuning, kebanyakan berisi Ikan Ketarap yang kulit kepalanya konon sangat uenak, dan dagingnya pun empuk. Saat itulah saya membuktikan kebenaran kelezatan masakan Gangan ini. Kuahnya berasa asam pedas menyegarkan. Cumi goreng keringnya berasa gurih mantap. Demikian juga kangkung-nya yang pedasnya pas di lidah.
Yana, perempuan penjaga warung yang sekaligus menjadi juru masaknya, mengatakan bahwa bumbu yang digunakannya untuk memasak Gangan diantaranya adalah kunyit, kemiri, bawang merah, laos, asam Jawa, garam, gula, cabe rawit merah, dan nanas. Masih menurut Yana, RM Bunda Mui Hyong baru setahun enam bulan membuka warung di tempat ini.
Hujan berhenti tak lama setelah kami selesai dengan urusan makanan memakan, yang setelah saya bayar semuanya ternyata harganya sangat wajar. Benar-benar memuaskan.
Ketika keluar dari warung setelah selesai makan, ada serombongan turis lokal yang turun dari sebuah kapal motor. Tampaknya mereka baru saja pulang dari pulau atau melakukan penyelaman untuk melihat kehidupan bawah air di sekitar Belitung.
Saya sempat berjalan menyusur tepian pantai agak jauh ke sebelah kiri dimana terlihat ada sebuah dermaga kayu yang cukup panjang menjorok ke arah laut. Dari tempat itu pemandangan ke arah batu berbentuk garuda atau komodo itu bisa lebih jelas terlihat.
Pelayanan yang ramah, masakan yang lezat, serta harga yang pas, membuat saya pasti akan datang lagi ke RM Bunda Mui Hyong yang sederhana ini jika ke Belitung lagi.
RM Bunda Mui Hyong Tanjung Kelayang Belitung
Alamat : Pantai Karang Timba, Tanjung Kelayang, Belitung. Telp: 0819 49177161 (Yana).Lokasi GPS : -2.56084, 107.67278 , Waze. Jam buka : 09.00 - 19.00. Hotel di Belitung, Tempat Wisata di Belitung, Peta Wisata Belitung.Label: Bangka Belitung, Belitung, Kuliner, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.