Gedung Bundar Cirebon letaknya berada di jalan yang sama dengan Gedung Cipta Niaga Cirebon, Jl. Kebumen, di pojok sebuah taman kecil. Sayangnya pada saat kami mampir ke sana, kondisi bangunan itu dalam keadaan yang kurang terawat, padahal mestinya bisa terlihat cantik, meski berukuran mungil.
Bergantinya pejabat memang sering berakibat langsung pada hilangnya perhatian untuk bangunan semacam ini. Oleh karenanya peran masyarakat menjadi penting, karena meski walikota atau bupati berganti, namun warga relatif tetap yang itu juga. Suara warga untuk memperhatikan benda cagar budaya tentu saja tak bisa diabaikan begitu saja oleh pejabat.
Papan tengara Gedung Bundar Cirebon yang sebagian tertutup oleh coret-coret, menunjukkan statusnya sebagai Benda Cagar Budaya, dengan perkiraan tahun pembuatan 1920 atau sekitar 2 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2. Pada tahun itu ekonomi mulai kembali menggeliat setelah hancur akibat ekspor yang terganggu.
Tidak ditemukan tulisan lain pada dinding atau di sekitar Gedung Bundar Cirebon yang menceritakan tentang sejarah pembuatan dan pemakaian Gedung Bundar Cirebon ini. Saya tidak berhasil pula menemukan informasi di web mengenai asal-usul Gedung Bundar Cirebon ini.
Gedung yang ukurannya relatif kecil ini sudah pasti bukan merupakan rumah tinggal, pun bukan pula untuk sebuah kantor karena tak banyak orang yang bisa masuk ke dalamnya. Jika pun kantor, maka hanya kantor penghubung dari kantor cabang yang lebih besar. Melihat bentuknya, gedung ini lebih cocok sebagai pos pengamatan atau pos jaga.
Gedung Bundar Cirebon yang bentuknya unik, namun sayang sekali juga telah dipenuhi dengan corat-coret tulisan, yang membuatnya seperti sebuah gedung tak bertuan. Wilayah yang dianggap tak bertuan biasanya memiliki tingkat kejadian kejahatan yang lebih tinggi dibandingkan lingkungan bertuan yang teratur dan terjaga kerapihannya.
Lubang pintu masuk ke dalam gedung yang tidak seberapa tinggi. Papan yang menempel pada dinding berbunyi "Koperasi Warga Pedagang Kaki Lima, MAJU BARENG". Alamat yang tertera di sana adalah Jl. Merdeka No. 1, Cirebon, namun tampaknya bukan nama jalan dimana bangunan Gedung Bundar Cirebon ini berada.
Saya sempat memotret penampakan sebagian dari Gedung Bundar Cirebon dengan latar belakang sebuah bundaran di belakang sana, dimana di tengahnya terdapat beberapa patung Penari Topeng Cirebon. Tari Topeng Cirebon merupakan kesenian tari asli dari daerah Cirebon, yang juga menyebar hingga Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, serta Brebes.
Corat-coret pada gedung tua seperti ini, dan pada fasilitas umum lainnya, selain menunjukkan ada masalah pada perilaku anak muda yang melakukannya juga memberi indikasi adanya gejolak dalam diri yang belum mendapat penyaluran dan pengarahan sebagaimana mestinya.
Itu yang disebut sebagai the broken glass theory, yang muncul pada sebuah artikel yang terbit tahun 1982 digagas oleh ilmuwan sosial James Q. Wilson dan George L. Kelling. Teori ini merupakan hasil pengamatan bahwa adanya jendela pecah yang dibiarkan di suatu permukiman telah memicu orang untuk memecahkan jendela-jendela kaca di lainnya, yang bisa berlanjut ke aksi vandalisme dan bahkan membobol masuk ke dalam rumah.
Gedung Bundar Cirebon
Alamat : Jl. Kebumen, Cirebon. Lokasi GPS : -6.720268, 108.570647, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.Label: Cirebon, Jawa Barat, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.