Seekor burung garuda dengan sayap terkembang bertengger tidak jauh di atas pria berseragam itu. Syu adalah merupakan bentuk pemerintahan tertinggi di Jawa setingkat karesidenan yang digunakan semasa pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, dan selama berlangsungnya Perang Pasifik.
Mungkin saja saya tidak menemukannya, namun sebuah prasasti perlu dibuat di sekitar Monumen Kediri Syu ini, yang memuat tulisan berisi riwayat singkat Kediri Syu. Tulisan pada monumen hanya memberi petunjuk bahwa Kediri Syu yang terdiri dari Daidan I di Tulungagung, Daidan II di Blitar, dan Daidan III di Kediri.
Monumen Kediri Syu. Patung pria yang mengenakan seragam PETA (Pembela Tanah Air) berwarna kuning keemasan itu berdiri tegak dan gagah, dengan pestol di pinggang dan dengan tangan kanan mengembang ke samping memegang sebilah keris lekuk tiga yang terhunus miring di depan dada.
Monumen Kediri Syu ini tampaknya memang dibuat untuk mengenang keberadaan dan jasa-jasa pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang berada di wilayah Karesidenan Kediri baik di jaman Jepang dan terutama pada saat revolusi fisik masih berlangsung. Harus diakui bahwa latihan militer yang diberikan Jepang menjadi pengalaman berharga buat para pejuang.
Tampak samping Monumen Kediri Syu dengan keris yang terlihat menonjol di depan pendek. Meski pendek, namun keris untuk berperang sering dilumuri dengan racun warangan, yang jika orang tergores sedikit saja bisa mengantarkan yang bersangkutan ke alam baka dengan penasaran. Tidak terlalu sulit untuk mengambil foto monumen yang indah ini karena lalu lintas cukup sepi waktu itu. .
Di latar belakang adalah Gereja Merah (Gereja Protestan Barat) Kediri, sebuah Benda Cagar Budaya Kota Kediri. Nama asli bangunan ini adalah "Kerkeeraad Der Protestanche Te" Kediri, yang dibangun oleh Pendeta JA Broers pada 1904. Gereja ini menyimpan kitab injil berbahasa Belanda yang dicetak pada tahun 1867.
Di ujung sebelah kiri bawah sana tampak seorang bapak tengah mengayuh becaknya melintas di samping Monumen Kediri Syu yang berdiri megah di tengah bundaran jalan. Saat itu becak masih merupakan angkutan yang cukup membantu di kota ini. Mungkin saja sekarang sudah agak berkurang setelah ojol menyerbu seperti air bah ke segenap penjuru negeri.
Sebuah kafe yang bersih nyaman berselera dengan sebagian tempat duduknya berada di luar ruangan, di bawah payung-payung bundar, mungkin perlu dibangun di sekitar tempat, dengan pemandangan ke arah Monumen Kediri Syu. Tata lampu monumen yang menyorot monumen pada malam hari juga dibuat menarik.
Salah satu sudut Taman Sekartaji, yang berada di sisi jalan, di seberang Monumen Kediri Syu. Taman ini cukup asri dan menyejukkan pandangan bagi para pejalan yang lewat di depannya. Kota Kediri yang cukup panas tampaknya memerlukan lebih banyak taman-taman kota seperti Taman Sekartaji ini.
Keindahan dan jiwa sebuah kota memang tidak diukur dari jumlah dan kemegahan mal serta bangunan modern yang berada di kota itu, namun pada karya seni, benda, bangunan dan monumen bersejarah semacam ini yang membuat penduduknya selalu ingat pada akar sejarah dan budayanya, dan memberi keunikan bagi para pejalan yang tidak mereka temui di tempat-tempat lain yang pernah dan akan dikunjungi.
Monumen Kediri Syu
Alamat : Jl. Jaksa Agung Soeprapto, Kediri, Jawa Timur. Lokasi GPS : -7.8110861, 112.0046183, Waze. Rujukan : Hotel di Kediri, Tempat Wisata di Kediri, Peta Wisata Kediri.Label: Jawa Timur, Kediri, Monumen, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.