Undakan situs belum rapi, sehingga kami harus melompat ke atas tebing, dan melewati lintasan setapak yang tak jelas benar alurnya. Setidaknya begitulah yang saya ingat. Namun demikian, situs Beji Kuwarasan ini hanya beberapa meter dari undakan ke Makam Ki Bodronolo.
Ada satu sumur lagi yang disebut Beji Kuwarasan atau Belik Kuwarasan, yaitu yang ada di depan kompleks Makam Aroeng Binang Kebejen, hanya saja belik itu lebih dikenal dengan nama Sendang Arum. Masing-masing beji itu tampaknya memiliki cerita mistiknya sendiri, yang orang boleh percaya boleh tidak karena pengalaman kebatinan orang bisa berbeda antara datu dengan yang lainnya.
Papan Tengara Cagar Budaya Situs Beji Kuwarasan yang terlihat masih cukup bagus kondisinya, dengan ancaman denda dan pidana bagi mereka yang merusak atau merubah lingkungan sekitarnya atau membawa pergi dari tempat yang seharusnya. Tampak di belakang sana adalah Rohmat yang tengah berjalan mendekati tempat situs Beji Kuwarasan.
Konon Situs Beji Kuwarasan dibuat oleh Ki Ageng Geseng atau Sunan Geseng yang disebut tinggal di Gunung Geyong, gunung dimana Beji Kuwarasan ini berada. Namun cungkup bangunan Petilasan Sunan Geseng justru berada di pinggir Bendung Bedegolan yang saya kunjungi beberapa waktu sebelumnya, meski tak bisa masuk ke dalam cungkup.
Namanya petilasan memang mestinya bukan sebagai tempat tinggal, namun lebih sebagai tempat persinggahan sementara, entah dalam rangka mengajar atau berdakwah atau untuk menyepi guna mendapatkan pencerahan dan ketenangan jiwa. Tak jelas apakah Situs Beji Kuwarasan ini lokasinya ada di dekat rumah sang sunan dahulu.
Penampakan Situs Beji Kuwarasan Karangkembang yang bentuk bagian atasnya segi empat dan di bawahnya bongkahan batu gunung berukuran luar biasa besar yang bagian bawahnya terbenam tanah. Jika benar bahwa semua batu berasal dari magma, maka entah gunung api mana yang memuntahkan lahar hingga sampai ke atas bukit ini.
Bentuk segi empat di bagian atas itu sepertinya kombinasi batu gunung dan semen, yang mengingatkan saya pada Yoni, simbol kelamin perempuan, yang biasanya dipasangkan dengan Lingga, simbol kelamin pria. Hanya saja bentuk persegi yang ada di beji ini tidak ada cerat di bagian atasnya untuk mengalirkan air ke penampungan.
Jika saja ada seorang ahli pahat batu dengan ketrampilan dan imajinasi yang mumpuni, bongkahan batu gunung yang sangat besar Beji Kuwarasan Karangkembang itu bisa ditatah menjadi bentuk Dwarapala berukuran raksasa, yang akan membuat tempat ini tidak akan sepi pengunjung lagi.
Entah bagaimana caranya dahulu Ki Ageng Geseng melubangi batu gunung yang besar dan keras itu, dan bagaimana pula ia bisa tahu bahwa di bawah batu gunung itu ada sumber air yang jernih, padahal batu ini ada di pinggang gunung. Mungkin bukan hanya isapan jempol jika dikatakan bahwa orang jaman dahulu ada yang memiliki ilmu kesaktian tinggi.
Lubang sumur Situs Beji Kuwarasan berbentuk bulat dan garis tengahnya boleh dibilang kecil. Di bawah lubang yang ada di bagian sebelah atas, masih ada lagi lubang di bawahnya yang lebih kecil lagi, seukuran paralon dengan diameter yang lumayan besar.
Ini mengingatkan saya pada kesaktian tokoh fiktif Mahesa Jenar dalam buku Nagasasra Sabuk Inten karangan mendiang SH Mintardja, yang dengan aji Sasra Bhirawa-nya yang belum matang pun sudah sanggup memecahkan batu hitam sebesar kepala kerbau dengan hanya memakai sisi telapak tangannya.
Meskipun nama Beji sudah saya dengar sejak kecil di Purwokerto, karena ada nama Desa Beji di Kecamatan Kedungbanteng, namun baru setelah dari kunjungan ke Situs Beji Kuwarasan ini saya tahu bahwa arti nama beji adalah sumur atau belik, atau sumber air. Jadi Beji Kuwarasan kurang lebih berarti sebuah belik yang airnya bisa membuat orang sehat.
Ada cerita mistik di seputar Situs Beji Kuwarasan. Sebagian terkait dengan batu penutup Beji, dan air Beji yang tak pernah kering meski pada musim kemarau. Hanya saja tak semua orang bisa mengambil air yang ada di Beji, karena konon bergantung pada niatnya. Jika saja bertemu dengan tetua Dukuh Kuwarasan mungkin ada lagi cerita mistik menarik lainnya.
Bagaimana pun kisah yang beredar seputar situs semacam Beji Kuwarasan Karangkembang ini patut dijaga dan dilestarikan keberadaannya, termasuk situsnya sendiri, sebagai semacam portal penghubung antara masa lalu dengan masa kini, yang akan berlanjut terus ke masa mendatang. Ketiadaan tempat dan cerita seperti itu akan membuat sebuah desa atau kota menjadi seolah tak berjiwa.
Beji Kuwarasan Karangkembang Kebumen
Alamat : Dukuh Kuwarasan, Desa Karangkembang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.Label: Jawa Tengah, Kebumen, Sendang, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.