Gelimang harta dan kuasa sering memunculkan eksklusifisme, menjauh dari kebanyakan rakyat yang menonton dari jauh. Jangankan ikut merasakan manisnya hasil tambang, masuk dan ikut menikmati berbagai fasilitas yang dibangun dengan uang negara itu pun sering tidak bisa.
Karenanya pejabat yang membuka rumah negara untuk setidaknya sekali-sekali bisa dilihat oleh rakyat patutlah dipuji, seperti halnya kunjungan untuk umum ke Istana Negara dan Istana Bogor. Logikanya, jika istana saja bisa dibuka untuk umum, maka kantor gubernur dan fasilitas negara di tingkat propinsi dan kabupaten patut juga sekali-sekali bisa dilihat oleh rakyat dan para pelajar.
Tampak luar Masjid Al Ihram Tanjungpandan Belitung yang dilihat dari sudat jalan, di sisi luar pagar Eks Rumah Tuan Kuase, yang berbelok ke arah Pantai Tanjungpendam. Keunikan Masjid Al Ihram ini ada pada atapnya yang berbentuk bintang segi lima, dengan satu sudut mencuat ke atas, melambangkan rukun Islam yang lima, dan juga Panca Sila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Mahaesa.
Pada gerbang yang berbentuk lancip ke atas terdapat ornamen kaligrafi dalam aksara Arab. Meski bisa membaca huruf Arab yang tak gundul, namun agak sulit saya membaca huruf yang ada pada gerbang itu. Di sisi sebelah kanan bangunan utama masjid terdapat menara dengan puncak berbentuk kubah serta ada dek pandang di bawahnya.
Jika Masjid Al Ihram Tanjungpandan Belitung dilihat dari sisi jalan yang berada di sebelah kiri, maka akan terlihat kabel-kabel telepon dan listrik yang mewarnai pemandangan. Masjid ini akan terlihat lebih cantik ketika kabel-kabel itu dihilangkan, namun entah kapan hal ini akan terwujud.
Pandangan lebih dekat pada bangunan utama Masjid Al-Ihram, dengan bentuk atapnya yang khas, sementara puncak menaranya berbentuk kubah, hal yang cukup jarang saya lihat di sebuah masjid.
Pada dinding masjid terdapat sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa Masjid Al Ihram ini didirikan atas prakarsa Kolonel R. Soenarjo Djojonegoro, yang saat itu menjabat sebagai Kuasa Direksi Unit Penambangan Timah Belitung. Pada masa orde baru, dengan konsep dwi fungsi, memang ada banyak perwira militer aktif yang menduduk jabatan sipil di pemerintahan.
Ruangan utama Masjid Al Ihram Tanjungpandan Belitung terlihat cukup panjang ruangannya, namun dengan langit-langit yang relatif rendah. Langit-langit masjid juga berbentuk bintang sudut lima, dengan sebuah lampu gantung di tengahnya. Seluruh lantai ruangan dilapisi karpet sajadah dan karpet polos.
Ruangan utama Masjid Al Ihram Tanjungpandan Belitung memiliki mihrab berbentuk kubah mengerucut yang berada di bagian tengah area. Ada jam digital yang menunjukkan kelima waktu sembahyang diletakkan di atas sebuah AC berukuran besar. Di pojok kiri juga terlihat ada jam almari yang besar, serta mimbar pada relung mihrab.
Dua pigura besar berisi kaligrafi Arab menempel pada dinding di kiri kanan mihrab. Di bagian tengah kaligrafi hurufnya berbunyi "Allah" dan tepat di bawahnya huruf "Muhammad", sedangkan huruf lainnya masih magak sulit saya membacanya. Pencahayaan ruangan masjid cukup baik karena pintu dan jendela di kiri kanan ruangan diberi kaca yang tinggi.
Menara tunggal Masjid Al Ihram terlihat berada di sebelah kanan, dengan tangga menuju dek di puncak menara. Mestinya pemandangannya indah dari sana, namun saat itu tidak terpikir untuk memanjat. Konstruksi bangunan Masjid Al Ihram Tanjungpandan Belitung mulai dikerjakan pada 1968, dan diresmikan pada November 1969.
Masjid Al Ihram menjadi salah satu tengara jaman keemasan tambang Timah di Belitung, setelah menjadi bagian dari republik. Jaman memang terus berganti. Kini Belitung harus bekerja keras untuk memajukan wisatanya, dan pada saat yang sama harus mengurangi perusakan lingkungan dan hutan, baik yang dilakukan oleh kegiatan penambangan, maupun usaha perkebunan sawit.
Masjid Al Ihram Belitung
Alamat : Jl. Melati, Tanjungpandan, Belitung. Lokasi GPS : -2.741692, 107.626163, Waze. Hotel di Belitung, Tempat Wisata di Belitung, Peta Wisata Belitung.Label: Bangka Belitung, Belitung, Masjid, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.