Namun sayang sekali, karena pada waktu kami berkunjung ke sana ternyata kondisi Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya tampak seperti kurang terurus, setidaknya jika dilihat dari luar bangunan. Walaupun demikian bangunannya yang terlihat merupakan sebuah bangunan tua sebenarnya masih kokoh dan cantik.
Keadaan pintu kayu yang waktu itu tertutup rapat sudah terlihat uzur nyaris lapuk, dan karena tertutup sehingga kami hanya bisa mengintip ke dalam bangunan dari balik kaca yang mulai kusam. Nama pers bagi kebanyakan orang awam mungkin tak begitu menarik, meski peranannya sangat besar baik pada masa sebelum kemerdekaan hingga hari ini.
Tengara Monumen Pers Perjuangan Surabaya menempel pada dinding luar bangunan dengan langgam yang cukup menarik. Ada jam tembok yang masih berfungsi, dan beberapa ornamen seperti tusuk sate atau payung bersusun. Gedung ini tak memiliki halaman, dan tak jelas pengunjung harus parkir kendaraan dimana jika hendak mampir ke sini. Begitu pun monumen ini berada pada sebuah bangunan tua Surabaya yang memiliki sejarah cukup panjang.
Melihat foto di sebuah catatan, pada 1898 bangunan Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya masih berupa rumah biasa. Kemudian pada tahun 1900 telah berdiri toko Simpangsche Bazaar di tempat ini. Selanjutnya pada tahun 1925, bangunannya telah berubah dan menjadi toko mobil, tahun 1930-an menjadi Toko Nam, tahun 1938 dirombak dan menjadi Toko Kwang, dan akhirnya menjadi Gedung Museum Perjuangan Pers Surabaya.
Prasasti yang ditoreh di atas batu marmar ini berada dibalik dinding kaca depan Monumen Pers Perjuangan Surabaya sehingga hasil fotonya tak begitu jelas dan hurufnya susah dibaca oleh karena pantulan bayangan dan refleksi sinar pada kaca. Bagitu pun masih lumayan karena setidaknya ada sedikit informasi bermanfaat yang bisa dilihat, meski tidak bisa masuk ke dalam gedung monumen.
Kalimat pada prasasti itu berbunyi "Setelah Kantor Berita Domei milik Jepang ditutup, para wartawan Indonesia mendirikan Kantor Berita Indonesia bertempat di gedung ini pada bulan Agustus 1945. Setelah diintegrasikan dengan Kantor Berita Nasional Antara, namanya menjadi Kantor Berita Indonesia Antara." Deret torehan kata yanga berada pada baris di bawahnya adalah kalimat versi Bahasa Inggris-nya.
Penampakan Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya secara utuh yang saya ambil dari atas taman kecil yang ada di seberangnya. Lalu lintas kendaraan yang memutar di depan gedung ini lumayan ramai, sehingga kami harus sedikit berhati-hati ketika hendak menyeberang. Di sebelah kanan gedung ini adalah Hotel Majapahit, dan di sebelah kiri sana adalah sebuah mal yang cukup besar.
Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya yang sekarang ini tidak sepenuhnya berpola simetris pada bagian depannya, terutama dengan penambahan bagian depan gedung dimana tulisan Monumen Pers Perjuangan Surabaya berada. Beberapa ornamen tiga bulatan di bagian atas yang membentuk tusuk sate itu terlihat cukup menarik.
Prasasti lainnya yang berada dibalik kaca depan Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya yang juga cukup sulit untuk dipotret. Begitu pun kata demi kata yang ditoreh di sana masih bisa dibaca dengan cukup jelas meski tersamar oleh pantulan kaca dan bayangan yang ada di sana.
Tulisan pada tengara itu berbunyi: "Di Gedung Ini Tunjungan 100 pada tanggal 1 September 1945 didirikan Kantor Berita Indonesia / Antara yang mengabdikan perjuangannya untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Pelaku-pelakunya adalah: Bung Tomo, R.M. Bintarti, Amin Lubis, Wiwiek Hidayat, Lukitaningsih, Hidayat, Samsul Arifin, Mashud, Jacub, Abd. Wahab, Tuty Agustina, Soewadji Garnadi, Sudjoko, Sukarsono, Sutoyo, Suwardi, Sumardjo, Petruk Sumadji, Fakih Hasan, Ali Urip, Mulyaningsih, Kusnendar, W.A. Saleh, Sumadi Gadio, Atmosantoso, Hasan Basri, Suwardi, Alimun, Sudarmo Kuntoyo, Samidjo, Rakhmad, Sofyan Tanjung, Moh Sin, Giman, Sumarsono, Wiryo Suman, Rifai, Ismail, Pepsia Bintarti, Sudardjo, Anwar Noris, dsb.
Tengara ini diletakkan pada 13 Desember 1985 pada saat dilakukan jumpa ulang ex warga Kantor Berita Indonesia - Antara Surabaya 1945".
Sudah saatnya pemda dan masyarakat pers Surabaya berbuat sesuatu untuk menghidupkan Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya ini. Menjadikannya semacam museum pers Surabaya dengan koleksi foto dan perlengkapan penerbitan pada jaman perjuangan tentu akan memberi inspirasi dan bermanfaat bagi masyarakat Surabaya, generasi muda pers khususnya.
Gedung Monumen Pers Perjuangan Surabaya
Alamat : Jl Tunjungan 100, Surabaya. Lokasi GPS : -7.26139, 112.74008, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata SurabayaBagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.