Juli 04, 2020

Foto Kawah Merah

Jalan setapak ke Air Panas Kawah Merah Gunung Pancar yang kami lalui setelah melewati salah satu dari dua jembatan bambu yang melintang di atas sungai di ujung sana. Belakangan baru saya ketahui bahwa masing-masing jembatan itu membawa pengunjung ke tempat rendam air panas yang dikelola oleh orang yang berbeda. Tampaknya ada persaingan di sana.



Beberapa kamar rendam pribadi di Air Panas Kawah Merah Gunung Pancar. Di tembok menempel tulisan "Kamar Rendam, Rp. 10.000 per orang, setiap 30 menit". Namun kami tidak berendam di sini, mungkin lain kali. Lalu ada pula tulisan "Alas kaki dilefas" (denganr "f"). Kocak juga. Lokasi kolam kawah rupanya berada di atas tempat rendam air panas ini.



Kawah Merah Gunung Pancar yang berbentuk kolam membulat berpagar pengaman dari bambu. Meskipun tidak terlihat gelegak air panas mendidih, dan tidak tercium juga bau sulfur menyengat, namun bisa dipastikan bahwa orang atau binatang yang tercebur ke dalam kolam kawah ini akan matang dagingnya dalam hanya beberapa hitungan detik saja.



Sumber air panas Kawah Merah Gunung Pancar ini selalu mengeluarkan air yang meluber begitu saja lewat permukaan tanah menyisakan jejak belerang berwarna kuning kemerahan, dan baru kemudian di tampung pada kolam penampungan sederhana sebelum dialirkan ke kolam dan kamar rendam setelah disesuaikan suhunya.



Gerbang sederhana terbuat dari bambu kayu beratap seng, dengan tulisan “Gunung Pancar, Kawah Merah”. Wied berdiri berlatar pegunungan menghijau kebiruan di belakang sana yang menyegarkan mata di sepanjang perjalanan ini. Jalan kakinya tak terlalu jauh dari tempat kendaraan diparkir.



Foto jembatan ini saya ambil setelah melewatinya dalam perjalanan menuju ke Air Panas Kawah Merah Gunung Pancar. Ada dua Jembatan yang menuju ke lokasi air panas Kawah Merah Gunung Pancar yang letaknya berdekatan, satu yang lebih dulu ada di lereng, dan satu lagi yang lebih baru ada di bawahnya.



Tulisan "Gunung Pancar, Kawah Merah" pada sisi kanan gapura masuk yang terbuat dari bambu dan kayu, dengan pondasi semen. Di latar belakang adalah sawah terasering dengan sebuah rumah di atasnya yang menjadi tempat nyaman untuk menikmati pemandangan.



Kolam rendam terbuka ini cukup nyaman lantaran diberi atap. Tempatnya ada di salah satu dari dua lokasi Air Panas Kawah Merah Gunung Pancar yang letaknya berdekatan. Ada dua kolam rendam terbuka di area air panas Kawah Merah Gunung Pancar yang belum punya nama ini, untuk membedakan dengan tempat di sebelah atasnya.



Penjaga air panas Kawah Merah Gunung Pancar tampak tengah duduk di dalam saung yang bisa dipakai untuk bersantai oleh pengunjung. Makanan dan minuman panas juga bisa dipesan diantar ke sini, sebelum atau setelah berendam.



Kawah Merah Gunung Pancar yang berbentuk kolam membulat berpagar pengaman dari bambu. Meskipun tidak terlihat gelegak air panas mendidih, dan tidak tercium juga bau sulfur menyengat, namun bisa dipastikan bahwa orang atau binatang yang tercebur ke dalam kolam kawah ini akan matang dagingnya dalam hanya beberapa hitungan detik saja.



Bangunan-bangunan sederhana di bawah sana adalah tempat rendam lama yang dikelola oleh si bapak. Namun saya tidak turun sampai ke bawah. Bangunan di sebelah kanan adalah musholla, sedangkan bilah-bilah bambu di atas bukit di sebelah kiri adalah kolam penampungan sementara yang berfungsi mendinginkan air agar tidak terlalu panas ketika sampai di kolam rendam.



Tempat rendam Kawah Merah Gunung Pancar itu, dilihat dari jarak lebih dekat. Yang menarik buat saya adalah latar belakang perbukitan dan pegunungannya yang hijau dan asri. Jika saja tempat rendam ini dirancang lebih baik, setidaknya membuang atap-atap plastik dan menggantinya dengan daun rumbia yang lebih menyatu dengan alam, maka tempat ini akan menjadi jauh lebih indah dan menyenangkan.



Melihat kondisi tempat rendam air panas Kawah Merah Gunung Pancar ini sungguh membuat hati trenyuh. Letaknya hanya beberapa menit dari kawasan perumahan mewah Sentul City, dan The Jungle Land yang modern itu.



Tanah lapang itu, dengan dua buah pohon pinang yang kedua puncaknya telah digantungi beragam hadiah untuk diperebutkan sore harinya, saat terik matahari telah mulai turun. Jalan masuk ke Kawah Merah Gunung Pancar terlihat di sebelah kiri. Foto diambil dengan memunggungi masjid yang bentuk halamannya seperti kantung, melebar di dalam.



Air di kolam rendam Air Panas Kawah Merah Gunung Pancar terlihat cukup bersih dan lumayan jernih, namun kami tak mencoba untuk berendam di sana oleh sebab beberapa saat sebelumnya baru berendam di Air Panas Gunung Pancar.



Warna belerang yang coklat kemerah-merahan di tepian kolam Kawah Merah Gunung Pancar inilah yang saya kira menjadi inspirasi dan dipakai sebagai nama bagi kolam air panas ini.




Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.
©2024 Ikuti