Vihara Avalokitesvara Serang berada di daerah Banten Lama, Serang. Banten adalah wilayah luas subur di bagian barat Pulau Jawa, yang dahulu terkenal dengan Jawara-nya, ilmu hitam maupun putih, suku Baduy, debus, kota baja Cilegon, tempat-tempat eksotis dan masyarakat Islam tradisional yang kuat.
Dengan modal bertanya kami bisa menemukan arah menuju ke Vihara Avalokitesvara, dengan belok kiri mengikuti alur sungai arah ke Pelabuhan Karangantu, belok kiri lagi di pertigaan dan akhirnya mengikuti jalan mengelilingi Benteng Speelwijk sebelum tiba di halaman kelenteng. Bangunan ini merupakan sebuah klenteng Tempat Ibadah Tri Dharma, yang melayani para pengikut tiga aliran kepercayaan, yaitu Kong Hu Cu, Taoisme dan Buddha. Beberapa tahun terakhir, para penganut Tao mendirikan rumah ibadahnya sendiri yang disebut Li Tang.
Nama Banten Lama sudah memancing keingintahuan dengan ilmu hitamnya dimana pada jaman dahulu orang dinasihati untuk berhati-hati dengan tingkah lakunya jika tidak ingin berakhir dengan menemukan benda asing di tubuhnya. Kesan ilmu hitam itu masih kuat, meski Banten telah berubah menjadi masyarakat yang lebih maju dan terbuka, mungkin dengan perkecualian suku Baduy Dalam.
Pada gerbang masuk Vihara Avalokitesvara Serang terlihat arca dua ekor naga yang diukir cantik terlihat memamerkan giginya yang tajam seraya berebut mustika penerang dunia, Matahari. Naga dianggap sebagai mahkluk suci yang melambangkan keselamatan, juga pelindung arah timur (musim semi). Papan nama di bawah atap gapura berbunyi "Yayasan Vihara Avalokitevara Banten", dengan gelantungan lampion bulat menghias di sekitarnya.
Menengok ke bagian belakang bangunan utama kelenteng terlihat lorong dengan lukisan-lukisan indah dan semacam asrama atau penginapan. Ada pula halaman luas dengan pohon rindang dan tempat duduk taman serta gazebo. Di bagian belakang itu juga disimpan joli atau tandu yang biasa diusung pada waktu berlangsungnya pesta perayaan tahun baru Imlek.
Seluruhnya ada 16 patung dewa di klenteng ini. Beberapa bulan setelah kunjungan saya itu terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan vihara dan kabarnya hanya patung Dewi Kwan Im berusia ratusan tahun ini yang bisa diselamatkan dari amukan api.
Sebelumnya vihara ini telah mengalami pemugaran pada tahun 1932. Mengunjungi tempat ini membuat saya teringat dengan kunjungan ke klenteng Tay Kek Sie di Semarang. Kedua kelenteng ini terbuka untuk dikunjungi oleh siapa saja, tidak perduli apa pun agamanya.
Saat itu seorang pria tengah khusyuk dalam doa di altar Dewi Kwan Im Vihara Avalokitesvara Serang. Bagian ini merupakan bagian utama dari kelenteng dengan jajaran patung para dewa. Di altar ini peziarah itu juga berlutut dengan menempelkan keningnya ke lantai sambil memanjatkan doa agar sang dewi berkenan menurunkan berkahnya.
Di atas meja altar utama Vihara Avalokitesvara terdapat beberapa buah alat ritual antik yang elok. Peralatan ritual yang dipergunakan untuk sembahyang itu dihiasi dengan ukiran halus dan indah menyerupai bentuk kura-kura yang menjadi simbol umur panjang, karena usianya yang bisa mencapai ratusan tahun.
Saya sempat berbincang dengan seorang pria sepuh yang menjadi ketua yayasan. Menurutnya, vihara ini didirikan oleh istri Sunan Gunung Jati, bernama Ong Tien Nio. Karena itu vihara telah berdiri sejak tahun 1542. Awalnya lokasinya ada di Desa Dermayon, namun dipindahkan pada 1774 ke lokasi yang sekarang.
Ada sebuah patung Dewi yang ada di salah satu altar Vihara Avalikitesvara Serang yang mungkin adalah dengan dewi Tian Shang Sheng Mu atau Thian Sang Seng Boo, biasa disebut pula dengan nama Ma Zu atau Makco. Ia adalah Dewi Laut, penolong para pelaut, serta pelindung etnis Tionghoa di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara.
Karena usianya yang sudah sangat tua, catatan tentang letusan dahsyat Gunung Krakatau pada 26-27 Agustus 1883 yang disertai awan panas serta tsunami hebat dan menewaskan sekitar 36.000 jiwa itu bisa ditemukan di vihara ini. Saat tsunami terjadi, orang-orang yang berlindung di dalam vihara konon bisa terselamatkan.
Untuk ke Vihara Avalokitesvara Serang gunakan tol Jakarta-Merak, keluar di Serang Timur, jalan lurus menyeberangi lampu merah; pada pertigaan belok ke kiri ke Jl. Ayip Usman. Di ujung jalan belok kanan ke Jl. Raya Kasemen, belok kiri sebelum jembatan menyusuri tepian sungai, belok kiri di pertigaan. Anda harus mengelilingi benteng untuk sampai di vihara.
Alamat Vihara Avalokitesvara Serang berada di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Lokasi GPS : -6.030094, 106.149623, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang hari dan malam. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Serang, Tempat Wisata di Serang, Peta Wisata Serang.
Label:
Banten,
Banten Lama,
Kelenteng,
Serang,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.