Jarak antara lokasi Sendang Kasihan dengan Goa Selarong yang sebelumnya saya kunjungi sekitar 6,7 kilometer, atau sekitar 9 kilometer jika dari Yogyakarta. Ada semacam legenda atau kepercayaan yang hidup di masyarakat setempat tentang asal muasal Sendang Kasihan ini.
Alkisah, dalam sebuah pengembaraannya Sunan Kalijaga tiba di daerah ini. Melihat penderitaan masyarakat yang saat itu tengah mengalami kesulitan air, Sunan Kalijaga pun menancapkan tongkatnya hingga melesak ke dalam tanah, dan keluarlah mata air yang jernih sesaat setelah ia mencabutnya kembali.
Tampak depan area Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta, dengan pintu masuk sederhana berada di samping jalan yang tak begitu lebar. Tembok setinggi orang dewasa terlihat mengelilingi kompleks sendang ini, sehingga akan cukup sulit bagi orang luar untuk mengintip ke dalam dari atas tembok.
Setelah melewati regol, saya menurun undakan dan sampai di sebuah pelataran yang tidak begitu luas, dengan bangunan sederhana di kanan kiri pelataran. Menengok ke sebelah kanan saya melihat menggeletak dua buah arca yang menarik perhatian saya untuk mendekat.
Hanya terlihat beberapa orang anak kecil yang tengah mandi di Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta yang airnya memang sangat jernih ini, sehingga dasarnya bisa terlihat sangat jelas. Anak-anak kecil itu bergaya dengan meloncat dan mencebur ke dalam kolam Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta.
Sendang Kasihan yang kolamnya dibentuk bulat lonjong ini memiliki buangan air di ujungnya karena sumber airnya tidak pernah berhenti mengeluarkan air. Dua buah undakan turun untuk masuk ke dalam kolam terlihat berada di sebelah kiri kanan sendang.
Buangan air Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta yang masih juga jernih airnya. Di sisi Sendang Kasihan saya sempat berbincang dengan seorang pria berusia sekitar 30-an yang mengaku sampai di tempat ini, dan telah tinggal beberapa lama di sana, karena mendapatkan sebuah petunjuk gaib, dan percaya bahwa hidupnya akan berubah setelah berada di sini.
Sendang Kasihan di siang hari tampaknya menjadi milik anak-anak, dan mereka yang hendak merasakannya dingin serta segarnya air sendang. Barulah pada malam hari para pelaku tirakatan masuk ke dalam kolam, terutama pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
Arca di pelataran Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta dengan tempat pembakaran dupa dan tempat menancapkan batang hio di depannya. Di sebelah kiri adalah Arca Ganesha yang beberapa bagiannya telah rusak, dan di sebelahnya Arca Resi Agastya.
Kabarnya setiap malam 1 Suro / 1 Muharam berlangsung ritual kungkum di Sendang Kasihan, dan setelah itu membakar menyan dan meletakkan bunga di depan kedua arca ini. Unik, karena keberadaan Sendang Kasihan diawali oleh seorang wali, namun ritualnya mengadopsi kepercayaan Hindu dan tradisional Jawa.
Ketika saya tengah beranjak meninggalkan Sendang Kasihan Bantul Yogyakarta, Si mBok penjaga warung tampak terlelap sementara acara pijat memijat berlangsung di sebelahnya. Di balik pagar bambu juga menggeletak seorang pria yang tengah beristirahat. Kehidupan di Sendang Kasihan memang tampaknya menggeliat lebih banyak pada malam hari, kecuali barangkali di akhir pekan.
Sendang Kasihan Bantul
Alamat : Dusun Kasihan, Kalurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Lokasi GPS : -7.8298604, 110.3291908, Waze. Rujukan : Tempat Wisata di Bantul, Peta Wisata Bantul, Hotel di Yogyakarta.Label: Bantul, Sendang, Wisata, Yogyakarta
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.