November 09, 2022

Kidung Sudamala : Ringkasan dan Naskah Aslinya

Kidung Sudamala atau Kakawin Sudamala (Çuddhamala) merupakan karya sastra dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari jaman Kerajaan Majapahit. Naskah ini bercerita tentang kutukan yang menimpa Batari Umayi atau Dewi Uma, istri Bhatara Guru (Dewa Siwa), oleh karena berbuat serong atau clor ing lakine.

Seorang pakar Sastra Jawa dan budayawan Indonesia, yaitu Prof. Dr. Petrus Josephus Zoetmulder, S.J. (P. J. Zoetmulder, Utrecht 29 Januari 1906 – Yogyakarta 8 Juli 1995), telah membuat ikhtisar Kidung Sudamala yang disadur di bawah ini. Zoetmulder tersohor melalui disertasinya tentang aspek agama Kejawen yang diterjemahkan Dick Hartoko dalam Bahasa Indonesia dengan judul Manunggaling Kawula Gusti.

Relief yang memuat kisah Sudamala pernah saya lihat sewaktu berkunjung ke Candi Sukuh, yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tempat suci penganut Siwa Buddha Tantrayana yang berada di lereng Gunung Lawu ini ditemukan pada 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta, dalam keadaan runtuh.

Naskah Kidung SudamalaRelief pertama Kidung Sudamala di Candi Sukuh

Relief Kidung Sudamala yang terdiri dari lima deret ukir batu berada di sisi kiri teras ketiga Candi Sukuh. Di sisi itu pula ada arca tanpa kepala bersayap garuda, arca penjaga, arca bulus, lingga, dan sejumlah relief dan arca lain.

Ringkasan Kidung Sudamala

Pada suatu ketika, Dewi Umà hidup di dalam wadag makhluk jahat bernama Ra Nini di Gandamayu atau Setra Gandamayit, setelah ia terkena kutuk sang suami.

Dewi Uma harus menebus dosanya dengan hidup sebagai Ra Nini, dan baru pada akhir tahun ke-12 ia akan bisa dibebaskan oleh Bhatàra Guru yang meraga sukma dalam diri Sadewa, bungsu Pandawa.

Sementara itu ada dua bidadara penghuni swargaloka bernama Citrasena dan Citragada yang juga mendapat hukuman oleh karena sikapnya yang kurang ajar karena berani mengintip bidadari saat mandi sehingga mereka dikutuk oleh Bhatara Guru menjadi raksasa bernama Kalàntaka dan Kalañjaya yang mengabdi kepada Kurawa.

Dewi Kuntì, ibu para Pandawa, merasa cemas dengan keselamatan anak-anaknya ketika mereka sedang berperang melawan Kurawa yang dibantu Kalàntaka dan Kalañjaya, sehingga akhirnya ia meminta Ra Nini untuk membunuh kedua raksasa itu.

Ra Nini asalkan Dewi Kuntì bersedia menyerahkan kambing merah, yang dimaksud ternyata adalah Sadewa. Kuntì menolak hingga dua kali permintaan Ra Nini itu.

Namun Ra Nini mengutus Kalika untuk masuk ke dalam tubuh Kuntì, sehingga dalam keadaan terpengaruhi mahluk jahat itu Kunti pun mengijinkan Ra Nini untuk membawa Sadewa ke Gandamayu. Di tempat itu Sadewa diikat pada sebatang pohon oleh Ra Nini setelah ia menolak untuk meruwatnya.

Bermacam makhluk jahat berusaha menakut-nakuti Sadewa agar bersedia menolong Ra Nini namun tak juga berhasil, hingga akhirnya Ra Nini menampakkan diri dalam wujud raseksi yang amat menyeramkan dan memerintahkan Sadewa untuk segera menghilangkan kutukan Bhatara Guru dari tubuhnya.

Meski Sadewa mengatakan bahwa ia tak punyai kesaktian untuk melakukan ruwat itu, namun Ra Nini terus mendesaknya dan ketika tak juga berhasil maka ia pun menjadi marah sekali, yang membuatnya gelap mata dan hampir saja membunuh Sadewa.

Bhatara Guru yang mendapat kabar dari Narada tentang peristiwa di Setra Gandamayit segera turun dari kahyangan. Oleh karena memang sudah tiba saatnya kutukan itu diangkat, maka Bhatara Guru masuk ke dalam tubuh Sadewa dan ritual ruwat ke Ra Nini bisa dilakukan dengan dibarengi tebaran bunga dan percik air suci.

Setelah selesai diruwat dan kutukan diangkat, Ra Nini pun beralih rupa menjelma kembali menjadi Dewi Uma dengan kecantikannya yang sangat luar biasa.

Dewi Uma kemudian memberi nama Sudamala kepada Sadewa, yaitu ‘yang membersihkan segala noda dan kejahatan’. Sadewa juga diberinya senjata sakti, dan menganjurkannya untuk pergi ke pertapaan Prangalas.

Di pertapaan itu Sadewa akan mampu menyembuhkan pertapa Tambapetra dari kebutaan dan lalu menikahi kedua puterinya.

Kalikà, abdi Ra Nini, ikut memohon agar diruwat seperti sang majikan, namun permintaannya ditolak. Sêmar yang mengikuti Sadewa malah memperolok-olok Kalikà dengan melakukan ritual pengusiran roh jahat asal-asalan.

Mengikuti petunjuk Dewi Umà, Sudamala pergi meninggalkan Setra Gandamyit menuju ke Prangalas. Benar saja di sana ia menyembuhkan Resi Tambapetra dari kebutaannya dengan ritual pensucian seperti yang ia lakukan sebelumnya, dan lalu menikahi kedua putri Sang resi bernama Padapa dan Soka.

Nakula yang tiba di Setra Gandamyit untuk menemui saudara kembarnya, diberitahu oleh Kalikà tentang apa yang telah terjadi. Nakula lalu menyusul ke Prangalas dan Sudamala pun memberinya Soka, puteri Resi Tambapetra yang berusia lebih muda, untuk dijadikan isterinya.

Mereka lalu pulang untuk membantu saudara-saudaranya melawan pasukan Kurawa yang dipimpin Kalàntaka dan Kalanjaya. Setelah kedua makhluk itu dikalahkan oleh Sudamala, keduanya lalu diruwat hingga kembali ke wujudnya aslinya sebagai bidadara kahyangan.


Naskah Kidung Sudamala

Hagiwnam astu

ZANG I


  1. Sangtabya nama siwaya mangke, tan kabeta ri tulah, luputa sarwwa raga hiringong, dirgayusa hatuduh wungkal, denya milwamarnna mangke.
    Sembahku kepada Siwa, semoga aku tak kena kutuk, lepas dari segala penyakit dan wabah, panjang umur seperti bungkalan batu, perkenankan hamba berceritera.

  2. Hana ta wuwusen mangke, sira ta Sang Hyang Tunggal, mwang sira Sang Hyang Wisesa mangko, makadi Sang Hyang Asiprana, hananireng Guru mangke.
    Maka diceriterakan kemudian, pukulun Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Wisesa dan Sang Hyang Asiprana, ada di tempat Sang Hyang Guru.

  3. Sira sajati ya mangke, ring Hyang Guru wawarah, sapalinira Sri Huma mangko, Hyang Tunggal polahira sira, Sri Huma clor ring lakine.
    Mereka memberi tahu, kepada Hyang Guru, tentang perilaku Sri Huma, Sang Hyang Tunggal berkata, Sri Huma serong terhadap suaminya.

  4. Hyang Tunggal Wisesa mangke, tan kna kinbangan, Sri Huma sira haclor aiiolong, amali haken sdah burat, sinapa Hyang Guru mangke.
    Sang Hyang Tunggal adalah dewa yang berkuasa, tak cukup hanya diberi janji, sudah terang Sri Huma serong, membagi dua sirih dan bedaknya, karena itu ia dikutuk oleh Sang Hyang Guru.

  5. Hyang Guru wisesa mangke, sira humawaking rat, wruh sira tanana wruh punang wong, sira tanora katinggalan, sira nda tanana mangke.
    Sang Hyang Guru dewa yang berkuasa, ia berbadan alam semesta, ia tahu segala-galanya, apa yang tak diketahui manusia, ia tak tampak di mata, karena mempunyai sifat Tiada.

  6. Kang wucapan sira mangke, Hyang Tunggal Hyang Wisesa, wus awawarah ring Guru mangko, sapalinira Sang Sri Huma, Hyang Guru sngit manahe.
    Sang Hyang Tunggal dan Sang Hyang Wisesa sudah memberi tahu kepada Sang Hyang Guru bagaimana Sri Huma bertingkah laku. Karena itu murkalah Sang Hyang Guru.

  7. Hanimittanira mangke, wruh panatinira mala, sapabaya Sri Huma mangko, hanglalawananing Hyang Brahma, ti bramatyeng Guru mangke.
    Tahulah ia, bahwa sisihannya kini bernoda, karena sudah pernah melayani Hyang Brahma, kini Sang Hyang Guru marah berapi-api.

  8. Hingumanuman ta mangke, sira Batari Huma, lingira kalinganipun mangko, tinudingan denya tinemah moga dadi Durga mangke.
    Diumpat-umpatlah Batari Huma, oh demikianlah terangnya, sambil mengacungkan telunjuknya dan merubahnya menjadi Durga.

  9. Sira holahholih mangke, sira dus teles dawak, kasiden sapa Hyang Guru mangko, wastu sira dadiya Durga, Ra Nini haranta mangke.
    Itu akibat perbuatan sendiri, sama seperti orang mandi tentu membasahi diri, terlaksanalah kutuk Hyang Guru, semoga kamu menjadi Durga, bernama Ra Nini.

  10. Lwir apuh tumrapa mangke, lan kunir tanana suwwanaracap, habang hagimbal mangko, kesanira hukelukelan, gde luhur pangadge.
    Seperti kapur jatuh di atas kunyit, merembes merata tak ada sekat, segera menjadi merah, beruntai-untai bergumpal rambutnya, besar dan tinggi badannya.

  11. Netra suryya kembar mangke, tutuk lwir guwa menga, hasalit siwung sira mangko, hirung lwir sumur lo wiwara, tuminghalin sarirane.
    Matanya serupa matahari kembar, mulut seperti gua ternganga, panjang tajam menonjol ke luar taringnya, hidung berlubang luas seperti sepasang perigi, demikianlah perujudan badannya.

  12. Pating balentong hawake, hanjrit hanguwuh sira, hamalu lukat pada mangko, lingira Guru mawacanna, nora lukat sira mangke.
    Berbelang-belang warna kulitnya, menjerit berteriaklah ia, memohon agar dilepaskan dari keadaan yang demikian itu, maka berkatalah Sang Hyang Guru, tak dapat lepaslah kamu.

  13. Hana panamaya mangke, sasadwidasa warsa, denta ngemasi naraka mangko, hana ta tembyasrayanira, Pandawa pamuragile.
    Ada janjiku kepadamu, kelak sesudah dua belas tahun, sepanjang itu kamu mengalami nerakamu, maka barulah datang bantuan, yaitu Pandawa yang bungsu.

  14. Hanama Sadewa mangke, hanging pawarahingwang, kawruhaken wtuhane mangko, Sang Pandawa nglukateng sira, manjing ring garbane mangke.
    Yang bernama Sadewa, hanya itulah kuberi tahu, ketahuilah hal itu, Sang Pandawa yang akan meruwatmu, aku akan masuk ke badannya nanti.

  15. Muwah ta hapasangtabe, wong luputa ring tulah, mwang ngamajangah tumuta mangko, kawitanira Sang Pandawa, Hyang Tunggal mayuga mangke.
    Hamba menghatur sembah, semoga lepas dari kutuk, akan berceritera menguari sejarah, asal-usul Sang Pandawa, Hyang Tunggal lakukan juga.

  16. Glis bagawan mijile, biseka purasaran, dan sira yugga humijil mangko, bagawan manoba walesa, sira dan ayugga mangke.
    Ada Bagawan benihnya, namanya Begawan Purasara, dan ia beryuga berbenih, sekarang ada Bagawan Manoba, kini ia beryuga lagi.

  17. Bagawan Byasa wijile, manak Sang Pandu hika, sanak sahudaranira mangko, Sang Drtarastra harannira, manaking Korawa mangke.
    Bagawan Byasa benihnya, berputerakan Sang Pandu, bersanak saudara, Sang Drestarasta namanya, berputerakan Kurawa.

  18. Hanaking Sang Pandu mangke, humijiling Pandawa, sanak amisan ta sira mangko, Pandawa kalawan Korawa, munggwing kanan keri mangke.
    Putera Sang Pandu itu, adalah Pandawa, hubungan bersaudara sepupu, Pandawa dan Kurawa, golongan kanan kiri nantinya.

  19. Kalima kang jalu mangke, marge haran Pandawa, dan sira Sang Yudistira mangko, tuwa sumendi Raden Bima, Arjuna punang pamade.
    Lima laki-laki semua, karenanya dinamakan Pandawa, yang tertua Sang Yudistira, selanjutnya Raden Bima, Arjuna menjadi penengahnya.

  20. Sakula Sadewa mangke, hurujuning Pandawa, hamawa panglukatan mangko, sahuniwehan ing batara, marmmaning sumakti haheng.
    Sakula dan Sadewa kemudian, merupakan bungsu Pandawa, ini yang akan meruwat, karena mendapat anugerah dewa, maka kesaktiannya menakjubkan.

  21. Wus lumbrah kangpara mangke, tkeng rajanagara, yen sira Hyang Jagatnata mangko, hacraya lubukating sira, nini tanana hawaneh.
    Telah lumrah diketahui, hingga kota negara, bahwa mereka pembantu Hyang Jagadnata, tak ada yang lainnya.

  22. Sulabda bagus rupane, hanom wiweka ring prang, tanana pada ring wiyat mangko, tanana letehanira, winarna wuwusen mangko.
    Pandai tampan wajahnya, muda waspada dalam perang, tak ada bandingnya di kolong langit, tak ada cacat noda, digambarkan katakanlah nanti

  23. Glis lampahira mangke, setra gandamaywika, pada ta hangaroyani mangko, hupahupanara mwang tadahira, sabebekelane kabeh.
    Cepat perjalanannya, ke Setra Gandamayu, diikuti pengiring laki dan wanita, beserta perlengkapan dan santapan, dan bekal semuanya.

  24. Wadokurang hika sakweh, wadwanira kalika, jalwistryahangaroyani mangko, ndan sira raninyaglis mangkat, tankocapeng hawan mangke.
    Hambanya banyak, temant-temannya Kalika, mereka semua mengiring, Ra Nini berangkat, tak diceriterakan perjalanannya.

  25. Duk tka ring setra mangke, majing sireng kadatwan, hamenanging hupacara mangko, datan ilang takonnakna, gnep prakarane kabeh.
    Setiba di Setra, masuk ke istana, untuk upacara nanti, ditanyakan tak ada yang hilang, semuanya ada.

  26. Muwah hana kocap wanneh, sang widadara kembar, hanamaha Citrasena mangko, Citranggada punang panuwa, kneng sapa sira mangke.
    Lagi ada diceriterakan, dua bidadara kembar, bernama Citrasena, Citranggada yang tua, mereka pun kena kutuk.

  27. Hyang Guru hawas tinghale, widadara lumiwat, ring sdengngirakalihan mangko, hanganti ring rabyajinira, ring taman padyusan mangke.
    Hyang Guru awas penglihatannya, kedua bidadara itu lewat, saat sang Dewa sedang berada di tempat sang isteri, di taman pemandian.

  28. Tanana papakeringe, bramatya runtikira, batara hangupadrawa mangko, wastu sira dadiya yaksa, polahmu dahat alengnge.
    Mereka tak berbudi, karena itu Sang Batara sangat marah, menjatuhkan kutuk ke kalian berdua menjadi raksasa, karena tingkah lakumu sangat asusila.

  29. Batara kasidyan mangke, tmahira glis tumrap, tiba ring sang widadara mangko, haglis pwa hatmahan raksasa, tanpantarageng luhurre.
    Terlaksana kutuk Batara, cepat mengenai bidadara, kemudian mereka menjadi raksasa, tak tertera besar tingginya.

  30. Nama Kalantaka mangke, kalawan Kalanjaya, tuminghalin sarirane mangko, dumadi ring raksasa kembar, hangrak hanguwuh swarane.
    Mereka bernama Kalantaka, dan Kalanjaya, ketika mereka melihat, dirinyaberwujud raksasa kembar, menjeritlah mereka.

  31. Kadi ktug lindu mangke, byakta Sang Kumbakarna, hangangah ta hamdenikang wong, netranira lwir suryya kembar, tutukadi guwa mangke.
    Suaranya seperti gempa, sungguh seperti Sang Kumbakarna, galak menakutkan orang, matanya seperti matahari kembar, mulut seperti gua.

  32. Hasalit siyung dangstrange, lungid hasawang hastra, hanawut rawis netra sumorot hajrihaken kang wong tumingal, batara wuwus runtike.
    Panjang tajam taringnya, mengkilat seperti senjata, menonjol menyentuh kumis, mata bersinar tajam menakutkan orang yang melihatnya, Batara berkata marah.

  33. Glis hakon hatra mne, humara ring kayangan, den parengana ring setra mangko, ring sira yayi ni Sri Huma, Ra Nini makarannane.
    Segera memberi perintah, agar mereka pergi dari kahyangan, diperkenankan ke setra nanti, menemui adinda Sri Huma, yang sekarang bernama Ra Nini.

  34. Sigra lumampah lakune, tan kawarnnaheng ngawan, datengnging setra jujug tannalon, datan palarapan praptannya, kapanggih Ra Nini mangke.
    Lekas mereka berjalan, tak diceriterakan di jalan, telah sampai di Setra sekonyong-konyong datangnya, tak ada yang mengantarkan, bertemu dengan Ra Nini.

  35. Sinambra manapa mangke, bageya sira bapa, nakingngwang paran marmane mangko, hapisah saking kang dadara, pakulunnapasangtabe.
    Disambutlah kedatangannya dengan sapaan, selamat datang bapa, apa sebabnya maka puteraku kini, sudah tak lagi menjadi Bidadara, maafkan pertanyaanku ini.

  36. Katur ring jengngira mangke, pukulun katiwasan, sumembah medek sira karoron, katuwon patakaning hanakneng ngupadrawa mangke.
    Maka bersembahlah keduanya dan berkata, pukulun hamba mendapat musibah, lagi mereka menyembah, hamba sengsara mendapat kutuk Hyang Guru.

  37. Hih kalingane mengkene, pada kita lanningngwang, hangemasin pataka gung mangko, pirabaya mangke ruwata, sapa sih anglukat mangke.
    Rupanya demikian halnya, kalian sama dengan aku, sama-sama melakukan dosa besar, siapa tahu nanti bisa diruwat, siapa yang akan meruwat nanti

  38. Lah petanga sirengkene, hanganti panamaya, nira kakang Guru nglukat mangko, mne yan gnep sasangkala, punang sadwidasa warseng.
    Tunggu saja di sini sambil mencari jalan dan menanti janji, yang diucapkan oleh kakanda Hyang Guru, dialah yang akan melepaskan kutuk, kelak jika sudah datang saatnya, dua belas tahun lagi.

  39. Hilang

  40. Hilang

  41. Dateng humareka mangke, ring Prabu Duryodana, hantya nta makatihati mangko, raksasa tumurun ning kendran, prawira labdeng prang mang ke.
    Kedua raksasa itu lalu menghamba ke Raja Duryodana, kini orang harus hati-hati, karena raksasa itu berasal dari kahyangan, pandai berperang dan sakti.

  42. Kadbuta ring yuda mangke, gempung kang parawasa, di tana duratmangkya hamorod, wanyamagut ring paprangira, ning sarawarsaha kabeh.
    Dalam peperangan nanti, musuh dan lawan musnah di mana pun, yang berniat jahat terhadapnya, bertanding di dalam adu kekuatan dan adu senjata di peperangan.

  43. Syuh sirna kalanne kabeh, ta nwani tumanggalang, tanana hamadanana mangko, denira wus kangken atmaja, raksasa sumakti hahang.
    Hancur musnah penjahat semua, tak berani melawan, tak ada yang dapat menyamai, karena mereka berdua telah diangkat menjadi putera, mereka raksasa sakti dan gagah perkasa.

  44. Nengakna prawirane, kocapan Sang Pandawa, hana matramatra kasemwadah, hapindapi nda tan sobaka, kaya norana wanine.
    Kita tinggalkan dulu perwira itu, alkisah Sang Pandawa, mereka tampak cemas, seakan makin jauh dari rasa gembira, seolah hilang keberaniannya

  45. Paranbaya kalingane, pangaluping srenggala, wyarata madya makyawawangson , lan swaraning dangdang hangawang, hangersing hati mangke.
    0rang bertanya-tanya, pertanda apakah, bahwasanya tiap tengah malam terdengar anjing melolong, gagak berteriak di angkasa, semuanya membuat hati cemas.

  46. Mwang wadwa Pandawa mangke, habi bisiking rowang, hayo ta lunga sabaparadoh, mwang Sri Kunti sangsaya mingat, karaseng wlasing hanake.
    Para Pandawa berbisik-bisik, memperingatkan kawan-kawannya, agar jangan be pergian jauh, membuat Sri Kunthi semakin cemas hatinya karena kasihan kepada putera-puteranya.

  47. Muwah jejepen pracore, cara hc:mbandung karna, hamagut lidah bujarring hajro, du rjannamrih rusak nagara, hirebut pakolihane.
    Maka diselidikilah penyebab suasana tidak tenteram itu, ada khabar yang tersiar sampai ke dalam istana, bahwa memang ada yang berniat jahat, ingin merusak negara Pandawa.

  48. Lumbreng nagara wrtane, ring sa ng bala Pandawa, smu kagyat hangrenge wrta mangko, yan Sang Korawa ti nurunnan, raksasa kembar saktyaheng.
    Berita itu tersebar luas di kalangan rakyat Pandawa, membuat mereka takut, lebih-lebih setelah mendengar berita, bahwa Korawa mendapat bantuan raksasa kembar, yang luar biasa saktinya.

  49. Batari Kunti wruh mangke, yen hangucapeng daya, paran wekase Pandawa mangko, lah ngong humarek ing kayangan, suntda kapatiyane.
    Batari Kunti setelah mengetahui itu, memikirkan daya upaya, bagaimana nasib putera-puteraku para Pandawa, aku akan pergi menghadap ke kahyangan untuk memohon, agar raksasa kembar itu dilenyapkan.

  50. Kalanjaya Kalantaka, hapannatmajanira, Ra Nini batara ring kadaton, ring setra gandamayu hika, malar sira suka mne.
    Kalanjaya dan Kalantaka itu putera Ra Nini, Batara yang bertempat tinggal di dalam istana, di Setra Gandamayit, siapa tahu beliau berkenan membantu.

  51. Ra Nini yan sira haweh, nru hutanganningngwang, ndatannana wruh Pandawa mangko, haniliba mari kayangan, kunengta Ra Nini mangke.
    Jika Ra Nini membantu, akan besar hutang jasaku kepadanya, ini tak boleh diketahui Pandawa, ku akan pergi diam-diam ke kahyangan, dikisahkanlah sekarang Ra Nini.

  52. Ra Nini hamuwus mangke, siranelsel sarira, halawas kwa haneng setra mangko, hage ngong wru ruwat manira, hanglukatatengsun mangke.
    Ra Nini berkata nanti, menyesali diri, karena telah lama berada di Setra, bagaimana caranya agar aku lekas diruwat, semoga tak lama lagi.

  53. Wus genep sasangkalanne, kang sadwidasa warsa, kalukat kandehan malaningong, hing kuna kakang gurwawka Sadewa hanglukat mangke.
    Telah tiba saatnya, dua belas tahun telah berlalu, kini saatnya aku diruwat, kakanda Sang Hyang Guru akan masuk ke dalam badan Sadewa untuk meruwat aku.

  54. Paranteki dadalanne, ra Sadewa datengnga, mara mangke ring kayanganningngong, hage ngongngaring hawasanna, hanglukata hingong mangke.
    Bagaimana caranya, agar Sadewa datang ke sini, ke kahyanganku ini, tak sabar hatiku, semoga lekas berakhir deritaku, lekas datang orang yang meruwatku."

  55. Kawarnnaha sira mangke, Batari Kunti tka, kasasar hanujwing setra mangko, Hyang ayu tanpahyasana, manusa bagya marangke.

  56. Batari Kunti sabdane, matur tumulyanembah, mami pun Kunti mareka mangko, pada Hyang lingira ngandika, sapa manusa marangke.

  57. Batari Kunti haturre, pun Kunti nda dika, pada Hyang ayu manira mangko, wonten ta satruning Pandawa, pun Kunti teda patinne.

  58. Kunti sapa ta harane, satrunira Pandawa, Batari Kunti warahanningngong, satrunira Pandawa hika, muwah sapa ta haranne.

  59. Batari Kunti haturre, haran pun · Kalanjaya, harinipun Kalantaka mangko, punika pun Kunti haneda, kapatiyan ingsun mangke.

  60. Ra Nini hamuwus mangke, hiku kang dera teda, Batari Kunti tanpaweh ta ngong, si Kalanjaya hanakingwang, Kunti tanpaweh ngong mangke.

  61. Batari kuntyamit mangke, mendek sira hanembah, kapatihan ta mangko, Batari Kunti sampun lepas, Ra Nini kemengan mangke.

  62. Ra Nini hamuwus mangke, Kunti pamangsul sira, mereneha ngucapa lan hingngong, hingkene mangke hararasan, dadi mangsul sira mangke.

  63. Dewi Kunti mangsul mangke, sira mendek hanembah, punapa pun Kunti sineng mangko, mantange pwa kita waliya, Hyang ayu punapa gawe.

  64. Yen harep kapatiyane, satrunnira Pandawa, tka Kunti kaharepingngong, hurupana mangke wdus bang, hiku karepingngong mangke.
    Jika menginginkan kematiannya, musuh Pandawa, maka keinginanku Kunti, sediakanlah nanti kambing merah, itu yang kukehendaki

  65. Batari Kunti haturre, pun Kunti tkanana, wdus bang pinalaku mangko, pun Kunti hangaturakna, muwah pun Pandawa mangke.
    Dewi Kunti menjawab, Kunti bersedia, kambing merah yang diminta itu, akan Kunti antarkan, dengan Pandawa juga.

  66. Hana Tunggal ta warnane, hanakta ran Sadewa, hika haturrakneng h iringong, ra Sadewa rare hapanas, hamangan bapa babune.

  67. Pun Kunti tanpaweh mangke, pun Sadewa haturra, punapa ta pangucapanning ngong, bayaluhur yen wka dawak, dudu hanakingsun mangke.

  68. Batari Kunti haturre, salah Tunggal tinadah, pun Bima pun dananjaya mangko, makadi yen pun darmawangsa, punika tinadah mangke.

  69. Ra Nini hamuwus mangke, haja si dananjaya, mangko hika cacampuran mangko, si darmawangsa hiku haja, si bi ma satriya gde.

  70. Batari kuntyamit mangke, mendek sira hanembah, kantuna pada Hyang ayu mangko, Batari Kunti sampun lepas, Ra Nini kemngan mangke.

  71. Buta kalika merene, pamarekiteng ringngwang, kalika sunkonkon kita mangko, si k.unti glis tututana, pangrangjinging kita mangke.

  72. Punapa mangke dosane, pun Kunti rinaiijingan, kalika dakwarah kiteng ringngong, hanake si Sadewa hika, sunjaluki ya tanpaweh.

  73. Hingong hiya suntadahe, mne Sadewa hika, rekwa nglukatanana hiringngong, kakang Guru hiku nawekas, yenniyanglukat ngong mne.

  74. Pun kalika matur mangke, hawdi pun kalika, yen kita hangranjinghana mangko, pun Kunti tata SangHyang darmma, hiku habcik masane.

  75. Ra Nini hamuwus mangke, wnang yen widiningngwang, kalika pamangkat kita mangko, si Kunti glis tututana, pamanjing hayo hasuwe.

  76. Sah saki kayangan mangke, pun Kunti katututan, denranjing giniwang walik panon, kinuncang ginawe brajanta, hanguwel ta hangutatel.

  77. Hangadeg brajanta mangke, tuhu kandelan mudwa, dadi gumuywa?ijrit sira mangko, manah luttan wetan kulon ta, daksina hutara mangke.

  78. Ontbreekt

  79. Dewi Kunti mangsul mangke, satkanneng kaHyangan, Ra Nini Sanggarmmanapa mangko, Kunti nini paran gawenta, marmmanira mangsul mangke.

  80. Ra Nini hamuwus mangke, kamayangan yen tka, kita kuntyahaturakneringngong, yen si Sadewa kabaktaha, maring kayangan marangke.

  81. Batari kuntyamit mangke, tannasuwe ring hawan, prapti mangke sira ring kadaton, hanuli maring panakilan, kapanggyanakira kabeh.

  82. Raden Arjuna nabdane, kakaji hibu tka, kasasar pada hanembah mangko, hibu huni di si nangkanta, marasatiningsun mangke.

  83. Raden Bima pangucape, hibu ndi sinangkanta, Batari kunt i sumawurralon, Sangkanku huni saking setra, ring gandamayu ngong mangke.

  84. Yen harep kapatiyane, satrunira Pandawa, Ra Nini jatyawaraheringngong, Pandawa Tunggal rekwa panas, hamangan bapa babune.

  85. Hibu sapa ta haranne, Pandawa hi ka panas, Batari Kunti sumawur alon, Sadewa rekwa hika panas, hamangan bapa babu ne.

  86. Hibu tanpawe ngong mangke, pu n Sadewa katurra, punapa ta pangucap iringong, tanpasung mangke pun Arjuna, hongong Bima ku tanpaweh.

  87. Tuhu kita yan tc;inpaweh, harinta dananjaya, si Bima t uhu tanpaweh mangko, makadi yen si darmawangsa, yen tuhu kita tanpaweh.

  88. Daktibani kita mangke, hupata ngrengekna, hawak ta kne upata mangko, makadi ta ya lebur kawah, tur tan dad iya wong mangke.

  89. Ra Sadewa hedi mangke, norana katinghalan, Sadewa marekita hiringngong, dateng pun Sadewa hanembah, ginemel tangane mangke.

  90. Pinegemake tangane, nher dinandananan, Sadewa mati kita padaningngong, Ra Nini hamalaku sira, yya panasa singko mangke.

  91. Pun kalika mangsul mangke, punika pun Sadewa, Batari Kunti sireling mangko, tuminghal sireng nganakira, hangrangkul hanangis mangke.

  92. Dewi kuntyamuwus mangke, hanaku ki Sadewa, pangeran sampun mulih hiringngong, tanpendah ngwang kadi kinuncang, hampuranne tengsun mangke.

  93. Ra Nini hamuwus mangke, kalika Kunti tka, hanggawa hanake mulih mangko, kalika lah glis tututana, Kunti rancingira mangke.

  94. Dewi Kunti glis lampahe, saksana tinututan, kalika sampun ngranjingi mangko, giniwang mangke socanira, dewi Kunti runtik mangke.

  95. Sadewa lah mangsul mangke, tuwu lare hapanas, haku tumoning sariraningngong, sinendal Raden pun Sadewa, tur dentalinin tangane.

  96. Dewi kuntyaglis lakune, satkanneng kayangan, maturra ring Hyang madewi mangko, punika mangko pun Sadewa, katur ring Hyang dewi mangke.

  97. Dewi Kunti hamit mangke, tan asuwe ring ngawan, lumaris mangke sira tan alon, satkanira ring nagara, Batari Kunti haku le.

  98. Kalika sah saking garbane, sira Kunti tankocap, lumampah si kalika tan alon, satkanira maring setra, tka ngadeg in harepe.

  99. Sadewa hucapen mangke, sinangkala ring setra, cinangcang sira ring rangdu mangko, pun smar hatunggu hajaga, paran rehku kadi mangke.
  1. Hyang ngarka sumurup mangke, gumantya Hyang saSangka, tarangak alimunan kakayon , tanpangling Raden Sadewa,, nora ngrasaneng ngatinne.

  2. Pun smar hamuwlis mangke, sapa sireku tka, kalika haranisun rahinko, huculi mangke Sang pangngeran, yen sira wilasa mangke.

  3. Denuculi tatalene, linge Raden Sadewa, wilasa sira ngucul i ringngong, sapa ta nini haran sira, ni kalika tengsun mangke.

  4. Kalika dudu semune, tumon Raden Sadewa, garjita tu moning rare hanom, Sadewa sunhareping sira, nora mati sira mne.

  5. Raden Sadewa wuwuse, hangurringsun matiya, sapa sira harepe hiringong, paran ta laraningsun pejah, angurri ngsun mati mangke.

  6. Kalika ta runtik mangke, rehning tankinarepan, kulkul haganti dentabuh mangko, kaget sakweh hing wadokala, pada metu mangko kabeh.


ZANG II

  1. Hucapen balanira, mtu kabeh tatangan, lawan bowong laweyan lawan roro, tendas buntit buta bang lan buta hijo, kabeh pada menga.

  2. Humwang swara ning manuka, sabengsore cuculik, lawan dares dokan miber sakalasa tutuwu muni tanalon, tet~kek makarowange.

  3. Pada hanggigila mangke, kala jengk ing kala bang, sabahingas haneng jogan mangko, kagen tatangunngun dupa, sakahuni lampit mangke.

  4. Ring kepuh rangdunga mangke, rarawenya rumembya, husus tangantangan hula mangko, ku mammang momocorong soconya, gagak ahurahan mangke.

  5. Pada hanggodaha mangke, bala nira hurahan, sawane bakta pukangnganing wong, waneh agigisiha tendas, t anhenti panggigilane.

  6. Kalika ta pangadoke, sakweh ing wadokala, hagirang metwakekepok mangko, hapetakpetak hahurahan, hangigel ngidung swarane.

  7. Tanhenti panggigilanne, kawandasa jalwistrya, muncreng netra ring dada sumorok, hajengklek ngigel hamet solah, suku t unggal basa gde.

  8. Kang wado karo tangane, mangkyabengbeng baganya, pepengkah gde basanya beyod, kinendangan tinebwing tangan, sinuraking sarowange.

  9. Reregek patingkerecek, balung hakakantetan, lyan buta bang lawan buta hijo, pada met pamedime'dihan, tendas balaka rowange.

  10. Mata muncreng huntunne, rangap hangamahamah, lidahe habang sumeled halon, hakakantet but a saliwah, rare bajang ginamle.

  11. Pada pilih pabelanne, hananglalar hususnya, lyan tendas pada hangrebut hangroh, pangke waneh patingsufayah, halum ai"iar kang sawaneh.

  12. Humwang swaraning paberes, pada hangrebut mangsa, pun smar marashatine mangko, hakidukusaring jogan, ring gowok kpuh rangdu gene.

  13. Gumeterketer ngatine, dene wdi ki smar, sakwehing wadokala rerempon, hamedeken harsa tuminghal, meneng tanpangucap mangke.

  14. Hana malih kocap mangke, broko'Sokan ko tka, mwang rarampak si pangeran ingngong, nora wed i pangawa pejah, peteng ributa ngatine.

  15. Tatangan jepupu mangke, pada harsa gamela, tan lyan sumangSang sireng kakayon, bregenjong muncreng mata Tunggal, jagut dawa harerewel.

  16. Purusnya ngager hagde, j ineret kinedetan, pun smar gumuywing ngati mangko, humeneng rasa tanuripa, yen tansi hing dewa mangke.

  17. Humwang kulkulan swarane, wadokala hurahan, hangucap ahahahah hihih girang ngong, mangke hamamangsa satriya, hanom habagus rupane.

  18. Buta peteng tka mangke, hangamong mata Tunggal, hangrak hangagem badama mangko, mangke hamangan satriya, henak denpurak atine.

  19. Prabawanira Raden, teja mwang ririsumar, prahara ktug lindu tanalon, mekab kang pritiwi gumiwang, teja sumunu sumare.

  20. Ktug tiba gumerengseng, seseban lan badama, kang wadokala mangko wungadoh, hapadang kaya dininglalan, Ra Nini tumurun mangke.

  21. Ra Nini hamuwus mangke, mati singko Sadewa, sira waspadakna hiringngong, baya nora sira wed iya, tu moning rupanku mangke.

  22. Henti laranira mangke, Ra Nini hanggigila, Sadewa nora ngko wooi ringong, Ra Nini hasalah badama, tur denlungsur wediyane.

  23. Haris ning pamuwuse, manusaku Sadewa, ngong haminta sihanta hiringngong, lukaten kaki malaningngwang, sihanta hiringngong mangke.

  24. Raden Sadewa haturre, nher sira hanembah, saturrannipun Sadewa mangko, tan wikan pun Sadewa nglukat, padaning Hyang dewi mangke.

  25. Hanglukata wong babaneh, pun Sadewa tan bisa, patakanisun Sadewa mangko, tanwikan pun Sadewa nglukat, singgi laraning pangang waneh.

  26. Tuhu ngko hanglumuh mangke, sira nglukatering ngwang, Sadewa mati kita deningong, yen kita hanglumuh anglukat, masa ngko huripa mne.

  27. Raden Sadewa haturre, suka hangemasana, yen pejah lukat patakaningngong, Hyang ayu yen sira hanadah, lukat pun Sadewa mangke.

  28. Kroda Hyang madewi mangke, sira nambut badama, hajrit sira tumingal mangko, kaget kang prawatek dewata, Hyang dewi krodaha mangke.

  29. Kawarnnaha sira mangke, Hyang narada hanglanglang, tumurun sireng buwanna mangko, mandeg sira handulu teja, paran gane kalingane.

  30. Hyang narada pangucape, teja nika liweran, satinghaling Hyang narada mangko, Raden Sadewa sinangkala, hingayating pati mangke.

  31. Paran teki becikanne, yen Sadewa matiya, tanana pasamayanne mangko, Pandawa masa tanlebura, mati Tunggal mati kabeh.

  32. Hyang narada mangsul mangke, mati mne Sadewa, henakane mangsul sira mangko, hawawarahheng Hyang madewa, Hyang masno sun warahe.

    Hyang narada mangsul mangke, sumekang maring swargga, kapanggih swarggane Hyang maseno, kalih kalawan Hyang madewa, sama sira napa mangke.

    Hyang madewa pangucape, bageya palibaya, punapa pinda byagata mangko, waraheningsun palibaya, Sangsaya twasira mangke.

  33. Hyang narada pangucape, hingsunnawareng sira, Sadewa hika kawlasingngong, sinangkala ring setra hika, masana huripa mne.

  34. Mneng tanpangucap mangke, hanangis Hyang madewa, kemngan paran polaha mangko, pan ora wanya hangrebutta balikan ta mantuk mangke.

  35. Mara Hyang madewa mangke, ka lawan Hyang narada, satkannireng kadaton mangko, kapanggih Hyang Guru sineba, pinareking dewa kabeh.

  36. Hyang madewa matur mangke, mendek sira hanembah, saturraning mahadewa mangko, Hyang Guru lingira ha ngucap, lah ngong hangrebut ta mangke.

  37. Sapa ta hangrebut mangke, yen tan pada batara, hasihanipun Sadewa mangko, Hyang Guru lingira hangucap, lah ngong hangrebut ta mangke.

  38. Hyang Guru tumurun mangke, datengnging madyapada, satkanira ring setra mangko, kapanggih Raden Sadewa, Hyang Guru ngandika mangke.

  39. Sadewa henaka mangke, lukaten ta Hyang huma, hingngong rumaiijingnge sira mangko, hanuhun Raden Sadewa, hanglukat Batari mangke.

    (Hanggaronggong kang setrane, nora suketeng kakayon, rangdu roro buta bang lan ampel, Tunggal pepeiijoran ampel anom, kpuh randu karameyan.

    Bango roro hangagding lawangane cuculik lawan dares winminakakon konanya nambut hatmaning wong hiku minakagawenya.)

  40. Wus henak rumanjing mangke, Hyang Guru garbbanira, Sadewa sumanggup nglukat mangko, ngong Sadewa mangkyanglukata, pukulun hapaSangtabe.

  41. Jumneng ta sira mangke, hangekajnana sira, hasuku tu nggal humneng mangko, tanletuhing cita nirmala, tanpahamengan ta mangke.

  42. Wija kunir hingageme, kalawa sekarrura, hamusti sira ngardana mangko, hanambutaken skarrura, pu smar makyakekeleng.

  43. Pinituturan ta mangke, dene Raden Sadewa, Hyang dewi sira kasrpan mangko, hangrenge hungkareng Sadewa, hantyanta hayune mangke.

  44. Sinahura wija mangke, kalawan sekarrura, Ra Nini hajerit sira mangko, duk lungsur rupanira Durga, waluya Hyang ayu mangke.

  45. Hawas tinghal ira mangke, tatas mangkyanarawang, tuminga ta hudan braja halon, sinilir dening samirana, Hyang arka sumurup mangke.


ZANG III

  1. Kawarnnaha sira mangke, sakwehi wadokala, wus tumon ring widadari mangko, kang lanang dadi widadara, kang setra taman dadine.

  2. Hantyanta taman warnnane, hakeh kang sarwa skar, hangsoka sekarripun hangayon, kang bale tajuk amarapat, beji ring tengah prnahe.

  3. Hyang ayu tumungkul mangke, hantyan tumonrng sendang, Hyang ngayu hangilo sira mangko, listwayu mangke rupanira, lukat malaningsun mangke.

  4. Hyang ngayu halonabdane, manusaku Sadewa, wus lukat mangke patakanningngong, Sadewa tuhu hutaningngwang, Sadewanakingsun mangke.

  5. Duk salini kita mangke, haranta Sudamala, pan kita hanglukat malaningong, kita mani sama kalukat, pada rahayuha mangke.

  6. Hana manih ganjarranne, Sudamala rabiha, hana ta kaki pangutusingong, maring prangalas kita mangkata, mandala lor wetan prnahe.

  7. Ring Tambapetra haranne, sira drwyanakanak, roro pada hayu rupaningong, haranne ki soka padapa, hika karmmanisun mangke.

  8. Hiki kaki sanjatanne, pamateni satruna, suddamalaglis ngkata mangko, hamit Raden suddhamala, mendek sira nembah mangke.

  9. Kalika hamuwus mangke, pun kalika linukat, kalika tanlukat malaningngong, dosanta han~luh lakinta, hiku malanningsun gde.

  10. Pun smar mangke haturre, sampun sira pangeran, hanglukat dosanipun angadokhaken sakweh hing wadokala, hamdeken setra mangke.

  11. Hi kalika sruh tangise, hakusah aneng jogan, kesel sira mangkye jongkong, mala katon sosongothira, pun smar hanuding mangke.

  12. Ki smar hamuwus mangke, kitarep lukat kita, kalika ngong hanglukata mangko, dan lingipun mne kalika, lah bageya smar mangke.

  13. Hangasiasih ujarre, duh kakanku ra smar, wong jagra tur sira bagus anom, hakeh rangda lara hulanjar, hareping sira sumeler.

  14. Mesem ki smar wruh mangke, hingayemi kalika, lingira sira sunlukat mangko, parekna sasaginnira, gnep saranane sakabeh.

  15. Ngong mangke panangkanane, sabwat ning kasarana, salaksa ronglaksa beya mangko, pun smar gumuyu ring citta, turrangucap lah pareke.

  16. Sokan sawakul paberes, kan mwang regas winadah, kalawan sajeng saguci mangko, denaglis mangko holahana, hingedokeneng pamade.

  17. Pragata wus mateng mangke, sampun sumaji tengah, pun smar hadan macota mangko, kali doh ayo tuminghal, tan wnang katoning kabeh.

  18. Pun smar hamangan mangke, wareg makyahamangan, wus telasekul hawakul mangko, mwang sajeng saguci telas, camra tankari balunge.

  19. Wus hanguculu sesewet, yadyan maling ikuhnya, dentelas kuneng kalika mangko, hidep tahutuhu basaja, pun smar hangapus mangke.

  20. Hucapen hyang dewi mangke, sira dandan muliha, ring swargga halawasepi mangko, honeng hika pada batara mwang widadari kabeh.

  21. Hangayu ngakasa mangke, sumeka maring swargga, hyang ngayu kumdapkooap katon, hanangis mangke pun kalika, denselsel ko sariranne.

  22. Sudamala muwus mangke, kariya ni kalika, hanging sing rungunen wekasingngong, gawenta hatungguheng taman, tembe kita sunlakate.

  23. Kalika pakari mangke, hingong makateng taman, lingira kalika mojar alon, lah kaki margi haneng ngawan, wastu rahayuha mangke.

  24. Kawarnnaha sira mangke, hyang ngayu kalihan, lumaris lampahira tannalon, duk teka ring bajarran puspa, hakalihan sira reren.

  25. Tanwarnnanen sira mangke, hyang ayu hakalihan hangrungukang widadari mangko; hyang ngayu ring bajarran puspa, pada mapag dewa kabeh.

  26. Humwang swaraning pareret, gding lan tatabuhan, kang payung ketas hangrawi tinon, kang gaiijaran tuhu hangraras, widadara manjing mangke.

  27. Jampana tu hu halepe, cinacaraheng hemas, umneng nenetranya bra katon, pinikul dening widadara, hingayaping dewa kabeh.

  28. Hanitihi swargga mangke, hangulihin kadaton, wus paripurnna sireng kadaton, mangke hyang ngayu kadi wala, kalawan Hyang Guru mangke.

  29. Tanwarnanen sira mangke, Sudamala kocapan, satkanireng mandala mangko, hangadegi tengahing natar, ring patemon sira mangke.


ZANG IV

  1. Hana suwyana pu putut medal mangke, sama madapa sira, Raden Sudamala halon, linge lah bagya pukulun di Sangkahe hanar.

  2. Baya widadari hanom, rupanta leyepunapa, karyyan doning mandala, Raden Sudamala kon, mdal Sang ngapalinggih hika.

  3. Pu putut wus matuk mangke, matur hana datngan, hanembah lingira mojar alon, pu kulun wonten ta datengan, hanom habagus rupane.

  4. Kadi satriya warnnane, singgyaran Sudamala, daweg ta pukulun medal mangko, hanapaha ri Sang datengan, hatyanta hayu budinne.

    Lah kaki rumuhun mangke, sah saking palinggihan, tinuntun dera ki putut mangko, hapan sira tanpabuwanna, marmmaning tinuntun mangke.

    Tka ring patemon mangke, kang ngaran tambapetra, Sanggarma sira hanapa mangko, pukulun di sinangkanira, lah bageha linggih mangke.

    Raden Sudamala linge, lah sruda hanakira, ring pambagyani pukulun mangko, mwah gaweningsun yen tekaha , hyang ngayu hatuduh mangke.

  5. Ring indraprasta ngong mangke, sinangkantanakira, pamurujuning Pandawa mangko, ngantekaningong saking setra, hanglukat hyang dewi mangke.

  6. Hyang ngyu wus lukat mangke, sumengkang maring swargga, lingira huni hanglukatingong, hana hara Sang tambapetra, hika lukat denta tembe.

  7. Mandala lor wetan mangke, prnahe tambapetra, wong tanpabuwana hanak roro, taruni pada nom hangraras, hika kalih alap mne.

  8. Hangrasanireng ngatinne, bagawan tambapetra, lingira tembe mun lukat mangko, bage yen mangkananakingwang, hage sunlukata mangke.

  9. Lamun ngong meleka mangke, dene ki Sudamala, sadenirangrehkna hiringong, hanakingsun soka padapa, halap karo denmne.

  10. Rahanden lingira mne, sumekangi lukata, lah kaki lukaten malaningong, hingagemaken skarrura, kahardawa sira mangke.

  11. Hingngidep batara mangke, sira batara hindra, munggwing netra kidep sira mangko, hanaring wong ring hanakanak, siniraman tirta mangke.

  12. Kagyat hana ta panonne, bagawan tambapetra, waspada tumoning jagat mangko, handulu hika sarwwa warna, lah kaki suka manahe.

  13. Wus melek mangko panonne, bagawan tambapetra, tuhu siyanlukat malaningngong, hawas handuluha hing warna, hawas kabeh ring kamangke.

  14. Bagawa wus tumon mangke, ring Raden Sudamala, muliha maring asrama mangko, satkanireng jro hudyana, kapanggyanakira mangke.

  15. Hangajag halungguh mangke, bagawan tambapetra, lah kaki Sudamalanakingngong, halunggu ta ring harsanira, tumajinah ring pamade.

  16. Sama wus alinggih mangke, bagawan tambapetra, li ngira ring hanakira mangko, tuhu ta waspada ring warna hanom habagus rupane.

    Lingira bagawan mangke, hasengngin hanakira, ni soka padapa hanakingong, marangkenga sira pangeran, kalih anakingsun mangke.

  17. Sama bak ta sdah mangKt!, pad a wadah carana, nakingngwang hanapa kakang mangko, Sang parawan tuhu hadandan, sdah ring carana mangke.

  18. Lumampaha sira mangke, hangraras tiningalan, deniring dya sasampurre mangko, tkeng ayun kalih anembah, ring Sang m ahadibya mangke.

  19. Bagawan alon ujarre, lah nini hanakingwang, haturrakena kang sdah mangko, kalih sira pada hanembah, ring Sang Sudamala mangke.

  20. Lah ngaturri sdah mangke, Raden soka padap, semwerang nher hanapa mangko, hulih bagya punika sedah, katurring sira Raden.

  21. Raden Sudamala linge, sawyanagap i sdah, lah hasuruda nini sunmangko, ring panembahanira tuwan, hisun hatarima mangke.

  22. Tambapetra lon ujarre, wus katanggapan sdah, lah ta lungguha ninyanakingngong, ring sandingngira rakanira, kalih halungguha Raden.

  23. Hatur sembah sira mangke, kal ih halungguh sira, dateng kang amumunduta mangko, sekul hulam tok lawan kilang, ki putut halarih mangke.

  24. Haneda sweccan ta mangke, bagawan tambapetra, lawan Raden Sudamala mangko, mwah anakira Sang parawan, sama sira nadah mangke.

  25. Ki putut halarih mangke, karak brem lan kilang, sama ta sira hanadah alon, ri sampun sira makyanadah, pun smar mabukti mangke.

  26. Tambapetra lon ujarre, sira hadandanana, papajangan mangkwe salu kulon, humahe ki soka padapa, haglis hayo hasuwe.

  27. Sampun hapapajang mangke, matur sira hanembah, si putut ring Sang mahadibya mangko, sampun denira hamamajang, saturre pun putut mangke.

  28. Sang resi halon ujarre, lah kaki Sudamala, hiringana harinira mangko, maraha sireng pagulingan, hapanggiha sira sore.

  29. Raden Sudamala linghe, hamit siranakingwang, saksana hiringhaken mangko, kalawan ken soka padapa, maring salu kilyan mangke.

  30. Pun smar halon ujarre, mne kyaturu dawak, Raden wus hapapanggih mangko, ingsun ta mne baya ngapa, ingsun hangitipa mne.

  31. Ki putut lah sirengkene dentulusira sanak, hiringngwang hingsung hanecta mangko, rnalampah knengsu parawan, ring Sang mahadibya mangke.

  32. Ki putut hamuwus mangke, hawedi sunmaturra, pun smar mangko hamuwus halon, maturra hugaha ringngira, yen- bendu .hingsun paranne.

  33. Ki putut matur dan linge, hawot sarrya Sang kayap, pun smar makyajaluk wong wadon, mneng sira Sang mahadibya, kemngan sunira mangke.

  34. Hana sira kadi mangke, ni satohok apendak, ndan lingira putut mojar alon, ni satohok sira mareka, tinarima sira mangke.

  35. Ni satohok ndan ujarre, kamayangan mangkanna, yen hingsun tinarimaken mangko, gagen pun putut halakiya, rowanganisun hakule.

  36. Tkeng harep sira mangke, hanembah ring Sang dibya, lingira sareng hamuwus halon, towok wasanakoken kita, suwehi ki semar mangke.

  37. Sandika Sang kayap mangke, pun tohok tanlanggana, lah putut hiringakna mangko, gawaku maring ki smar, denaglis hayo hasuwe.

  38. Pun putut hangater mangke, pun tohok ring ki smar, lumaku hangraras baSang kombor, histri pasungira Sang kayap, sampun tanpantosa reke.

  39. Pun smar hamuwus mangke, hatarimengsun kakang, matur ring Sang mahadibya mangko, haglis ni putut maturra, ring Sang maharesi mangke.

  40. Pun smar halon hujarre, nini lah mereneha, sapa ta Ra Nini haraningngong, ni tohok ingsun kaka smar, rara sunti hingsun mangke.

  41. Sumurup hyang rawi mangke, gumantyan hyang saSangka pun smar hamet dununngan mangko, katuju nggwaning palumpangan, saluduh-luduh galarre.

  42. Kang likah wus tepu mangke, hantolipun orana, hirikang gwane pun smar mangko, saksana mangkyahangrumru ma, wus sapapelukan mangke.

  43. Hakokrocotan ta mangke, pun tohok lan ki smar, saksana tikel kang likah reko, mwang galar tikel tibeng longan, pun smar mangkyakeketet.

  44. Kaget punang ngasu mangke, tibannipun ki smar, hakeketet nora luwar mangko, kang celeng haneng palungpangan, geger malangwata mangke.

  45. Pun smar bek merang mangke, sira mwang gigirikan, pun tohok pupuhan bek mangko, suket hahor lan tahi nayam, pRadene masisiragel.

  46. Tanenti wuwusse mangke, polahipun ki smar, Raden sira kawuwusen mangko, henak denira papalihan, sawyakuren sira mangke.

  47. Mijil Sanghyang radetya, tankocapan Sudamala mangko, Raden Sakula kawarnnaha, wawa tangyanangis mangke.

  48. Hamalampah tirta mangke, sigra rarawup sira, ri sampunnira rahup mangko, tumurun jog nher lumampah, maring setra sinadyane.

  49. Haglis lakunnira mangke, tankawarnaheng ngawan, duk tka sira ring setra mangko, kapanggih ni buta kalika, hatunggu ring taman mangke.

  50. Ni kalika muwus mangke, bage ki Sudamala, kamayangan sira mangsul mangko, baya siranglukaten sira, mantange mangsula mangke.

  51. Raden Sakula namdane, dudu sun Sudamala, Pandawa haran Sakula ta ngong, hangulatyarinku Sadewa, huni sinangkalengkene.

  52. Yen sira wilasengkene, tuduhaknengringwang, sagwane mati Sadewa mangko; hiringsunini tumut pjah, maring harinisun mangke.

  53. Ni Kalika lon ujarre, pacukisuni sira, sunseguh ki Sudamala mangko, baguse tunggal rupanira, muwah hanomira mangke.

  54. Huni sinangkalengkene, harinta ki Sadewa, Batari hakon hanglukat mangko, dadi ta bisa siranglukat, hyang ngayu wuwus krodane.

  55. Kadyana sumurup mangke, maring kaki Sadewa, haSanggup sira hanglukat mangko, humneng hyang dewa raspatya, pinituturan ta mangke.

  56. Tidak ada

  57. Tidak ada

  58. Ginanjar parawan mangke, kinon ta harabiya, ring mandala tambapetra mangko, humahe mandaleng prangalas, rorwayuhayu rupane.

  59. Raden Sakula sabdane, kulehe ki lakika, marmmane sira hanglukat mangko, hakeh sama wuwus kalukat, sira hiki kari dewek.

  60. Ni kalika pangucape, katuhon ki Sakula, haneguh agung patakaningngong, lakiningsun mati deningngwang, kapatsasur tunggal kabeh.

  61. Kawewegeg sira mangke, ring twas Raden Sakula, hangrungu hujar kalika mangko, hawekasan ta sira mojar, katuhon kalika mangke.

  62. Raden Sakula sabdane, kariya ni kalika, ngong mangke mareng mandala mangko, tuduhana tengsun dadalan, hanujwing mandala mangke.

  63. Marga kang anengen mangke, hanuju ring prangalas, ampun ta prayatna tuhaningngong, kesah mangke Raden Sakula, haglis mangke lakunne.

  64. Tankawarnneng marga mangke, sira Raden Sakula, duk tka sireng mandala mangko, hangadeg ta tengahing natar, ring patemonira mangke.

  65. Humulat ki smar mangke, ring Raden Sakula, naha lingira pamatur mangko, semar wonten ta rakanira, tumuturreng hari mangke.

  66. Pun smar hamit ta mangke, maraheng jro hasrama, matur mangke ring Raden anom, kapanggih hapapangantenan, lan Raden padapa mangke.

  67. Pun smar matur dan linge, ndarakanira tka, tumuturreng pakanira mangko, dawlg ta mdaling patemwan, hamapaga raka mangke.

  68. Raden Sudamala linghe, lah mantukeng nga~rama, raka pakanira datengin jro, lah yayi hana ngiring sira, karihinan sira mangke.

  69. Duk tka ring dalem mangke, sami halinggih sira, Raden Sakula hembah mangko, halinggih Raden Sudamala, ring Raden Sakula mangke.

  70. Raden saSakula wuwuse, huni ngong saking setra, tumutur mangke ring hariningngong, yen pjah ngongruhing pangnglahan, ingsun tumut mati mangke.

  71. Dadya hana tuduh mangke, negyarani kalika, yen sira haneng mandala mangko, dentuduhngakin punang marga, tka sundateng marangke.

  72. Tidak ada

  73. Tidak ada

  74. Raden Sudamala linghe, hasengnging harinira, Ni Soka padapa hariningngong, mereneha sira hanapa, ring kakang Sakula mangke.

  75. Hambaktaha sdah mangke, padasunga saksana, hamarek. sira pangeran karo, Sama nembah Raden Sakula, mwang Raden Sadewa mangke.

    Prapti pupundutan mangke, saking Sang mahadibya, sekullulam brem kalawan tok, hanadah ramya hakalihan, mwang Raden Sakula mangke.

    Sampun sira nadah mangke, linge Raden Sadewa, lah yayi soka hidepenningngong, sunwehi raka kang Sakula, ingsun padapa m uwuse.

  76. Raden Soka pamuwuse sandika pakanira, pun Soka tanlangganaha mangko, sadenn ira makyahangreha, masa tannidepa mangke.

  77. Raden Sudamala linghe, sira kakang Sakula, Ni Soka katurreng kakang mangko, Raden Sakula tanpangucap, hangrasaha kadi mangke.

  78. Raden Sudamala linghe, kule sabda mangkana, dadyanan sapangucap iringngong, wisesa suwehaneng kakang, denpada harabi mangke.

  79. Raden Sakula sabdane, sandikannira radyan, pun kaka lah hatarima mangko, dahing si yayi pajarringngwang, yen mati suntumut mangke.

  80. Hangambila sira mangke, dera Raden Sakula, Ni Soka hangiringaken mangko, hanuli maring saluk wetan, Raden Sakula lakunne.

  81. Kawarnnaha sira _mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, henak dennira papasihan, hana ri ng mandala mangke.

  82. Hana gantyanana mangke, Kalanjaya kocapan, rnwang Kalantaka kocapan mangko, muwah nagareng gajahoya, pun delem lan Sangut mangke.

  83. Sang Kalanjaya wuwuse, lah yayi Kalantaka, hangrungu yayi sun rta mangko, Pandawa ki Sadewa hika, nengguh sampun mati mangke.

  84. Sang Sakula hika reke, tumutur mangke pjah, hakalihan dananjaya mangko, hapan hing Pandawa haranya, mati tunggal mati kabeh.

  85. Si Bima harjunna mangke, lawan si darmawangsa, mangke ta yayikaharlpingngong, hangluruga maring Pandawa, masa tankalaha mne.

  86. Kalantaka muwus mangke, haron waspadaknya, yen mati kalawan orang mangko, si Sadewa waspadakna, haron tinoreksa mangke.

  87. Kalanjaya muwus mangke, toreksanen saparan, wus wdspadang wong tumona mangko, wrtane ra Sadewa pjah, lawan si Sakula mangke.

  88. Balikan ta dandan mangke, sanjata karepingngwang, si dilem kita pangarah mangko, Ian pun Sangut kita pangarah, sakweh hingkang wadwa kabeh.

  89. Haglis pun delemangke, kalawan pun Sanguta, lingira pun Sangut, mojar alon, ki dilem marashatiningngwang, kalaha Pandawa mangke.

  90. Manawa yen hurip mangke, sira Raden Sadewa, kalawan Raden Sakula m angko, manawi wonten olih widya, sira balik tukar mne.

  91. Pun dilem amuwus mangke, sapakon paduka, batara ngwang hapangaraha mangko, pun sungut kaki harinira, denaglis hayo hasuwe.

  92. Saksana haglis lakune, pun dilem pangaraha, dan lingira mangkyamuwusalon, sawadwanira ta batara, hadandan saiijata kabeh.

  93. Hanglurung Pandawa mangke, pada haja pepeka, densrgep rowang ngluruga mangko, ndan lingira wadwa hangucap, singgih adandanna mangke.

  94. Kang wadwa waneh aturre, paran ta dosanira, Pandawa linurugana mangko, Pandawa bcik budinira, tur henak dameng semune.

  95. Pun dilem humantuk mangke, pangarahapangsaja, yan sampun dandan saiijata mangko, sawadwanira ta batara, sama ta lumurug mangke.

  96. Kalanjaya muwus mangke, lah kaki Kalantaka, mangkata yayi kaharepingngong, ingsun ta yayi ring harep ta, sira ring nguntata mangke.

  97. Saksana ta sira mangke, Sang Kalanjaya hika, kalawan Sang Kalantaka m angko, hingiring dening wadwanira, kang surak gumentus mangke.

  98. Tabutabuhan swarane, beri hagu ru gangsa, humyang ryyangkat ning detya mangko, kadi gunturra kang nagara, gunung lwir rebah ta mangke.

  99. Pandawa hangrungu mangke, yen Kalanjaya mangkat, Ian Kalantaka hanglurug mangko, Pandawa mangke ti nangkilan, Sang darmawangsa marangke.
  1. Sang Prabu hamuwus mangke, lah kaki dananjaya, si Bima lah angapeki mangko, lingira Raden Bima ngucap, ngong mudaheng ngari mangke.

  2. Sang darmawangsa dan linge, hajwage ta ki Bima, yayi Arjuna rumuhun mangko, hingiri gin punggawanira, sira ring nguntata mangke.

  3. Raden Arjuna dan linge, haneda pun Arjuna, tur manekeng ngadilaga mangko, Pandawa hiki hamapaga, pun amusuh iki mne.

  4. Wus amit hanembah mangke, sira Raden arjunna, lu mampah humunggwing rata mangko, hiniring dening wadwanira, lpas larnpahira mangke.

  5. Raden Bima mangkat mangke, wekasing nguri sira, lu mampah hangagem gada mangko, duk tka mangke pabaratan, Raden Bima mandeg aher.

  6. Tanwarnnanen sira mangke, Kalanjaya kocapan, saksana tuminghal sira mangko, Raden arjunna tumandanga, haglis lakunta mangke.

  7. Kalanjaya muwus mangke, haheh si danaiijaya, sdeng sira kalawannaningngong, hanging wadwa haja pepeka, si danaiijaya ta mangke.

  8. Sapa ta tanwruhha mangke, yen bener hamamanah, kawasa rusakeng kulaning, pangarunira hayo hapepeka, den patuking sirah mne.

  9. Kawarnnaha sira mangke, Raden danaiijaya, tuminghalin Kalanjaya mangko, hah iki sira Kalanjaya, balanya kehing ngarepe.

  10. Mwang nentekna wadwane, kang hingarepe hika, ngonglepasane ring panah mangko, saksana sira mentang panah, lumepas kang heru mangke.

  11. Kang wadwa ta trus jajane, waneh punggel gulunya, hana ta tugel pupunne mangko, lyan ta tiba sirahnye lemah, waneh pegat madyanyakweh.

  12. Wudira sumirat mangke, hangibeki paprangan kang kala detya keh mati mangko, tuminghal sira Kalanjaya, hageng hanudingi mangke.

  13. Kalanjaya kroda mangke, hah hah ko dananjaya, kang wadwa detya hakakeb mangko, hingong mangke ta hamalesa, haywana gumingsir mangke.

  14. Hanglepase konta mangke, yaksa ran Kalanjaya, tuminghal bala Pandawa mangko, sira tanpakneng konta ta, lwir sinarodra ta mangke.

  15. Kalanjaya geng krodane, hangrak hanguwuh sira, hanempuh hana ring yuda mangko, nher mangkyanglepasi konta, ring Raden Arjuna mangke.

  16. Dananjaya muwus mangke, yen linepasan konta, saksana hantuk gingsir sira mangko, dadi hamales mangkweng panah, lumepasaken ru mangke.

  17. Tempuhing sanjata mangke, dadani Kalanjaya, saksana tantetesira mangko, hingudanan mangke sanjata, tantetes ta sira mangke.

  18. Kalanjaya muwus mangke, hah hah si dananjaya, tumbakakna sanjateringngong, hudananaku uga panah, masa gumingsirna mangke.

  19. Hah yen katututan mne, dananjaya deningngwang, masa sira bahuripa ningngong, sa ng ngarjunna mangke wus kna, halumuh aparek mangke.

  20. Raden arjunna namdane, timbal ki Kalanjaya, hingingsida panahane mangko, dentikel sarawara tumbakna ta hawake mangke.

  21. Linepas rawara mangke, dera Raden arjunna, gulu sirah irung kuping panon, tantetes mangke Kalanjaya, Sang Arjuna melayu mangke.

  22. Raden Bima muwus mangke, sapa tumanekeng prang, mantangyan ko malayu ta mangko, sumawur Raden Arjuna, si Kalanjaya ta mangke.

  23. Arjunna pakari mangke, hingong ta hamapaga, hapagut prangKalanjaya mangko, Kalantaka di prnahira, sedeng makalawan mangke.

  24. Kalanjaya mulat mangke, wrkodara tumandang, lingira mangkyanucap tanalon, lah bageya sira tumandang, sedeng lawanaku mangke.

  25. Kaget ya haparek mangke, ring Raden wrkodara, saksana hamusti gada mangko, mati kita si Kalanjaya, tur ginada sirah mangke.

  26. Hamales ta sira mangke, hanuduk dening konta, Raden Bima tantetes ta mangko, Raden wrkodara hangucap, mani hanuduka mangke.

  27. Kaget Raden Bima mangke, tka ran Kalanjaya, hangrak hanguwuh ta sira mangko, ki Bima haywa ta hatinggal, ring palaga sira mangke.

  28. Raden Bima wus wruh mangke, ye Kalantaka tka, ngrangkul gada Raden Bima mangko, hingong kalaha yudanira, sakti Kalantaka mangke.

  29. Raden Bima mundur mangke, kapanggih Sang ngarjunna, lingira Raden Bima mangko, dananjaya lah mundur kita, kasampehan ingong mangke.

  30. Raden dananjaya linge, lah daweg hari Bima, lah muliha tangkeb lawang mangko, hamageh tekaheng jro pura, habawa rasa ngong mangke.

  31. Kalanjaya buru mangke, ring ngundur Raden Bima, kalawan Raden Arjuna mangko, Kalanjaya dan sawurrira, hah paran mundurra mangke.

  32. Kroda sira bi ma mangke, Kalanjaya jinambak, sasana binanting sira mangko, maring watu kumalasa hika, tur benjah kang watu mangke.

  33. Kalanjaya bangun mangke, hanut buri Sang bi ma, hantinen tengsun ta bina mangko, nurung hingsun mati denira, haja kapicundang mangke.

  34. Hanuli ta sira mangke, Raden wrkodara, tuminghalin Kalantaka mangko, jinamba cinelek bangunya, ginutuking gada mangke.

  35. Tantetes ta sira mangke, detya ran Kalanjaya, saksana linebokaken mangko, nda ring batu si Kalanjaya, mundur ta Pandawa mangke.

  36. Henakane ngong hareren, sida leswawakingngwang, mne ta yen marryalesu ningngong, daktidakane ring Pandawa, dakbubar kutanne mne.

  37. Hnengakna ta mangke, tan kocapannayuddha, kocapan Raden Sadewa mangko, kalawan Raden Sakula, hana ring prangalas mangke.

  38. Raden Sudamala linge, kakang saku la kakang, Bima kakang Arjuna ta mangko, wus kawes denira hayuddha, lawan Kalanjaya mangke.

  39. Waspada kang wrtta mangke, yen wus atangkeb lawang, hangekeb sireng jro kuta mangko, masa huru kalaha sira, wus kapyuhan polah mangke.

    Raden Sakula dan linghe, punapa rehanira, kakaji mangke haneng kadaton, lingira Raden Sadewa, lah mangkat hayo hasuwe.

    Jumorojog sira mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, saksana glis lampahira, tankawarneng hawan mangke.

  40. Glis tkeng kuta mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, humulat kang atunggu kuta, hamenga ning lawang mangke.

  41. Tka ring jro kuta mangke, hanujwing panangkilan, kapanggih Sang darmawangsa mangko, Sang Bima lawan Sang Arjuna, sameng panangkilan mangke.

  42. Kaget kanembah mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, sumembahing Sang darmawangsa, muwah Raden Bima mangke.

  43. Sang darmawangsa wuwuse, yen arini ngsun tka, lingira Raden Bima mangko, harinku Sakula Sadewa, saking hendi hari mangke.

  44. Raden Arjuna dan linghe, tka sirarinira, tansipi sukane hatiningngong, saking hedi ta Sangkaningngwang, warah jatiningsun mangke.

  45. Raden Sudamala linghe, manira matur kaka, ring nguni sakeng mandala mangko, ring prangalas mangke senetan, hyang ngayu hatuduh mangke.

  46. Sang Kunti hangrungu mangke, Raden Sadewa tka, kalawan Raden Sakula mangko, jil Batari panangkilan, glis lampahira mangke.

  47. Katon hanakira mangke, rinangkul tinangisan, lingira Batari Kunti alon, hanak hundi sinangkaningngwang, sunseguh matiya mangke.

  48. Haduh anakingsun mangke, jatena tengsun tuwan, marmmanta bahurip sira mangko, hibu hing nguni hangaturang, tankna ring tadah kule.

  49. Tankapayasa tengsun mangke, tanSangwana hiringngwang, hanangis hahunggwanku hangrempong, mangke pwa hana sihi dewa, hana hurip sira mangke.

  50. Hanembahha sira mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, sama nembahing hibunira, hanangis ta hibu mangke.

  51. Raden Sudamala linghe, matur ring hibunira, marmanira hahuripa mangko, hana hyang hatuduh manira, dadi biSanglukat mangke.

  52. Dadi ta kalukat mangke, hyang dewi maring setra, waluya jati hyang ngayu mangko, kang dokala pada lukat, kang setra taman dadinne.

  53. Wus dadi hyang ngayu mangke, nher sira ngandika, Sadewa hasalin haran mangko, ya ta haran ki Sudamala, hanglukat hyang dewi mangke.

  54. Ya ta hasung sara mangke, nher hatuduh karma, ki suddhamala mangkata mangko, hana karmanta ring mandala, rorwayuhayu rupanne.

  55. Si tambapetra haranne, kang adrwyanakanak, hingka ta lukaten denta mangko, halapen ta · karo hanake, harsaningong sihku mangke.

  56. Mlesut hyang ngayu mangke, mangkat ngwang ring mandala, manira hiku harabi roro, dateng anakira sunweha, sanugal pada hayune.


    Hana ta kang wrtta mangke, yang Sang Pandawa hika, kap~pesad ring yuda ta mangko, si Bima dananjaya hika, dnga takeb lawang mangke.

  57. Batari Kunti nabdane, haduh kakyanakingngwang, ka lingane ta harabi kapo, tansipi bapa hutangingngwang, hana sosotingsun mangke.

  58. Raden Sudamala linghe, haywage hingsun suka, mne ta yan sampun pjah mangko, musuh dene pun Sudamala, pada suka hibu mangke.

  59. Lamun tumandanga mne, kang aran Kalanjaya, pun Sudamala mapaga mangko, haron lawan kakang Sakula, yen iya medali mne.

  60. Dadi hana surak mangke, pinda mareking kuta, Sang ka lanjaya tumandang mangko, swaranya ngerakadi glap, ring jabaning kuta mangke.

  61. Raden danaiijaya linghe matur ring hibunir, manira hamedalana mangko, hanembah Raden Sudamala, ring hibu mwang ring rakane.

  62. Watra denyanembah mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, tumandang mangkyanambut dadap, lawan tuwek ginamele.

  63. Sang darmawangsa dan linghe, hariningsun pangeran, sampuntanyatna kakyariningong, lamun tankawasa denira, hundurrana tengsun mne.

  64. Raden bi ma pangucape, hayo sira pepeka, musuh ta Sadewa timbal mangko, Raden Arjuna mangkyangucap, haywana pepeka mangke.

  65. Mdal ring lawangan mangke, Raden Sudamala, kalawan Raden Sakula mangko, hingiring deni wadwanira, gumentus kang surak mangke.

  66. Saksana tuminghal mangke, detya ran Kalanjaya, ring sira Raden Sakula mangko, kalawan Raden Sudamala, garjita sabdalon mangke.

  67. Delem sapa teku mangke, kang tumanekeng lagan, dan linghe ki dilemojar alon, hingeku Sakula Sadewa, mantage padarupanne.

  68. Pun Sangut hamuwus mangke, sira ngarani pjah, Sadewa lawan Sakula mangko, hika ta mangke sapa bhaya, dudu ta Sadewa mangke.

  69. Hangrungu ta sira mangke, ki dilem wrtta hika, hanengwa wus holih widi reko, Raden Sadewantuk lugraha, saking padanira reke.

  70. Hajana pepeka mangke, ki dilem gustinira, hala ning tanpadoweksa mangko, dadi mangkyanunganing kawak, henak hapahit wekase.

  71. Kalanjaya ngucap mangke, hah hah singko Sadewa, Sakula masa ngko hurip deningong, ko rika pan rare habajang, tan wanyaku ringko mangke.

  72. Raden Sudamala linghe, lah tekakna huga, sanjata si Kalanjaya mangko, lah angapa ta hingong pjah, denmu Kalanjaya mangke.

  73. Pinarekan sira mangke, dera Raden Sadewa, kalawan Raden Sakula mangko, kinon ta Raden Sadewa, tinangkising konta mangke.

  74. Sinrg pinarekan mangke, detya ran Kalanjaya, denira Raden Sadewa mangko, sinuduk trus ta lambungira, mundur rudine mangke.

  75. Kaget hanguwuh ta mangke, detya ran Kalanjaya, ri saksana tiba sira mangko, wus mati detya Kalanjaya, wadwane malayu kabeh.

  76. Pun Sangut malayu mangke, malayu tibatiba, tangitangi tur tiba mangko, pun dilem ring huri lumampah, sada haglis lakunne.

  77. Humulata sira mangke, detya ran Kalantaka, yan wadwanira malayu mangko, Kalantaka mangke hangucap, sapa hika kalingane.

  78. Tkane pun dilem mangke, ri sira Kalantaka, dan linghe pun dilem maturralon, raka pakanira wus pjah, Sadewa matyani mangke.

  79. Kalantaka pangucape, huni Kalantaka wrtta hanengguh Sadewa pjah mangko, Sadewa sira kagetka, hamatyani ring hawake.

  80. Yen hingong kedenga mangke, tanpanti toweksaha, mu ndur ta tkanana pati mangko, hanging si yen hingongrasana, hingong tumandanga mangke.

  81. Kalantaka kroda mangke, haja mundur Sadewa, haku makalawananmu mangko, hangrak hanguwuh sabdanira, sarwyangagem konta mangke.

  82. Linepasan konta mangke, Raden Sudamala, denira Sang Kalantaka mangko, Sadewa mati ngko deningngwang, linepasan konta mangke.

  83. Pinindowangkonta mangke, dinuk sira ring konta, Sadewa tan gingsir sira mangko, kaget kna Raden Sakula, sami tantetes ta mangke.

  84. Pinangan sira ta mangke, dera Raden Sakula, sinuduk dadanira trus mangko, pinidowang dera Sadewa, hanguwuh tur tiba mangke.

  85. Mati Kalantaka mangke, sawadwane wus telas, ama wus kapalayu mangko, kari wadwane Kalantaka, pun Kalanjayaku mangke.

  86. Raden Sudamala mangke, mayenging hadilaga, kalawan Raden Sakula mangko, hanadeg sira hararasan, lah ta mantukakang mangke.

  87. Hnengakna Sang kabeh, dadyana widadara, kalih rupanira pekik anom, dateng mangko Raden Sadewa, padaruparuruh mangke.

  88. Sinwagatan sira mangke, dera Raden Sadewa, kalawan Raden Sakula mangko, pukulun di sinangkanira, lah ta bageya marangke.

    Jatennana tengsun mangke, kayun wingkanne sira, kalawan saparanira mangko, yan dewa kalawan manusa, mwang yang widadara mangke.

    Harisabdanira mangke, dudu hingsun manusa, mwang dewaji widadara mangko, hadinne Kalanjaya ngucap, mwang Kalantaka ta mangke.

  89. Doningsun kaki marangke, sunwaraheng sira, tansipi hagung hutanganingong, tumuli ta lukatiringngwang, mulih widadara mangke.
  90. Sunajatyawarah mangke, ring kaki Sudamala, ya hingsun Sang Citranggada mangko, punika ta Sang Citrasena, samalukat denta mangke.

  91. Hing kuna kaki bakale, kneng sapata hingngwang, denira padanira hyang mangko, dumadi maring setra hika, hatmah Hyang Guru mangke.

  92. Wus genepanamayane, sunange masin papa, hadadi raksasa hawakingngong, tumuli sira mangkyanglukat, hagu ng hutangingsun mangke.

  93. Hingsun wus ta lukat mangke, den ira Sudamala, sira ta samalukata mangko, hanutugkna tuhuhira, muwa Sang Pandawa kabeh.

  94. Digayusarira mangke, rahayu hu rip warsa, paripurna tuhuhana mangko, sakweh hika kaki Pandawa, pada rahayuwwa mangke.

  95. Sira Sang anurat mangke, kihurip warasana, nirroga hatuhuh buyut mangko, kalawan sira Sang amaca, paripurna sira kabeh.

  96. Warnnanen hangrungu mangke sira wuwus kalukat, sama ta hilang wignanya wong, sakwehing hangrnge kalukat, yan telas karenge kabeh.

  97. Saksana wus kesah mangke, sira Sang widadara, wus mantuk mareng kaswargga mangko, kariya Raden Sudamala, mantuk ring nagara mangke.

Label: Sastra, Sejarah, Sudamala
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.