Foto yang memperlihatkan luasnya lapangan di sekitar monumen kebulatan Rengasdengklok yang baru. Jika sudah jadi dan ditata dengan baik akan menjadi taman dan ruang terbuka hijau yang nyaman bagi warga.
Rakit penyeberangan itu bisa dibilang lumayan sibuk, pantas kalau ada dua rakit yang dibuat untuk melayani para penyeberang. Cara seperti ini sudah ada sejak jaman dahulu, ketika teknik untuk membuat jembatan gantung dan beton belum ditemukan. Dengan mobilitas penduduk yang semakin tinggi, saya kira pembangunan jembatan sangat diperlukan, dan mungkin saja sekarang sudah ada.
Sesaat sebelum meninggalkan area Monumen Kebulatan Rengas Dengklok saya mampir lagi ke lokasi monumen baru, yang saat itu masih dalam keadaan terbengkalai. Tempat ini yang sekarang tampaknya menjadi Alun-alun Rengasdengklok.
Jika melihat dari Google Streetview, tak banyak yang berubah dari monumen yang ada di sini. Hanya saja pilar-pilarnya sudah tak memperlihatkan batang besi telanjangnya. Kesan saya monumen ini diselesaikan dengan seadanya tanpa perencanaan tata ruang dan lanskap yang baik.
Tampak dekat monumen berupa instalasi tangan dengan gestur jari yang berbeda-beda yang tampaknya terbuat dari lempeng besi atau perunggu. Angka 212 pada monumen tak ada hubungannya dengan nama kelompok pendemo, karena foto ini dibuat jauh sebelum demo dengan angka-angka togel itu muncul.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.