Perjalanan ke Situs Makam Jerman Arca Domas di Gadog, Ciawi, Bogor, cukup lancar, meski sempat terlewati lantaran tak ada tengara. Keluar tol Jagorawi menuju pertigaan Gadog, Ciawi, sekitar 50 meter dari pertigaan saya memotong jalan ke kanan, masuk Jl Pasir Muncang. Ada tengara "Situs Makam Jerman" di kanan jalan.
Jalan beraspal sedikit menanjak ini cukup lebar. Ketika sampai di jalan bercabang, saya bertanya arah dan mengambil simpangan ke kanan. Jika naik Angkot Ciawi - Pasir Muncang, di simpangan Desa Pasir Muncung inilah turun, lanjut naik ojek ke Situs Makam Jerman Arca Domas. Setelah melewati permukiman, jalanan aspal hanya pas satu mobil.
Sampai di ujung jalan aspal, agak jauh di kiri ada pohon kamboja namun saya lanjut ke jalan berbatu. Setelah terhentak di jalan berbatu 500 meter ada akses di kiri, saya masuk dan ternyata menuju ke rumah Pastur asal Italia. Situs Makam Jerman Arca Domas ada di ujung jalan aspal itu. Saya pun putar arah.
Sesampainya di lokasi, memang tidak ada tembok yang membatasi makam dengan area parkir tak resmi di bawah pepohonan. Hanya tumbuhan perdu sebatas pinggang yang menjadi pagar Situs Makam Jerman Arca Domas ini. Paku-pakuan tumbuh subur di sebuah pohon beringin besar dekat jalan masuk Situs Makam Jerman Arca Domas.
Beberapa meter dari pertemuan jalan berbatu dengan jalan beraspal itu saya menghentikan kendaraan di sepetak tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan di bawah pohon pinus seukuran dua pelukan manusia dewasa dan beberapa buah pohon besar lainnya. Hanya ada sebuah motor yang tengah parkir. Penunggangnya adalah sepasang muda-mudi yang tampaknya tengah berpacaran di lokasi makam ketika saya datang. Mereka segera meninggalkan tempat begitu saya tiba. Maaf telah mengganggu …
Situs Makam Jerman Arca Domas terbagi menjadi tiga, dengan deret kubur di sisi kiri kanan yang dibelah tengah oleh jalan yang berujung pada monumen dan tiga buah arca. Arca itu diletakkan sebagai penghormatan terhadap agama tua di Jawa, sehingga ada nama Arca Domas untuk tempat ini.
Arca Domas sendiri berarti delapan ratus patung. Nama Arca Domas juga digunakan oleh orang Baduy Kanekes untuk sebuah tempat suci di daerah Baduy yang lokasinya dirahasiakan. Aneh memang ada kubur tentara Jerman di lokasi yang agak terpencil ini, lantaran pelajaran sejarah tidak pernah menyebut adanya tentara Jerman yang berperang di Hindia Belanda dalam Perang Pasifik.
Pemandangan di dalam kompleks Situs Makam Jerman Arca Domas yang diambil dari ujung jalan masuk, dengan Tugu Peringatan di mulut jalan masuk di dekat pohon beringin, serta area kubur berada di sebelah kirinya. Satu buah tiang bendera berada di masing-masing bidang depan kompleks makam, di dekat kubur jasad tak dikenal ("Unbekannt").
Tugu Peringatan yang dibuat dengan batu marmar hitam itu bertuliskan: "Deutscher Soldatenfriedhof, Tugu Peringatan untuk menghormati prajurit Jerman yang telah Gugur. Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta. Mohon agar menjaga kebersihan tempat ini. Duta Besar". Dua kata pertama berarti "Kubur Tentara Jerman".
Pada Monumen Angkatan Laut Jerman di bagian atas Situs Makam Jerman Arca Domas terdapat tulisan "Dem Tapferen, Deutsch-Ostasiatischen Geschwader, 1914", yang berarti "Sang Pemberani, Skuadron Jerman - Asia Timur, 1914". Dan tulisan "Errichtet von Emil und Theodor Helfferich, 1926" atau "Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich, 1926". Mereka adalah dua bersaudara yang mendirikan monumen ini pada 1926 untuk mengenang tentara Angkatan Laut Jerman yang tewas pada Perang Dunia I, setelah mereka membeli tanah 900 hektar untuk dijadikan perkebunan teh. Keduanya kembali ke Jerman pada 1928 dan menyerahkan pengelolaan perkebunan teh ini kepada Albert Vehring.
Jalan setapak dan undakan membelah di tengah Situs Makam Jerman Arca Domas, berujung pada Monumen Angkatan Laut Jerman. Di sisi kiri, sebaris dengan monumen, terlihat sebuah arca Ganesha, dan di sebelah kanan terdapat sebuah arca Buddha. Tepat di kanan depan monumen terdapat sebuah arca lagi yang berukuran lebih kecil yang sulit dikenali bentuknya.
Patung Buddha di sisi kanan Situs Makam Jerman Arca Domas terbuat dari batu putih dengan sikap Bhumisparsa mudra, memanggil bumi sebagai saksi. Patung Ganesha dengan tatahan halus, duduk beralas tengkorak, lengkap dengan ornamennya. Situs ini cukup terawat, meskipun tidak bisa diperbandingkan dengan Makam Perang Jakarta atau Ereveld Menteng Pulo.
Ada lima kubur berada di sisi bagian kanan Situs Makam Jerman Arca Domas Bogor, dengan nisan berbentuk Eisernes Kreuz atau Salib Besi. Simbol salib besi dengan lambang Swastika di tengahnya digunakan sebagai penghargaan bagi tentara Jerman selama the Third Reich dalam Perang Dunia II. Sejak 1956, lambang ini kembali digunakan oleh militer Jerman, tanpa lambang Swastika.
Nama yang tertera pada nisan adalah: ObLt z. S. Friedrich Steinfeld Kdt U-195 15.12.1914 30.11.1945; Schiffszimmermann Eduar Onnen 14.12.1906 15.04.1945; Letnant z.S. W. Martens 10.1945; ObGefr Will Petschow 31.12.1912 28.09.1945, dan ObLt z.S. Willi Schlummer 12.10.1945. Nomor-nomor adalah tanggal lahir dan / atau tanggal wafat saja. U-195 adalah kapal selam Jerman Jenis IXD1 transport U-boat yang diluncurkan di Bremen pada 8 April 1942, dan mulai bertugas 5 September 1942 dibawah komando Korvettenkapitän Heinz Buchholz.
Pada patroli ke-2, kapal U-195 di bawah komando Oblt. Friedrich Steinfeldt meninggalkan Bordeaux Perancis (diduduki Jerman) pada 24 Augustus 1944 dan tiba di Batavia pada 28 Desember, setelah berlayar selama 127 hari. Kapal ini diduga membawa kargo 12 roket V-2 untuk tentara Jepang. V-2 merupakan misil balistik buatan ilmuwan Jerman pada Perang Dunia II, yang menjadi misil balistik tempur jarak jauh pertama di dunia, dan benda buatan manusia pertama yang masuk ke luar angkasa.
Kapal ini meninggalkan Batavia pada 19 January 1945 mengarungi Samudera Hindia, di Selatan Madagascar, dan kembali lagi ke Batavia pada 4 Maret. Ketika Jerman menyerah pada Mei 1945, U-195 diambil alih AL Jepang dan diberi nama I-506 pada 15 Juli. Friedrich Steinfeld, komandan kapal U-195 itu, dikabarkan meninggal karena disentri ketika menjadi tawanan Belanda. Di sisi kiri ada tiga buah kubur lagi, yaitu Kptlt Hermann Tangermann 11.10.1910 23.08.1945; Leutnant Ing. Wilhelm Jens 07.11.1907 12.10.1945; ObLt u. LI Dr. Ing. H. Haake U-196 1014 30.11.1944.
U-196 adalah kapal Jerman yang meninggalkan Bordeaux 16 Maret 1944 bersama U-181 dan tiba di Penang 10 Agustus 1944. Pada 30 November, U-196 meninggalkan Batavia namun tidak pernah kembali, diduga tenggelam terkena ranjau. Tanggal meninggal Dr. Ing. H. Haake adalah berlayarnya kapal U-196 meninggalkan Batavia, dan lenyap secara misterius.
Adanya Situs Makam Jerman Arca Domas di Desa Pasir Muncang, Gadog, Ciawi Bogor ini menjadi bukti tak terbantahkan tentang adanya keterlibatan pasukan militer Jerman pada Perang Pasifik di wilayah Hindia Belanda dan umumnya di Asia Tenggara. Sebuah fakta sejarah yang mestinya juga dimasukkan dalam buku pelajaran di sekolah menengah.
Lokasi Situs Makam Jerman Arca Domas berada di Desa Pasir Muncang, Gadog, Ciawi, Bogor. Lokasi GPS : -6.70754, 106.91064, Waze ( smartphone Android dan iOS ). Jam buka : sepanjang waktu. Harga tiket masuk : gratis. Hotel di Bogor, Hotel di Bogor Kota, Peta Wisata Bogor, Tempat Wisata di Bogor.
Label:
Bogor,
Jawa Barat,
Makam,
Situs,
Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.