Mengawali hari itu, kami menyasar ke Pantai Kartini Jepara untuk melihat panorama pagi dan apa saja yang ada di sana. Kasmudi, pengemudi Budi Rentcar Jepara 0858 6572 5176, pada awalnya hendak menyasar tempat lain, namun saya tak ingin melihat pantai yang pucat karena berkunjung setelah matahari naik tinggi.
Ini pagi pertama di Kota Jepara, setelah lama berkeinginan untuk datang ke tempat yang terkenal dengan ukiran kayunya. Jepara juga menjadi tempat lahir R.A. Kartini, pahlawan nasional pelopor kebangkitan wanita, yang namanya digunakan oleh kawasan wisata pantai ini.
Selain sebagai tempat wisata, Pantai Kartini Jepara juga menjadi sasaran antara bagi pejalan yang ingin menyeberang ke Pulau Karimunjawa. Karena itulah ketika kami tiba di pintu gerbangnya, penjaga gerbang bertanya untuk menegaskan bahwa saya tidak salah masuk, karena akses ke dermaga penyeberangan ke Karimunjawa ada di pintu yang lain.
Hal pertama yang menarik perhatian setibanya di Pantai Kartini Jepara adalah bangunan berbentuk kura-kura raksasa dengan kepala mendongak memperlihatkan gurat kulit lehernya. Gedung dua lantai Kura-Kura Ocean Park ini diresmikan pada 22 Februari 2011, dengan taman laut berisi berbagai jenis ikan dan penyu, Mini Theater dan Kolam Sentuh.
Di ujung sana, setelah pohon besar tinggi itu, adalah bibir pantai dengan setidaknya ada tiga pendopo besar di sana yang satu sama lainnya dihubungkan dengan jalan jembatan di atas laut. Di sebelah kanan sudah terlihat ada kesibukan para pemilik warung dalam menyiapkan jualan dan menu makanan andalannya. Ada kelapa muda menggoda di sana.
Sayang sekali saat itu hari masih pagi, sehingga bukan waktu yang tepat untuk minum air kelapa yang segar dan untuk menyerok daging kelapa mudanya. Di jam pagi seperti ini yang nikmat adalah menyantap semangkuk besar bubur ayam yang hangat, ditemani kopi pahit panas.
Tulisan Pantai Kartini warna putih berukuran besar menjadi salah satu ikon di pantai yang tak memiliki pasir dan area landai ini. Tepian pantainya adalah tanggul beton dengan pagar pelindung memanjang rapi yang dibuat agar orang tak terjatuh ke dalam air laut. Jalur pejalan yang lebar dengan paving blok rapi dibuat di sepanjang tepian pantainya.
Untuk sampai ke tulisan itu kami melewati area bermain anak-anak, dengan sejumlah mobil mini, vespa mini roda tiga, sepeda motor mini, yang semuanya bertenaga listrik, serta otoped. Ada pula luncuran dan sejumlah permainan lainnya. Kereta api mini juga ada, namun semuanya masih sepi. Hanya terlihat petugas kebersihan sedang menyapu.
Pada pagar pembatas pantai ada seorang pria yang semula saya kira memancing ikan. Ternyata tidak. Ia memang mencari ikan, namun dengan cara menembaknya. Meskipun tak mudah menembak ikan karena air membelokkan arah, namun sejumlah ikan telah ia peroleh. Hanya saja saya tak sempat melihatnya menembak ikan, karena tak sabar menunggunya beraksi.
Pantai Kartini Jepara memiliki dermaga beton yang menjadi pangkalan perahu yang bisa disewa untuk menyeberangkan pejalan jika ingin berkunjung ke Pulau Panjang. Bangunan utuh Kura-Kura Ocean Park terlihat di ujung sana, dengan dua dari tiga pendopo yang yang ada di belakangnya. Permukaan air laut terlihat tenang saat itu.
Tugu Kartini sempat saya lihat belakangan karena letaknya yang agak terpisah. Sosok RA Kartini digambarkan dengan rambut digelung dan hiasan pada lehernya, dandanan khas wanita Jawa. Sejumlah titik di Pantai Kartini Jepara yang mungkin menarik namun tak sempat kami kunjungi adalah Makam Encik Lanang, Catur Raksasa, dan Pesawat Terbang TNI AU. Kolam Kecek mungkin saya lihat ketika menuju ke dermaga
Tak sebagaimana Pulau Karimunjawa yang jauh, Pulau Panjang terlihat mata karena sangat dekat dengan Pantai Kartini Jepara, dan di akhir pekan pengunjung hanya membayar Rp.10.000 untuk menyeberang ke sana. Hanya saja di hari lain orang perlu menyewa, dan itu yang kami lakukan, setelah melihat air laut yang tenang, serta jaraknya yang dekat.
Ini pagi pertama di Kota Jepara, setelah lama berkeinginan untuk datang ke tempat yang terkenal dengan ukiran kayunya. Jepara juga menjadi tempat lahir R.A. Kartini, pahlawan nasional pelopor kebangkitan wanita, yang namanya digunakan oleh kawasan wisata pantai ini.
Selain sebagai tempat wisata, Pantai Kartini Jepara juga menjadi sasaran antara bagi pejalan yang ingin menyeberang ke Pulau Karimunjawa. Karena itulah ketika kami tiba di pintu gerbangnya, penjaga gerbang bertanya untuk menegaskan bahwa saya tidak salah masuk, karena akses ke dermaga penyeberangan ke Karimunjawa ada di pintu yang lain.
Hal pertama yang menarik perhatian setibanya di Pantai Kartini Jepara adalah bangunan berbentuk kura-kura raksasa dengan kepala mendongak memperlihatkan gurat kulit lehernya. Gedung dua lantai Kura-Kura Ocean Park ini diresmikan pada 22 Februari 2011, dengan taman laut berisi berbagai jenis ikan dan penyu, Mini Theater dan Kolam Sentuh.
Di ujung sana, setelah pohon besar tinggi itu, adalah bibir pantai dengan setidaknya ada tiga pendopo besar di sana yang satu sama lainnya dihubungkan dengan jalan jembatan di atas laut. Di sebelah kanan sudah terlihat ada kesibukan para pemilik warung dalam menyiapkan jualan dan menu makanan andalannya. Ada kelapa muda menggoda di sana.
Sayang sekali saat itu hari masih pagi, sehingga bukan waktu yang tepat untuk minum air kelapa yang segar dan untuk menyerok daging kelapa mudanya. Di jam pagi seperti ini yang nikmat adalah menyantap semangkuk besar bubur ayam yang hangat, ditemani kopi pahit panas.
Tulisan Pantai Kartini warna putih berukuran besar menjadi salah satu ikon di pantai yang tak memiliki pasir dan area landai ini. Tepian pantainya adalah tanggul beton dengan pagar pelindung memanjang rapi yang dibuat agar orang tak terjatuh ke dalam air laut. Jalur pejalan yang lebar dengan paving blok rapi dibuat di sepanjang tepian pantainya.
Untuk sampai ke tulisan itu kami melewati area bermain anak-anak, dengan sejumlah mobil mini, vespa mini roda tiga, sepeda motor mini, yang semuanya bertenaga listrik, serta otoped. Ada pula luncuran dan sejumlah permainan lainnya. Kereta api mini juga ada, namun semuanya masih sepi. Hanya terlihat petugas kebersihan sedang menyapu.
Pada pagar pembatas pantai ada seorang pria yang semula saya kira memancing ikan. Ternyata tidak. Ia memang mencari ikan, namun dengan cara menembaknya. Meskipun tak mudah menembak ikan karena air membelokkan arah, namun sejumlah ikan telah ia peroleh. Hanya saja saya tak sempat melihatnya menembak ikan, karena tak sabar menunggunya beraksi.
Pantai Kartini Jepara memiliki dermaga beton yang menjadi pangkalan perahu yang bisa disewa untuk menyeberangkan pejalan jika ingin berkunjung ke Pulau Panjang. Bangunan utuh Kura-Kura Ocean Park terlihat di ujung sana, dengan dua dari tiga pendopo yang yang ada di belakangnya. Permukaan air laut terlihat tenang saat itu.
Tugu Kartini sempat saya lihat belakangan karena letaknya yang agak terpisah. Sosok RA Kartini digambarkan dengan rambut digelung dan hiasan pada lehernya, dandanan khas wanita Jawa. Sejumlah titik di Pantai Kartini Jepara yang mungkin menarik namun tak sempat kami kunjungi adalah Makam Encik Lanang, Catur Raksasa, dan Pesawat Terbang TNI AU. Kolam Kecek mungkin saya lihat ketika menuju ke dermaga
Tak sebagaimana Pulau Karimunjawa yang jauh, Pulau Panjang terlihat mata karena sangat dekat dengan Pantai Kartini Jepara, dan di akhir pekan pengunjung hanya membayar Rp.10.000 untuk menyeberang ke sana. Hanya saja di hari lain orang perlu menyewa, dan itu yang kami lakukan, setelah melihat air laut yang tenang, serta jaraknya yang dekat.
Pantai Kartini Jepara
Alamat : Bulu, Jepara, Jawa Tengah. Lokasi GPS : -6.5891976, 110.6459016, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Hotel di Jepara, Tempat Wisata di Jepara, Peta Wisata Jepara.Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.