Tak saya sangka bahwa jalan simpang menuju Situs Kuta Gegelang Gunung Bunder ternyata cukup menggetarkan dan bisa membuat ciut nyali pengendara mobil yang tak terbiasa dengan trek sedikit menantang seperti ini. Tidak terlalu panjang lintasannya memang, namun tetap memerlukan kehati-hatian dan konsentrasi dalam berkendara.
Itu lantaran jalurnya sempit, hanya bisa untuk satu mobil. Jurang di kiri, dan di ujungnya jalanan menukik tajam lalu naik lagi ke atas, berakhir di tanah lapang dimana Situs Kuta Gegelang berada. Akses yang sama juga bisa menuju ke Alun-Alun Kuta Genggelang, tempat camping yang belum lama ngehits. Kami ditemani Lita Jonathans yang sebelumnya sudah berkunjung ke tempat ini, sehingga supirnya telah tahu jalan.
Turun dari kendaraan, terlihat agak jauh di sebelah kiri ada sebuah tengara berlatar biru muda bertulis huruf warna putih berbunyi "Situs Kuta Gegelang" dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PemKab Bogor, lengkap dengan Ketentuan Pidana Pasal 105 dan Pasal 106 UU RI No 11 Tahun 2010 tentang pelangggaran pada benda Cagar Budaya.
Situs Kuta Gegelang Gunung Bunder Bogor berada di tanah lapang berumput luas yang menjadi padang penggembalaan bagi sejumlah kerbau, yang meskipun ada banyak rerumputan dan semak namun perut beberapa kerbau itu terlihat kempot kurang isi. Di ujung tanah lapang itu, di sebelah kiri pohon yang tinggi dipasang tengara situs.
Hanya di sekitar pohon di dekat batu besar inilah rupanya susunan batu dari jaman megalitikum yang telah disentuh tangan. Sementara susunan batu yang menjadi dinding punden berundak belum tersentuh, sehingga tak terlihat oleh pengunjung. Satu buah menhir terlihat dibebat kain mori putih layaknya batu nisan kubur, dan menhir lainnya dengan bagian atas berlekuk cekung tak rata dibiarkan terbuka.
Di situs ini ada dua buah batu besar yang separuh bagiannya, mungkin lebih, terbenam ke dalam tanah, dengan bentuk berbeda. Tak ada yang istimewa pada batu besar yang letaknya lebih dekat, sementara batu besar yang berada di dekat pohon memiliki bentuk kotak memanjang yang lebih khas. Terlihat beberapa buah menhir berukuran kecil serta batu datar yang tampaknya dahulu kala digunakan sebagai tempat untuk meletakkan sesaji saat berlangsung upacara ritual pemujaan kepada arwah nenek moyang.
Di bawah pohon, di dekat batu besar itu, juga terdapat beberapa tatanan batu, diantaranya terdapat menhir kecil yang merupakan peninggalan kebudayaan dari jaman batu. Mestinya disekitar batu besar itu, pada lereng tebing, terdapat susunan batuan punden berundak, yang dalam bahasa Sunda disebut "kuta". Lantaran punden berundak itu melingkari bukit maka situs ini pun dinamai penduduk sebagai Situs Kuta Gegelang.
Pada dua sisi pohon yang berseberangan terlihat masing-masing ada sebuah menhir kecil, dengan beberapa buah batu datar yang jumlahnya lumayan banyak. Adanya pohon-pohon perdu di sekitar pohon dan batu besar membuat area yang telah dibersihkan dari rerumputan ini terlihat cukup enak dilihat.
Kami ke Situs Kuta Gegelang beberapa saat setelah berkunjung Situs Raden Surya Kencana. Kedua situs berjarak cukup dekat, dan diakses dengan berjalan kaki saja. Jika situs sang radeng sudah dipugar dan dalam kondisi bagus, maka situs Kuta Gegelang ini masih seperti apa adanya.
Seperti diketahui, wilayah Gunung Halimun - Salak masih menyimpan banyak misteri terkait peninggalan purba dari jaman kebudayaan megalitikum yang terserak di banyak tempat. Perhatian segera dari dinas purbakala diperlukan untuk menyelamatkan situs-situs yang belum tersentuh itu dari kerusakan akibat pesatnya pertumbuhan permukiman penduduk.
Lokasi Situs Kuta Gegelang berada di Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi GPS : -6.6687875, 106.6928485, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Label:
Bogor,
Jawa Barat,
Situs,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.