Lokasi Kelenteng Hok Tek Tong ada di pengkolan Jalan Diponegoro yang menuju ke arah Jalan Veteran, sekitar 160 meter dari Alun-alun atau 200 meter dari Masjid Agung Jepara, ke arah Barat. Bangunan tempat Ibadah Tri-Dharma (TITD) ini tidak bisa dibilang besar, namun usianya telah lebih dari satu setengah abad dan masih bertahan meski sempat terlantar cukup lama. Sesuai namanya, tuan rumah kelenteng ini adalah Hok Tek Ceng Sin (dikenal juga sebagai Tua Pek Kong, Amurva Bumi, Dewa Bumi), yaitu dewa yang dipuja petani dan pedagang untuk mendapatkan berkah panen dan keuntungan perdagangan yang melimpah. Di setiap altar Hok Tek Ceng Sin, di bawahnya biasanya ada altar untuk pengawalnya yang setia, yaitu Dewa Macan Putih (Pai Fu Sen) dan Dewa Naga (Lung Sen).
Kelenteng Hok Tek Tong kabarnya terlantar lama di jaman sebelum reformasi, karena orang takut datang dan perayaan keagamaan pun dilarang. Baru pada 14 Desember 1997, keluarga Oh (Ny. Oh Ie Djiang dan Oh Kian Lien) dari Salatiga melakukan perbaikan kelenteng. Lalu pada 2016 keluarga Oh kembali memberi uluran dengan membangun vihara di bagian belakang.
Seorang pria berumur sekitar lima puluhan tahun tampak sedang bersembahyang dengan khusuk di depan altar Dewa Macan Putih, di bawah kolong altar Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi), dengan memegang beberapa batang hio yang telah ia bakar sebelumnya.
Konon Pai Fu Sen dan Lung Sen adalah dewa bijaksana, yang jika ada orang susah karena perbuatan orang lain pasti dibantu jika sungguh-sungguh meminta pertolongan. Bagaimana dan kapan pertolongan itu akan diberikan adalah misteri, namun ada yang menduga dari bentuk asap hio yang membubung ke wuwungan.
Hio yang dibakar bisa memberi petunjuk doa yang dipanjat. Bakar 1 hio untuk perbaiki fisik dan mental, 3 hio sembahyang biasa, 5 hio kelancaran usaha, 6 hio berdoa bagi orang, 7 hio permohonan khusus dan membalikkan ke orang, 8 hio jika susah terus, 9 hio bagi semua mahluk, 12 hio agar semua mahluk berkah, 36 hio kesuksesan dan keharmonisan, dan 108 hio bila terdesak dan darurat.
Pria itu kemudian bersembahyang di depan hiolo (bokor yang digunakan sabagai tempat menancapkan hio) yang berwarna keemasan berbentuk trapesium terbalik. Di belakangnya adalah altar utama Kelenteng Hok Tek Tong Jepara, dimana terdapat rupang Kwan Sen The Kun, Guan Cek Cun Ong, Hien Tien Siong Te, Kuan Im Pho Sat, Thien Shang Seng Bo, selain Hok Tek Ceng Sin sendiri.
Kwan Sen The Kun atau Kwan Seng Tek Kun, lebih dikenal luas sebagai Kwan Kong (Guan Gong), semasa hidupnya adalah panglima perang di jaman Sam Kok (221 – 269 M) yang dipuja karena keteladanan kejujuran, kesetiaan pada sumpahnya, dan selalu menempati janji.
Kutipan Kitab Peringatan Bencana Kwan Kong yang sarat kata bijak bisa dibaca di tulisan Kelenteng Pan Kho Bio. Kata bijak selalu enak untuk dibaca dari mana pun asalnya, oleh karena bersifat universal dan masuk secara logika maupun perasaan.
Lukisan Kuan Im Pho Sat berukuran besar menempel pada dinding yang ada di belakang atas altar dimana terdapat rupang Buddha Sakyamuni. Kwan Im, Dewi Welas Asih yang konon tak pernah menolak permohonan umat, digambarkan duduk bersila di atas awan berlatar bulatan matahari, dengan bunga teratai warna merah dadu tengah mekar di depannya.
Lukisan itu diletakkan di atas rupang (arca) Buddha, karena saat agama Buddha masuk China, sosok Dewi Kwan Im yang jauh lebih dulu dikenal sebagai Pek Ie Tai Su (Dewi Welas Asih baju putih), dianggap sebagai jelmaan Buddha Avalokitesvara yang turun ke bumi untuk menolong manusia dari penderitaan. Ia berwujud wanita agar leluasa memberi pertolongan pada semua orang.
Di Kelenteng Hok Tek Tong Jepara saya baru memperhatikan bahwa ada beberapa kelompok kotak Ciam Sie, yang masing-masing bisa dipilih sesuai niat yang dimiliki. Ada Ciam Sie Obat Dalam dan Ciam Sie Obat Luar yang sesuai kelompok umur, karena di sana ada Dewa Obat yang bisa dimintai pertolongan bagi yang memerlukan penyembuhan penyakit dan obat-obatan.
Selain itu ada pula Ciam Sie Pertanyaan Nasib bagi yang ingin mengetahui nasib dan jodoh mereka. Ciam Sie dikenal sejak jaman dinasti Tang di China, dan dipakai sebagai alat mencari jawab atas masalah yang sedang membelit. Isi kotak Ciam Sie berupa syair yang dicuplik dari kisah kuno. Sudah menjadi sifat orang yang selalu ingin tahu rahasia masa depan.
Kelenteng Hok Tek Tong Jepara
Alamat : Jl Diponegoro 28, Kota Jepara. Lokasi GPS : -6.58996,110.66537, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Jepara, Tempat Wisata di Jepara, Peta Wisata Jepara.Label: Jawa Tengah, Jepara, Kelenteng, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.