Beberapa meter dari pertemuan jalan berbatu dengan jalan beraspal itu saya menghentikan kendaraan di sepetak tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan di bawah pohon pinus seukuran dua pelukan manusia dewasa dan beberapa buah pohon besar lainnya. Hanya ada sebuah motor yang tengah parkir. Penunggangnya adalah sepasang muda-mudi yang tampaknya tengah berpacaran di lokasi makam ketika saya datang. Mereka segera meninggalkan tempat begitu saya tiba. Maaf telah mengganggu …
Pemandangan di dalam kompleks Situs Makam Jerman Arca Domas yang diambil dari ujung jalan masuk, dengan Tugu Peringatan di mulut jalan masuk di dekat pohon beringin, serta area kubur berada di sebelah kirinya. Satu buah tiang bendera berada di masing-masing bidang depan kompleks makam, di dekat kubur jasad tak dikenal ("Unbekannt").
Jalan dan undakan yang membelah di tengah Situs Makam Jerman Arca Domas, berujung pada Monumen Angkatan Laut Jerman. Di sisi kiri, sebaris dengan monumen, terlihat sebuah arca Ganesha, dan di sebelah kanan terdapat sebuah arca Buddha. Tepat di kanan depan monumen terdapat sebuah arca lagi yang berukuran lebih kecil yang sulit dikenali bentuknya. Patung Buddha di sisi kanan Situs Makam Jerman Arca Domas terbuat dari batu putih dengan sikap Bhumisparsa mudra, memanggil bumi sebagai saksi. Patung Ganesha dengan tatahan halus, duduk beralas tengkorak, lengkap dengan ornamennya. Situs ini cukup terawat, meskipun tidak bisa diperbandingkan dengan Makam Perang Jakarta atau Ereveld Menteng Pulo.
Lima kubur berada di sisi bagian kanan, dengan nisan berbentuk Eisernes Kreuz atau Salib Besi. Simbol salib besi dengan lambang Swastika di tengahnya digunakan sebagai penghargaan bagi tentara Jerman selama the Third Reich dalam Perang Dunia II. Sejak 1956, lambang ini kembali digunakan oleh militer Jerman, tanpa lambang Swastika. Nama yang tertera pada nisan adalah: ObLt z. S. Friedrich Steinfeld Kdt U-195 15.12.1914 30.11.1945; Schiffszimmermann Eduar Onnen 14.12.1906 15.04.1945; Letnant z.S. W. Martens 10.1945; ObGefr Will Petschow 31.12.1912 28.09.1945, dan ObLt z.S. Willi Schlummer 12.10.1945. Nomor-nomor adalah tanggal lahir dan / atau tanggal wafat saja. U-195 adalah kapal selam Jerman Jenis IXD1 transport U-boat yang diluncurkan di Bremen pada 8 April 1942, dan mulai bertugas 5 September 1942 dibawah komando Korvettenkapitän Heinz Buchholz.
Jalan berbatu menghentak-hentak sejauh 1 km pulang balik seperti inilah yang dengan sia-sia saya lewati. Ini pemandangan ketika saya telah balik arah. Pada arah sebaliknya ada jalan masuk di kiri yang lumayan mulus. Jalanan itu menurun, berkelok. Di kelokan kedua saya berjumpa dengan seorang pria, yang memberi tahu saya bahwa jalan ini menuju rumah Pastur asal Italia, dan bahwa Situs Makam Jerman Arca Domas ada di ujung jalan beraspal.
Pemandangan yang sempat saya ambil di sisi kiri jalan berbatu setelah berbalik arah dari jalan ke rumah pastur itu. Jika Situs Makam Jerman Arca Domas ini berada di kaki Gunung Pangrango pada ketinggian sekitar 1000 mdpl, maka gunung yang terlihat pada foto itu tampaknya adalah Gunung Salak, melihat bagian puncaknya yang agak memanjang.
Tugu Peringatan Makam Jerman Arca Domas yang akan terlewati pengunjung ketika memasuki kompleks situs. Tulisan pada Tugu Peringatan itu berbunyi: “Deutscher Soldatenfriedhof, Tugu Peringatan untuk menghormati prajurit Jerman yang telah Gugur. Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta. Mohon agar menjaga kebersihan tempat ini. Duta Besar”. Dua kata pertama lebih kurang berarti “Kubur Tentara Jerman”. Agak aneh memang bahwa ada kubur tentara Jerman di tempat ini, lantaran dalam pelajaran sejarah tidak pernah disebutkan adanya tentara Jerman yang berperang di kawasan Hindia Belanda pada saat Perang Pasifik.
Tugu Peringatan Makam Jerman Arca Domas yang akan terlewati pengunjung ketika memasuki kompleks situs. Tulisan pada Tugu Peringatan itu berbunyi: “Deutscher Soldatenfriedhof, Tugu Peringatan untuk menghormati prajurit Jerman yang telah Gugur. Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta. Mohon agar menjaga kebersihan tempat ini. Duta Besar”. Dua kata pertama lebih kurang berarti “Kubur Tentara Jerman”. Agak aneh memang bahwa ada kubur tentara Jerman di tempat ini, lantaran dalam pelajaran sejarah tidak pernah disebutkan adanya tentara Jerman yang berperang di kawasan Hindia Belanda pada saat Perang Pasifik.
Suasana di Situs Makam Jerman Arca Domas yang terlihat cukup terawat dan rapi, meskipun tidak bisa diperbandingkan dengan kerapihan Makam Perang Jakarta atau Ereveld Menteng Pulo. Situs Makam Jerman Arca Domas ini terbagi menjadi tiga bagian, dengan deret kubur di sisi kiri kanan yang dibelah tengah oleh jalan yang berujung pada wilayah kepala dimana terdapat monumen cukup besar dan tiga buah arca.
Makam ObLt z. S. Friedrich Steinfeld, komandan kapal Jerman U-195. Ia lahir pada 15 Desember 1914 dan meninggal pada 30 November 1945. Tanggal meninggalnya adalah setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, dan ketika sekutu masih bertempur melawan pejuang di Surabaya pada pertempuran yang dimulai sejak 10 November 1945, menyusul tewasnya Mallaby. Friedrich Steinfeld dikabarkan meninggal karena disentri ketika menjadi tawanan Belanda.
Makam Schiffszimmermann Eduar Onnen yang lahir pada 14 Desember 1906 dan meninggal pada 15 April 1945. Tanggal lahir pada semua makam ini menggunakan lambang bintang, sedangkan tanda meninggal memakai simbol pedang bersilang.
Makam Letnant z.S. W. Martens yang tidak diketahui tanggal lahirnya dan tanggal meninggalnya pun tak jelas, hanya ditulis pada bulan 10 tahun 1945. Nisan berbentuk salib simetris yang melebar pada setiap sudut ujungnya itu dikenal dengan nama Eisernes Kreuz atau Salib Besi.
Makam ObGefr Will Petschow yang lahir pada 31 Desember 1912 dan meninggal pada 28 September 1945. Simbol salib besi dengan lambang Swastika di tengahnya digunakan sebagai penghargaan bagi tentara Jerman selama the Third Reich dalam Perang Dunia II. Sejak 1956, lambang ini kembali digunakan oleh militer Jerman, tentu saja tanpa lambang Swastika di tengahnya. Tidak pula ada lambang Swastika di tengah salib yang dibuat dari semen ini. Sebagai gantinya terdapat nama serta keterangan lainnya tentang jasad yang ada dalam kubur.
Makam paling kanan milik ObLt z.S. Willi Schlummer yang tidak diketahui kapan lahirnya dan meninggal pada 12 Oktober 1945. U-195 adalah kapal selam Jerman Jenis IXD1 transport U-boat yang diluncurkan di Bremen pada 8 April 1942, dan mulai bertugas 5 September 1942 dibawah komando Korvettenkapitän Heinz Buchholz. Pada patroli ke-2, kapal U-195 yang sudah berada dibawah komando Oblt. Friedrich Steinfeldt meninggalkan Bordeaux, Perancis (yang saat itu diduduki Jerman), pada 24 Augustus 1944 dan tiba di Batavia pada 28 Desember, setelah berlayar selama 127 hari.
Di sisi bagian kiri tengah hanya terdapat tiga buah kubur, dari kanan ke kiri adalah Kptlt Hermann Tangermann, Leutnant Ing. Wilhelm Jens, dan ObLt u. LI Dr. Ing. H. Haake U-196. DI latar belakang adalah Arca Ganesha.
Makam Kptlt Hermann Tangermann yang lahir pada 11 Oktober 1910, dan meninggal pada 23 Agustus 1945. Di belakang kanan adalah Monumen Angkatan Laut Jerman, dengan sebuah patung kecil di depannya, serta arca Ganesha di sebelah kiri.
Makam Leutnant Ing. Wilhelm Jens yang lahir pada 07 November 1907, dan wafat pada 12 Oktober 1945. Keberadaan arca-arca di belakang sana adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap agama-agama tua di Jawa, dan itu pula yang tampaknya membuat penduduk setempat memberi nama Arca Domas pada tempat ini.
Nisan yang sudah berubah warna kekuningan ini milik ObLt u. LI Dr. Ing. H. Haake U-196 yang lahir 1014, dan diperkirakan tewas pada 30 November 1944. U-196 adalah kapal Jerman yang meninggalkan Bordeaux pada 16 Maret 1944 bersama U-181 ke Timur Jauh, dan tiba di Penang pada 10 Agustus 1944. Pada 30 November, U-196 meninggalkan Batavia namun tidak pernah kembali lagi, diduga tenggelam terkena ranjau laut. Tanggal meninggal yang tertera pada makam Dr. Ing. H. Haake adalah tanggal berlayarnya kapal U-196 meninggalkan Batavia, untuk kemudian lenyap secara misterius.
Monumen Angkatan Laut Jerman di bagian atas kompleks Situs Makam Jerman Arca Domas, bertuliskan “Dem Tapferen, Deutsch-Ostasiatischen Geschwader, 1914?, yang berarti “Sang Pemberani, Skuadron Jerman – Asia Timur, 1914?. Di bawahnya terdapat lagi tulisan “Errichtet von Emil und Theodor Helfferich, 1926? atau “Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich, 1926?. Mereka adalah dua bersaudara yang mendirikan monumen ini pada 1926 untuk mengenang tentara Angkatan Laut Jerman yang tewas pada Perang Dunia I, setelah membeli tanah 900 hektar untuk dijadikan perkebunan teh. Keduanya kembali ke Jerman pada 1928 dan menyerahkan pengelolaan perkebunan teh ini kepada Albert Vehring.
Patung Buddha terbuat dari batu putih dengan sikap tubuh Bhumisparsa mudra, melambangkan memanggil bumi sebagai saksi, berada di sisi kanan atas kompleks Situs Makam Jerman Arca Domas.
Patung Ganesha dengan tatahan halus, duduk beralaskan tengkorak, lengkap dengan ornamennya, berada di sisi bagian kiri Situs Makam Jerman Arca Domas. Selain pohon-pohon besar di samping kubur yang memberi keteduhan, pohon-pohon Kamboja yang daunnya meranggas di tengah kubur ini menjadi pemandangan tersendiri yang cukup memikat.
Pemandangan kompleks Situs Makam Jerman Arca Domas yang diambil dari belakang arca Ganesha, memperlihatkan suasan makam yang teduh dan asri. Dana perawatan untuk makam ini tampaknya disokong oleh Kedubes Jerman.
Salah satu dari kubur dengan tulisan "Unbekannt" pada nisannya, yang artinya pemilik makamnya tak dikenal. Ada beberapa kubur dengan tengara semacam ini di bagian depan makam, mungkin karena tuanya sehingga ukiran namanya telah hilang dan tak ada dokumentasi yang bisa digunakan untuk memperbarui nama pada nisannya.
Pohon kamboja yang daunnya meranggas di dalam Situs Makam Jerman Arca Domas itu, yang biasa menjadi penanda akan adanya sebuah makam, memang terletak agak jauh dari tepi jalan. Tidak pula ada tembok yang membatasi lokasi makam dengan area di bawah pepohonan, salah satu hal yang membuat saya terkecoh. Hanya ada tumbuhan perdu sebatas pinggang yang menjadi pagar hidup di Situs Makam Jerman Arca Domas ini.
Pohon tua yang besar dan tinggi itu, seolah menjadi penjaga setia dan saksi hidup tentang peristiwa apa saja yang pernah terjadi di lokasi Situs Makam Jerman ini.
Pandangan dekat pada tugu utama di Situs Makam Jerman Arca Domas, yang tulisan pada dindingnya masih bisa terbaca dengan sangat jelas.
Pandangan lebih dekat pada Arca Buddha yang terbuat dari batu putih dan terlihat kondisinya masih cukup baik.
Pandangan dekat pada arca yang letaknya berada di samping depan tugu. Bentuk arcanya terlihat masih utuh dan dalam kondisi yang cukup baik, hanya saja terlihat kusam karena terpaan hujan dan panas.
Pandangan lebih dekat pada Arca Ganesha yang kondisinya juga terlihat masih sangat baik. Berbeda dengan umumnya arca Ganesha, setidaknya sependek ingatan saya, pada arca ini ada cukup banyak relief tengkorak, yaitu beberapa buah diduduki olehnya, masing-masing satu tengkorak pada telinga kiri kanan, dan satu ada di atas kepalanya.
Label:
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.