Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Bogor konon merupakan candi Hindu terbesar yang ada di luar Pulau Bali, setelah Pura Besakih yang berada di lereng Gunung Agung. Meski sudah pernah melewati jalan di dekat tempat itu, namun keberadaan pura baru saya ketahui belakangan, sebelum akhirnya bisa mengunjungi tempat indah yang bisa mengendurkan urat pikir itu.
Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Bogor berada 13 km dari Kota Bogor, melewati jalan di depan Pabrik Gong Pancasan arah ke Curug Nangka. Setelah 10 km dari pabrik Gong, terlihat papan nama pura di sisi kiri jalan dimana saya membelokkan kendaraan dan berkendara sejauh 1,4 km melewati jalan tanah berbatu.
Di sekitar pertengahan jalan berbatu menuju pura itu saya sempat berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan ke arah perbukitan di lereng Gunung Salak. Di perbukitan yang terlihat cantik itu ada sebuah rumah yang berdiri sendirian di tempat yang agak tinggi, dikelilingi oleh rimbun pepohonan yang hijau yang tentu akan membuat orang kota terkesan dan ingin mampir ke sana. Sebuah rumah dengan lokasi yang sangat baik, selama Gunung Salak tidur nyenyak.
Setelah meneruskan berkendara, sampailah saya di jalan masuk ke Pura Parahyangan Agung Jagatkartta yang meskipun lebar namun menanjak tajam, sehingga kendaraan harus diparkir begitu saja di tepi jalan. Jalan itu tidak dibuat dalam bentuk trap-trapan sehingga agak terasa repot dan harus sedikit membungkuk ketika menapakkan kaki diatasnya.
Selanjutnya saya berjalan kaki mendaki jalan menanjak itu saat seorang wanita berusia sekitar 40-an tahun tengah bekerja membersihkan jalan dari sampah dedaunan yang jatuh. Di ujung tanjakan saya berbelok ke arah kiri dan terlihat di sana ada bale dimana penjaga pura tengah berbincang dengan seorang tamu. Setelah tamu pergi dan kami berbincang sejenak, penjaga pura itu mengantarkan saya masuk area pura yang lebih dalam.
Tiga pintu gerbang berbentuk paduraksa dengan ornamen indah terlihat pada tingkat ketiga di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Bogor yang bernama Kori Agung, memisahkan bagian tengah dengan bagian utama. Dua arca naga dengan ukiran sangat indah menjagai pintu utama Kori Agung di bagian dalam pura.
Pintu gapura Kori Agung bagian tengah dibuka hanya ketika pura sedang menyelenggarakan acara besar tahunan seperti Galungan, Piodalan (bahasa Bali untuk acara ulang tahun), atau ketika para Sulinggih (pendeta) dari pura lain datang berkunjung untuk mengambil air suci dalam rangkaian Piodalan di Pura mereka. Sependek ingatan, struktur pintu gerbang Candi Bentar yang memisahkan bagian luar (Nista Mandala atau Jaba Sisi) dengan bagian tengah pura mestinya ada sebelum bale.
Patung Ganesha terlihat berada di salah satu sudut di area Jaba Tengah Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Bogor. Arca yang terlihat elok ini berbalut kain kuning dan diapit sepasang payung berwarna putih dan kuning yang terlihat kecil dibanding ukuran patung. Payung adalah lambang perlindungan, untuk mendapat ketentraman lahir dan batin.
Lantaran penjaga keberatan jika saya menaiki undakan Kori Agung untuk memotret Utama Mandala, saya pun berkata biarlah saya melakukan meditasi dulu di sana. Tak punya alasan lagi untuk menolak, penjaga itu pun mengikuti saya menaiki undakan Kori Agung. Ia lalu berdiri menunggu di pintu gapura Kori Agung sementara saya duduk bersila sambil mengosongkan pikiran di tengah lapangan rumput luas selama sekitar 10 menit. Suasana hening diisi oleh suara desir angin dan kicau burung.
Panorama Utama Mandala atau Jaba Jero di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Bogor cukup menggetarkan, dengan latar belakang perbukitan di lereng Gunung Salak. Meskipun matahari bersinar terang, namun hawa dingin pegunungan membuat saya tidak merasakan panas. Setelah beberapa saat mencoba duduk bersemedi, barulah saya memotret bagian tengah pura.
Di ujung Jaba Jero terdapat undakan yang juga ditutup pagar bambu untuk menuju ke bagian paling sakral di pura. Penjaga mengatakan bahwa kadang ia melihat ular putih di area Utama Mandala itu. Tak tahulah apakah ia berkata jujur, atau hanya untuk menghilangkan minat saya masuk ke dalam sana.
Rangkaian acara Ngenteg Linggih (upacara peresmian) pura dimulai pada 19 Agustus 2005. Sedangkan puncak acaranya pada saat Purnama Ketiga. Cikal bakal Pura ini sudah didirikan pada 1995, di lokasi yang konon merupakan tempat suci, dimana terletak petilasan Prabu Siliwangi, raja terbesar Kerajaan Padjajaran.
Alamat Pura Parahyangan Agung Jagatkartta ada di Kampung Warungloa RT 03/09, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Bogor Kabupaten. Lokasi GPS : -6.66959, 106.73544, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang hari. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Label:
Bogor,
Jawa Barat,
Pura,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.