September 09, 2020

Tanah Lot Bali

Tanah Lot Bali menjadi satu-satunya tujuan perjalanan pada sore itu, sesaat setelah meninggalkan Puja Mandala, dan sempat pula memotret Patung Ngurah Rai. Lama saya tidak berkunjung ke Tanah Lot, namun sisa ingatan tentang keindahannya tak pernah hilang.

Meskipun jalan agak tersendat di beberapa titik, namun perjalanan ke Tanah Lot boleh dikatakan cukup lancar, melewati jalan mulus sedikit berkelok, sehingga sampai di lokasi parkir sekitar jam 5 lewat sedikit. Setelah membayar karcis masuk, saya tinggal mengikuti jalanan padat manusia diantara toko-toko suvenir di kiri kanannya menuju pantai. Tak lama kemudian saya sampai di tengara "Perlindungan Pura Tanah Lot" dengan latar belakang candi bentar dan pantai tepian Selat Bali bersambung ke laut lepas Samudera Hindia. Tampaknya tempat di Tanah Lot ini merupakan salah satu favorit para pejalan untuk berfoto.

Berjalan ke pinggiran pantai, terlihat seorang turis wanita dengan tas di punggung tengah sendirian menikmati pemandangan debur ombak susul menyusul menggempur karang pantai Tanah Lot, menimbulkan suara gemuruh tak henti, buih putih pun berlarian merayapi karang dan hilang tak berbekas. Panorama di sebelah kanan memperlihatkan hamparan karang pantai siap menyambut buih gelombang laut menghantamnya. Sementara di latar belakang terdapat sebuah karang besar menjorok ke laut, saat beberapa orang pria tengah berdiri dengan pancing terjulur.

tanah lot bali

Tanah Lot dengan latar belakang batu karang besar dimana terdapat Pura Tanah Lot, sementara banyak pejalan memilih berkerumun di bibir pantai menanti saat matahari tenggelam, namun sayang awan kelabu menutup cakrawala, menyembunyikan matahari dan sebagian bias sinar lembayungnya dari pandang mata.

Setelah beberapa saat menikmati suasana di sekitar tempat ini, saya pun berjalan menuju ke arah bagian kanan Tanah Lot dimana terdapat tebing karang menjorok ke laut untuk melihat pemandangan dari arah sana. Saya tidak menyeberang ke pura karena air terlihat cukup tinggi.

Saya melewati Pura Luhur Penataran Tanah Lot dengan gerbang candi bentar namun pagar besinya tertutup rapat. Pura ini berada di bagian kanan area Tanah Lot. Jalanan setapak agak mendaki, lalu terlihat sebuah taman cukup luas.

tanah lot bali

Saya sempat memotret pemandangan dari sisi kanan karang menjorok yang ada di tengah area Tanah Lot yang dicapai setelah melewati Pura Luhur Penataran Tanah Lot dan taman, diambil dengan lensa tele. Terlihat sebuah tanjung karang lagi yang bolong di bagian bawahnya, serta sebuah pura di atasnya. Meskipun beberapa orang tampak tengah berkerumun di tanjung karang yang bolong ini, namun karena jaraknya sepertinya jauh, saya tidak tergerak untuk pergi melangkahkan kaki mengunjunginya. Mungkin lain kali.

Semakin mendekati senja semakin banyak orang berkerumun di pinggiran pantai Tanah Lot yang memiliki keunikan tersendiri dibanding daerah lain di Bali ini, sehingga sangat mudah dikenali oleh pejalan ketika melihat fotonya.

Area Tanah Lot yang luas ini sepertinya tidak pernah sepi dari kunjungan wisman dan pejalan lokal. Selain memadati area tepian pantai dan menyeberang ke pulau karang dimana Pura Tanah Lot, ternyata masih banyak titik lain yang bisa digunakan untuk menikmati panorama senja di Tanah Lot.

tanah lot bali

Siluet Pura Tanah Lot serta bongkah karang besar di bawahnya, dilihat dari ujung karang menjorok di bagian kanan area Tanah Lot, dimana terdapat orang yang tengah memancing ikan. Gelombang air laut di sebelah kanan terlihat mengalun mulus indah, meskipun langit tidak banyak memperlihatkan keelokan semburat lembayungnya, sementara gelombang yang di sebelah kiri sudah pecah membentur karang membentuk buih putih yang indah.

Konon Pura Tanah Lot dibangun pada abad ke-16 oleh Danghyang Nirartha, seorang brahmana pengembara dari Jawa. Ketika ia berhasil memperkuat kepercayaan orang Bali terhadap ajaran Hindu, Bendesa Beraben penguasa Tanah Lot saat itu menjadi marah karena banyak kehilangan pengikut, sehingga Danghyang Nirartha pun disuruhnya pergi dari Tanah Lot.

Sebelum pergi, Danghyang Nirartha menunjukkan kesaktiannya dengan memindahkan bongkahan karang besar ke laut dan membangun Pura Pakendungan di atasnya, yang lebih dikenal sebagai Pura Tanah Lot. Selendangnya menjelma menjadi ular suci penjaga pura. Bendesa Beraben pun takluk dan menjadi pengikut setia Danghyang Nirartha, sehingga ia pun diberi keris Jaramenara atau Ki Baru Gajah. Keris keramat pemberian Danghyang Nirartha itu kini disimpan di Puri Kediri dan diupacarai setiap Hari Raya Kuningan.


Saya berjalan dan berhenti ke beberapa titik di karang menjorok di sisi kanan area Tanah Lot itu untuk menikmati panorama sekitar dan sesekali memotret untuk mendapatkan sudut pandang yang berbeda. Setelah puas barulah saya melangkah pergi.

Ketika sampai di area sekitar taman, ternyata saya juga bisa melihat dan menikmati pemandangan ke arah Pura Tanah Lot di ujung sana, dengan latar depan pepohonan dan tanaman perdu di taman yang asri. Tempat duduk taman juga ada di sini untuk sesaat beristirahat.

Meskipun pejalan tidak diperbolehkan masuk ke dalam Pura Tanah Lot yang berada di atas karang besar itu, namun ada gua di bawah pura dimana terdapat sumber air tawar sakral bernama Tirta Pabersihan, dimana pejalan bisa membasuh muka disana. Pengunjung juga bisa masuk ke gua di depannya yang di dalamnya terdapat ular suci yang dijaga seorang berpakaian adat.


Tanah Lot Tabanan Bali

Alamat : Desa Beraban Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali. Lokasi GPS : -8.61734, 115.08889, Waze. Hotel di Tabanan, Tempat Wisata di Tabanan, Hotel di Bali, Peta Wisata Bali, Tempat Wisata di Bali.
Label: Bali, Pantai, Pura, Tabanan, Wisata
Bagikan ke: WhatsApp, Email. Print!.

aroengbinang, seorang penyusur jalan.
Traktir BA secangkir kopi? Scan via 'Bayar' GoPay.