Raden Sahid atau Raden Said adalah nama muda Sunan Kalijaga. Ia adalah anak Adipati Tuban Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur, sedangkan Tumenggung Wilatikta adalah anak Arya Teja yang memperistri anak Bupati Tuban Arya Dikoro. Sunan Kalijaga juga dikenal dengan nama Pangeran Tuban, Raden Abdurrahman, dan Syekh Malaya. Papan petunjuk di bagian depan area Petilasan Sunan Kalijaga cukup membantu saya untuk menemukan arah jalan menuju ke lokasi Goa Langsih, dengan melewati jalan berundak menurun berlapis semen selebar sekitar satu meter yang berada di sebelah kanan area petilasan.
Goa Langsih disebut sakral, karena banyak terjadi kejadian di luar akal sehingga pengunjung diminta untuk menjaga kebersihan, ketertiban dan kesopanan; tidak melakukan hal-hal yang dipandang aib, dan wanita haid sebaiknya tidak masuk goa. Goa ini dicapai dengan menuruni Bukit Surowiti pada sisi yang berlawanan dengan arah kami datang ke petilasan, melewati puluhan anak tangga yang lumayan curam namun tidak licin ketika ditapaki.
Goa Langsih masih belum juga terlihat mata ketika kami selesai menuruni seluruh anak tangga hingga sampai di sebuah dataran yang cukup luas, dengan tebing tinggi hampir tegak lurus di satu sisi dimana dipuncaknya terdapat Petilasan Sunan Kalijaga. Tebing ini kabarnya sering digunakan juga sebagai arena olah raga panjat tebing.
Di dataran di lereng Bukit Surowiti ini kami menjumpai seorang pria tua berwajah tirus, dengan kumis dan janggut tak beraturan, memakai kacamata hitam seperti yang biasa dipakai oleh para pemain kuda lumping, yang menciptakan paras misterius dan sedikit menyeramkan. Lebih misterius lagi karena ia sangat irit bicara.
Goa Langsih terletak masih lebih ke bawah lagi dari dataran ini, dengan papan penanda arah sederhana dipasang di atas anak tangga yang menuju ke lokasi yang berbunyi "Goa Langsih, Rumah Brandal, Loko Joyo". Penulisan "Loko Joyo" tak tepat, namun memang tak ada cara untuk menulis kata yang menghasilkan bunyi Loka Jaya gaya bandekan.
Ada sebuah papan tengara lain berupa ketikan yang berisi petunjuk tata tertib berkunjung ke Goa Langsih. Tengara ini tampaknya dibuat oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya karena ada logo almamater di sana. Sebuah kontribusi yang pantas ditiru oleh sekolah dan perguruan tinggi lain.
Papan ini menjelaskan bahwa ada 3 ruangan di Goa Langsih, yaitu ruang serambi sebagai ruang pertemuan, ruang tahanan sebagai tempat semedi, serta ruang kamar tidur yang disebut Goa Pelok. Disebutkan juga bahwa di dalam Goa Langsih terdapat air tetes yang sangat ajaib, namun tidak dijelaskan seperti apa keajaibannya. Juga disebutkan bahwa sebelum masuk ke Goa Langsih, pengunjung mengisi kotak sedikitnya Rp.1.000 agar diberi kemudahan ketika masuk.
Ada dua pengunjung yang tiba lebih dahulu di tempat ini. Ketika mereka berjalan menuruni anak tangga menuju Goa Langsih, saya mengekor. Anak tangga itu lebih curam ketimbang sebelumnya, namun jaraknya lebih pendek. Setelah sampai di anak tangga terbawah kami meneruskan langkah melewati celah sempit tinggi yang cukup dalam yang lubang masuknya terlihat pada foto di atas. Hawa dan suasana di sini mulai terasa menggetarkan.
Goa Langsih adalah salah satu dari dua gua yang ada di Bukit Surowiti. Gua yang lain disebut sebagi Goa Lumbung, namun ketika itu saya tak tahu mengenai keberadaan goa ini. Ketika meninggalkan dataran Goa Langsih melalui jalur berbeda, rupanya dataran ini bisa diakses dari pertigaan jalan menuju Makam Empu Supo, sebelum sampai ke petilasan.
Goa Langsih ternyata berada di dalam perut bumi, dicapai dengan menuruni tangga kayu di sebuah lubang sempit yang hanya cukup untuk dilewati satu orang berbadan sedang. Karena melihat akan cukup sulit membawa gembolan kamera melewati celah itu, saya memutuskan berhenti di sini.
Tempat ini memang pantas menjadi sarang begal, karena medannya sulit untuk dimasuki dan membuat penyerang dalam posisi lemah. Namun tentunya ada jalur evakuasi jika mulut goa ini dikepung dalam waktu lama, atau bahkan ditutup oleh musuh. Lepas dari itu, perbukitan kapur dimana Goa Langsih berada ini memiliki tekstur dinding yang unik.
Jika anda berjiwa petualang dan senang untuk sedikit memacu adrenalin, berkunjunglah ke Goa Langsih ini dengan menuruni celah sempit lewat tangga kayu itu. Ada baiknya dengan membawa kamera saku, atau kamera yang tak begitu repot membawanya untuk bisa melewati celah sempit itu dengan lebih mudah.
Goa Langsih Gresik
Alamat : Bukit Surowiti, Panceng, Gresik, Jawa Timur. Lokasi GPS : -6.930884, 112.452117, Waze. Rujukan : Hotel di Gresik, Peta Wisata Gresik, Tempat Wisata di Gresik.Label: Gresik, Gua, Jawa Timur, Sunan Kalijaga, Wali Songo, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.