Tak jelas benar bagaimana asal muasal atau sejarah Gua Selirang ini, dan apa pula arti nama yang disematkan kepadanya. Selirang dalam bahasa Jawa bisa berarti satu sisir, jika itu digunakan untuk buah pisang. Pisang selirang artinya adalah pisang satu sisir, namun agak aneh jika Gua Selirang diartikan sebagai gua satu sisir.
Entahlah jika dinding tebing belerang yang ada di bagian atas lubang gua dianggap mirip dengan sesisir pisang. Meski bunyi selirang terdengar sama ujungnya dengan bunyi belerang, hanya saja keduanya bukan padanan kata. Sejauh yang saya ketahui, dalam bahasa Jawa padanan kata belerang adalah welirang.
Pejalan meniti jalan setapak di sisi Tebing Belerang yang dilengkapi dengan pegangan agar terasa lebih nyaman dan aman sewaktu menuruni undakan. Meski bisa juga turun dari undakan yang ada di sisi sebelah kiri Pancuran Pitu, namun undakan yang di kiri itu lebih baik digunakan sebagai akses ketika hendak kembali ke area pancuran.
Untuk menuju ke Gua Selirang, pengunjung menuruni undakan yang sama untuk menuju ke Pancuran Pitu, dan setelah beristirahat sejenak serta menikmati suasana dan berendam air panas di sana maka kemudian bisa melanjutkan perjalanan dengan menuruni undakan di sisi kanan area pancuran.
Meski cukup curam namun undakannya tak sebanyak undakan sebelumnya yang menuju ke area pancuran. Di sepanjang trap-trapan menurun yang berbatas tebing di sisi sebelah kiri dan jurang yang tak terlalu dalam di sebelah kanan, pengunjung bisa foto selfie karena latar belakang alamnya sangat mendukung untuk melakukan itu.
Trap-trapan menurun menuju ke bagian bawah tebing belerang dimana terdapat Gua Selirang dan akses menuju ke Gua Sarabadak sempat saya ambil fotonya secara vertikal, serta trap-trapan naik menuju kembali ke area Pancuran Pitu. Seingat saya, baru pada kali ketiga atau keempat ke Pancuran Pitu saya menuruni tebing belerang untuk melihat Gua Selirang ini.
Tak ingat benar mengapa pada kunjungan sebelumnya saya tak tertarik untuk melihat gua. Mungkin mengira bahwa akses turunnya masih jauh dan cukup sulit, mungkin juga karena tidak tahu. Boleh jadi karena merasa sudah lelah saat sampai ke Pancuran Pitu, sehingga ada rasa enggan untuk mengeksplorasi lagi, padahal jaraknya pendek saja.
Akan sangat membantu pengunjung jika dibuat tengara arah ke Gua Selirang dan Gua Sarabadak yang cukup mencolok di area pancuran, sehingga pengunjung pasti akan melihatnya. Penting juga untuk memasang foto agar memancing ketertarikan, serta menyebut bahwa jarak yang harus ditempuh pendek saja.
Gua Selirang Baturraden Banyumas terlihat cantik dari undakan yang berada beberapa langkah lagi dari dasar tebing. Keindahan gua ini sesungguhnya ada pada tebing belerangnya, yang menjadi latar ketika orang berfoto di depan mulut guanya. Tak jelas benar berapa dalam gua itu sebenarnya, atau hanya lekukan dangkal saja, karena belum pernah saya lihat ada orang menyusup masuk ke dalamnya.
Saya sendiri tak berusaha untuk masuk ke dalamnya, yang lebih dikarenakan enggan berbasah-basah oleh sebab tidak membawa baju ganti. Sepertinya tujuan orang ke gua ini memang untuk bergaya di depannya, bukan untuk masuk ke dalam relungnya yang terlihat gelap.
Jika air panas Gunung Slamet di Pancuran Pitu masih terasa benar panasnya di kulit, maka air panas yang jatuh mengalir di depan Gua Selirang ini sudah berkurang panasnya. Air panas itu juga bersumber dari air yang ada di pancuran.
Pemandu sukarela yang menemani turun ke bawah tebing belerang sempat saya potret saat berdiri di depan Gua Selirang Baturraden, dengan tebing belerang yang elok di atasnya. Pemandu amatir itu memang tak ada tarif tertentu dan dibayar serelanya, karena tanpa pemandu pun orang akan dengan mudah menemukan lokasi gua.
Bagaimana pun inisiatif dan keberanian untuk menawarkan jasa diri sebagai pemandu jalan patut diapresiasi, oleh karena memberi keuntungan kepada kedua belah pihak. Si pemandu menanam kebaikan kepada pengunjung dan mendapatkan tambahan penghasilan yang bisa lumayan jumlahnya jika bertemu orang baik, dan si pengunjung mendapat kepastian jalan dan rasa aman karena ada yang menemani.
Sungai yang mengalir di depan Gua Selirang Baturraden saya kira merupakan awal dari Sungai Gumawang yang mengalir di kawasan Lokawisata Baturraden. Sungai itu airnya dingin, mungkin karena sumbernya tidak berada dekat dengan kawah atau sumber panas bumi. Jika menyeberangi sungai ini maka akan ada trek yang melewati Kolam Tando PLTA Ketenger.
Jika lewat trek itu orang bisa masuk gratis ke kawasan Pancuran Pitu, termasuk ke Gua Selirang dan Gua Sarabadak. Jika punya agak banyak waktu, berjalan kaki melewati trek itu saya kira akan sangat menyenangkan, karena memiliki panorama alam yang indah. Hawa yang sejuk di sepanjang perjalanan juga tak membuat orang gampang terkuras keringatnya meski berjalan cukup jauh.
Gua Selirang Baturraden Banyumas
Alamat : Kawasan Pancuran Pitu, Baturraden, Bayumas. Lokasi GPS : -7.3102248, 109.2176038, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.Label: Banyumas, Baturraden, Gua, Jawa Tengah, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.